Hari sudah hampir gelap, tapi Fayya, Laura, dan Sybill masih betah berada di ruang tamu. Sekarang mereka sedang menonton drama dilaptop milik Laura. Entah sudah berapa episode yang mereka putar, yang jelas mata mereka mulai terasa perih. Meskipun begitu, mereka enggan berhenti menatap layar laptop, karena menurut mereka nanggung sebentar lagi juga beres.
Beres apanya, masih tersisa enam episode. Yang berarti dibutuhkan waktu sekitar enam jam lagi untuk menyelesaikan drama itu.
Sebenarnya Fayya tidak terlalu fokus pada drama, karena sedari tadi gadis itu terus saja mengecek ponselnya.
Seperti sekarang, Fayya berdecak kesal saat Deon tak kunjung mengabarinya.
"Nungguin apa si lo kak? Notif give away?" Laura mengintip-ngintip layar ponsel Fayya.
"Apaan si ah, kepo lo" Fayya mendorong kepala laura menjauh dari ponselnya.
Laura mendecih, "Dih sok iye, jomblo juga. Gada yang ngabarin"
"Sembarangan! Gue nungguin Deon nih, dari pagi gada kabar" Benar, dari pagi Deon sama sekali belum mengiriminya pesan.
"Yeuuu emang siapanya kak Deon lu?"
"Gue?" Fayya bertanya pada dirinya sendiri. Iya ya, dia siapanya Deon? Emaknya bukan, pacarnya juga bukan.
"Jadi duta sampo lain? Hahaha oops!" Fayya menirukan salah satu iklan shampo yang sering muncul ditv karena bingung pertanyaan Laura harus dijawab seperti apa. Statusnya dengan Deon masih belum jelas.
"Stress" Laura melempari Fayya dengan bubuk-bubuk keripik singkong lalu kembali fokus menonton drama.
"Emang kak Deon itu siapa?" Sybill yang dari tadi menyimak jadi penasaran dengan sosok Deon.
"Temennya kak Fayya noh" Laura menyahut tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.
"Iya temen" Fayya tersenyum kecut.
"Kalo cuma temen, kenapa kak Fayya dari tadi kayak cemas gitu?" Sybill penasaran.
"Kak Fayya tuh difriendzone-in bill-"
"Lo bisa diem ga sih?!" Fayya menggebrak meja.
Laura langsung kicep, merapatkan bibir. Begitu juga dengan Sybill. Suasana ruang tamu jadi tegang begitu saja.
Fayya mendecak meraih ponsel kemudian berdiri dan berjalan ke kamarnya.
Setelah mengunci pintu, Fayya mendesah berat, menutup matanya rapat-rapat. Kenapa dia sensitif sekali? Padahal semua yang dikatakan Laura itu benar.
Tapi haruskah Laura memperjelas semuanya? Fayya paham betul bahwa dia terjebak friendzone dengan Deon. Lantas kenapa? Apa itu salah?
Fayya mengacak rambutnya frustasi, lalu berjalan lunglai ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Berharap fikirannya bisa tenang setelah mengguyur badan dengan air dingin.
○●○
Tamu bulanannya datang. Pantas saja Fayya sensitif sekali sejak tadi. Mudah tersinggung, maunya marah-marah, intinya senggol bacok mode on.
Sekarang Fayya sedang tiduran diranjang sambil memainkan ponselnya. Saat datang bulan biasanya gadis itu akan banyak tidur dan bermalas-malasan.
Fayya menerima kiriman foto dari Lista. Gadis itu langsung terduduk kaku dengan mata melotot saat menyadari apa yang barusan Lista kirimkan.
Didalam foto tersebut ada Deon yang menyipitkan mata tertawa lepas bersama Sania disampingnya dengan latar sebuah kafe. Tak lama ada pesan masuk dari Lista.
Lista : Fayy kalem dulu oke
Lista : Gue dapet foto ini dari instastory adek kelas
Lista : Tapi ini kayanya lagi rame rame deh fayy
Fayya : Deon bilangnya mau ke sekolah bikin video sama anak jurnal
Fayya : Cuma dia ga bilang kalo ada Sania
Lista : Mending lo tanya Deon langsung, daripada salah paham lagi
Tanpa membalas pesan Lista, Fayya segera menelpon Deon. Pada nada sambung keempat Deon mengangkat telponnya.
"Hallo kenapa Fayy?"
"Lagi dimana?"
"Ini di kafe, lagi ngumpul sama anak jurnal"
"Sejak kapan Sania jadi anak jurnal?"
"Eungg anu Fayy ga sengaja ketemu tadi, diajak gabung deh sama anak-anak"
"Oh gitu, yaudah deh. Have fun ya!!"
Fayya menutup telpon tanpa menunggu jawaban Deon. Tak lama masuk pesan beruntun dari cowok itu.
Deon❤️ : Fayy
Deon❤️ : Bentar lagi mau pulang nih
Deon❤️ : Gue mampir ke kost lo ya
Deon❤️ : Mau titip apa?
Deon❤️ : Susu coklat?
Deon❤️ : Jangan dulu tidur oke
Fayya tak membalas pesan Deon. Sengaja, dia masih kesal.
![](https://img.wattpad.com/cover/232593125-288-k590246.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
hold me
RandomKata orang, mustahil perempuan bisa bersahabat dengan laki-laki tanpa melibatkan perasaan. Dan Fayya membenarkan hal itu.