8

24 13 3
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu. Tapi tak seperti siswa lain yang semangat saat jam istirahat, Fayya menunduk lesu di bangkunya.

"Liss kok Deon ga nyariin gue ya?"

Lista yang sudah paham tabiat Fayya hanya memutar bola mata jengah. Apa dia kata, Fayya itu bucin.

"Liss!!" Fayya menggoyang-goyangkan lengan Lista.

"Kan lo sendiri yang minta Deon buat ga ngajak ngomong dulu sampe pulang sekolah"

"Maksud gue tuh bukan gitu" Fayya kembali menelungkupkan kepalanya keatas meja.

"Kenapa dia ga usaha ngebujuk gue, nyariin gue, atau minta maaf?"

"Dengerin gue, jangan sengaja lari buat dikejar, cinta ga sebercanda itu. Mending sekarang lo chat Deon, suruh kesini. Selesein masalah kalian. Pusing gue liat lo uring-uringan ga jelas" Lista berdiri, pergi ke kantin meninggalkan Fayya yang termenung sibuk dengan fikriannya sendiri.

Didalam benaknya gadis itu membenarkan perkataan Lista. Jangan sengaja lari untuk dikejar. Karena belum tentu Deon berfikiran untuk mengejarnya.

Fayya membuka ponsel, mengetikan pesan pada Deon, memintanya datang ke kelas untuk membawakan Fayya makanan, karena dia merasa lapar.

Gengsi sebenarnya, Fayya seperti menjilat ludahnya sendiri. Tapi demi keberlanjutan hubungannya dengan Deon, Fayya harus mengesampingkan rasa malunya.

Tak lama Deon datang membawa roti dan sekotak susu coklat. Cowok itu mendudukan diri disamping Fayya.

"Nih makan" Deon membuka kemasan roti dan menyodorkannya pada Fayya.

Fayya menerima roti tersebut dan melahapnya dalam diam.

"Eungg Yon!"

Deon yang sedang sibuk memperhatikan seisi kelas menoleh.

"Kayanya gue ga jadi ngambek deh"

Deon mengangkat sebelah alis, "Kenapa emang?"

"Ya gapapa, gue ngerasa terlalu berlebihan aja"

Deon tersenyum, "Wajar kok kalo lo marah, ini juga salah gue. Harusnya gue ngabarin lo dulu"

"Lo lupa kan? Itu manusiawi"

"Maafin gue ya Fayy, belom bisa jadiin lo prioritas"

Fayya tersenyum kecut, dia memang bukan prioritasnya Deon. Memangnya Fayya itu siapa sampai ingin dinomor satukan? Fayya hanya teman dekat Deon sedari kecil dan tak sengaja menyimpan rasa pada cowok itu.

Bukannya tak ingin marah, Fayya hanya sadar akan posisinya. Kalau saja Deon tak mau memcoba membuka hati untuknya, jelas Fayya bukan siapa siapa untuk Deon.

"Apa gue punya kesempatan buat dijadiin prioritas?" Fayya bertanya dengan ragu.

"Setiap orang punya kesempatan Fayy"

Fayya mengangguk mengerti. Iya, setiap orang punya kesempatan.

○●○

Jam pelajaran ketiga adalah matematika. Kelas Fayya, kelas 11 IPA 2 sudah tak karuan bentuknya. Padahal mereka sudah diberi tugas oleh Bu Dini yang sedang cuti melahirkan.


Andreas malik si biang onar sedang berbuat gaduh dipojok kelas. Berjoget diiringi musik dj remix indo dengan volume kencang. Tak sendirian, Andreas berjoget ditemani Bobi yang tak kalah rusuhnya.

Disudut depan dekat meja guru, Ikmal si ganteng kalem sedang asik bermain game dan ditempeli cewek-cewek centil. Dilihat dari kejauhan Ikmal seperti gula yang dikerubungi semut rangrang.

Lista yang biasanya molor entah kesambet setan apa malah sibuk mengerjakan tugas.

Fayya merasa bosan, akhirnya gadis itu memutuskan untuk menjadi salah satu semut rangrang dari sekian banyak populasi semut rangrang—cewek centil— dikelas ini.

Dengan santai Fayya berjalan menghampiri Ikmal.

"Minggir lo semua! Ayang gue kepanasan tuh"

Dikelas, Ikmal dijuluki cokiber. Cowok kita bersama. Tak jarang para cewek akan rusuh memperebutkan Ikmal. Ikmal yang memang dasarnya pendiam, kalem kalem saja saat diperebutkan. Tidak menolak, tidak juga menerima. Itulah daya tarik cowok itu. Membuat para cewek gemas.

Andine yang anteng mengamati permain game disamping Ikmal mendelik tak suka.

"Dih ape lu melotot melotot?" Fayya mengangkat dagu menantang.

Andine hanya mendecih.

Tak puas membuat kerusuhan, Fayya menarik lengan Andine kasar agar cewek itu menjauh dari Ikmal.

Fayya kalau gabut tingkahnya suka random. Sekarang gantian Fayya yang menempeli Ikmal. Melihat itu Andine segera membuka ponsel dan mengetikkan sesuatu. Lihat saja, dia akan membalas perbuatan Fayya. Drama sekali memang Andine ini.

Tak lama ponsel Fayya berdering.

Deon❤️ is calling...

"Hallo Yon kenapa? Tumben nelpon"

"Jangan ikut-ikutan menelin Ikmal, kasian dia digangguin uler sawah kayak lo"

Fayya melotot.











"SIAPA YANG CEPUIN GUEEE?!!"

Dibangkunya Andine sudah cekikikan mendengar teriakan Fayya yang menggelegar.

hold meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang