Part 1

173K 3.1K 117
                                    

Happy Reading!

Siv menggandeng lengan Hanum memasuki rumah megah miliknya. Rumah megah yang terdiri atas tiga lantai dengan segala fasilitas mewah di dalamnya. Siv memanggil semua pelayannya untuk datang dan menyambut istrinya.

"Ini Hanum, istriku. Nyonya baru di rumah ini. Dan pastikan jika kalian menghormatinya seperi kalian menghormatiku." Ucap Siv yang diangguki semua pelayan.

"Kita ke kamar." Ajak Siv membuat Hanum tersenyum ramah pada semua pelayan lalu berjalan mengikuti langkah suaminya.

Siv membuka pintu kamarnya kemudian mempersilahkan Hanum untuk masuk.

Hanum melongo kagum menatap kamar besar yang akan ia tempati bersama suaminya.

"Kau suka?" Tanya Siv sembari memeluk tubuh Hanum dari belakang.

"Shh_ iya." Jawan Hanum pelan pasalnya ia sedang menahan geli karena Siv malah mengelus perutnya.

"Itu bagus." Ucap Siv lalu melepas pelukannya.

"Aku akan memanggil pelayan untuk menemanimu berkeliling karena aku harus pergi mengurus pekerjaanku." Ucap Siv lalu berjalan menuju pintu.

"Oh dan satu lagi, persiapkan dirimu untuk nanti malam."

"Apa? tapi Siv ak_"

Brakk

Hanum menutup telinganya saat mendengar suara pintu yang ditutup dengan keras. Apa ini? Kenapa Siv seperti itu. Bukankah Siv menikahi dirinya karena cinta. Bahkan saat datang melamar, pria itu tampak ingin mati saja jika lamarannya ditolak. Tapi sekarang, pria itu terlihat arogan dan nampak tidak peduli pada dirinya.

"Hahh" Hanum menghela napas lalu lanjut melihat-lihat kamarnya.

Hal pertama yang menjadi pusat perhatiannya saat masuk tadi adalah...

Ranjang bayi_

Kenapa tempat tidur bayi ada di kamar ini, bahkan tidak hanya satu. Hanum menggeleng pelan. Siv tidak mungkin memiliki anak sebelum menikah dengan dirinya karena jelas status mereka sama-sama belum pernah menikah.

Mengabaikan hal itu, Hanum beralih menuju lemari raksasa yang juga membuatnya bingung. Apa semua isinya adalah pakaian suaminya.

Kreeett

"Ya Tuhan." Kaget Hanum saat melihat isi lemari itu.

Hanum menatap deretan sepatu bayi yang tersusun rapi di rak paling bawah. Kemudian di rak kedua ada kumpulan kaos tangan dan kaki bayi, rak ketiga dan keempat ada topi dan bando bayi, dan di rak paling atas ada berbagai aksesoris bayi lainnya.

"Untuk apa semua ini?" Gumam Hanum Shock, pemikiran bahwa Siv memiliki seorang anak kembali menghantui pikirannya.

Kemudian Hanum beralih membuka pintu sampingnya, dan sama. Isinya adalah barang-barang keperluan bayi. Bahkan ada banyak baju mungil untuk bayi laki-laki dan perempuan. Selain itu ada selimut, perlengkapan mandi dan makan bayi.

"Selamat siang nyonya."

Hanum langsung berbalik saat mendengar suara seseorang.

Hanum Pregnancy (Season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang