08▪Sparing Basket

12 6 27
                                    

Pagiku cerahku

Matahari bersinar

Kugendong tas merahku, di pundak

Selamat pagi semua

"Woylah, sape si yang nyetel lagu ginian? Dikata kita anak TK apa?" Alfi merasa terganggu akan lagu itu. Buyar semua hitung-hitungan di kepalanya.

"Pagi-pagi udah ngomel aja. Ini kan Hari Guru Internasional," kata Revo sambil mengunyah roti yang selalu dibawakan bundanya untuk sarapan di sekolah.

BUK!

Alfi menimpuk Revo dengan buku paket tebal. "Ga ada nyambungnya koplak Hari Guru sama lagu ini!"

"Ada lah!" seru Bryan tapi ia masih fokus game-nya.

Alfi mengacak rambutnya frustasi, teman-temannya memang somplak semua!

"Bry, lo ranking satu dari jaman gue pindah ke sekolah ini, bisa-bisanya lo ngaitin lagu ini sama Hari Guru?"

Genta yang sedari tadi merebahkan kepalanya di meja pun bangkit, "Alfi, alfi, pantesan sia ranking tilu mulu! Coba deh telaah liriknya!"

Alfi diam, Bryan diam, semua diam. Sampai Revo angkat bicara.

"Gini lagunya," Revo pun menyanyi dengan suara setengah fales-nya. "Guruku tersayang, guruku tercinta. Tanpamu, apa jadinya aku? Tak bisa gosok gigi-"

PLAK!

Satu pukulan lagi di dapat oleh Revo.

"LO PMS APA GIMANA SIH ALFIAN DINATA?" Revo mengusap-ngusap lengannya yang ia yakin sedang merah karena ulah teman sebangkunya itu.

"Salah lirik dodol! Udahlah diem lo pada, gue mau lanjutin metik nih sebelum Bu Hani datang."

"Ssst!" Genta mengesut. "Ada Elgar!"

Alfi mendongak. "Masih berani sekolah, lo?" hobinya memang cari ribut.

Elgar hanya menunduk. Genta yang memang dasarnya usil memalangkan kakinya saat Elgar hendak berjalan melewatinya.

DUK!

Elgar tersandung. "Elgar anak mama papa, wle wle wle wle wle," Revo menjulurkan lidahnya. Tangannya di telinga persis seperti anak SD yang menjahili kawannya.

Bryan pun bangkit dari duduknya, "Misi Gen."

Luar biasa hati malaikatnya. Di saat teman-temannya menjadi iblis dengan mem-bully, ia malah mengulurkan tangan kepada Elgar yang masih terduduk di lantai.

Elgar menepis tangan itu.

"Sampai kapan lo lesehan di situ? Mau simulasi mermaid?" Bryan memang tidak salah. Posisi duduk Elgar memang mirip seperti mermaid yang sedang kepergok warga.

Elgar buru-buru berdiri. Ia kelihatan kikuk di hadapan Bryan dan teman-temannya. Musibah memang kalau satu kelas dengan Bryan.

Sudah tidak bisa ranking satu, tersaingi ketampanannya, untung Bryan tidak pelit berbagi jawaban tugas.

***

"Al, lo tau ga sih?" tanya Meishel.

"Ga."

Meishel dibuat kesal karena jawaban itu. Ia pun menarik rambut Alkana yang dikuncir kuda.

"Apa sih! Emang gue ga tau kali, kan lo belum ngasih tau!"

Meishel cengengesan, Alkana ada benarnya.

"Sabira ga masuk hari ini, nih suratnya."

Alkana menengok ke arah kursi yang berada tepat di belakangnya. Benar saja, kursi itu kosong.

HesitateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang