Happy Reading!Malam hari, Hanum sudah siap menyambut kedatangan Siv. Ia sudah bertekad untuk mencoba saran dari para pelayannya. Lagipula Hanum sadar jika perbuatan kejam Siv disebabkan oleh kelakukannya juga.
Hanum tersenyum saat mendengar suara mobil. Itu pasti Siv. Hanum segera berdiri lalu berlari menuju pintu.
Ceklek
"Selamat datang" Ucap Hanum ceria membuat Siv mengernyit.
Siv menutup lalu mengunci pintu."Di mana pelayan yang biasa membuka pintu?." Tanya Siv datar.
Hanum menggeleng lalu mengambil tas kerja suaminya."Mulai hari ini dan seterusnya aku yang akan membukakan pintu untuk suamiku." Ucap Hanum membuat Siv menatap istrinya namun tidak mengatakan apapun.
Hanum dan Siv menaiki tangga menuju kamar mereka. Tiba di kamar, Hanum meletakkan tas kerja Siv di ruang kerja lalu segera mendekati suaminya.
"Apa kau sudah makan?" Tanya Hanum sembari membantu melepas dasi yang ada di kerah kemeja suaminya.
Siv hanya menatap Hanum heran lalu mengangguk pelan.
"Sudah makan ya, padahal aku sendiri yang memasak makan malam hari ini." Ucap Hanum dengan nada kecewa namun segera tersenyum.
"Ya sudah tidak papa. Kau mandi saja dulu karena aku sudah menyiapkan air hangat dan aroma wewangian kesukaanmu." Ucap Hanum lalu mendorong Siv memasuki kamar mandi.
"Kau mau kemana?." Tanya Siv saat melihat Hanum berjalan menuju pintu kamar.
Hanum berbalik lalu mengelus perutnya."Aku lapar karena menunggumu tapi ternyata kau sudah makan. Jadi aku akan turun dan menyantap masakanku." Ucap Hanum lalu melanjutkan langkahnya keluar dari kamar.
Sedang Siv langsung menutup pintu dan bergegas membersihkan dirinya. Selesai mandi, Siv memakai piama tidur yang entah sejak kapan ada di atas tempat tidur. Siv tebak Hanumlah yang menyiapkannya.
Siv berlari menuruni tangga kemudian menuju ruang makan.
Hanum menoleh saat mendengar suara seseorang."Siv, ada apa?" Tanya Hanum yang sedang menata makanan setelah memanaskannya.
Siv menggeleng lalu mengambil posisi di meja makan. "Aku lapar. Siapkan makanan untukku juga." Ucap Siv datar membuat Hanum tersenyum dalam hati.
"Baiklah." Ucap Hanum lalu mengambil piring dan gelas untuk Siv.
Hanum dengan telaten mengambil nasi dan lauk untuk Siv.
"Aku memasak ini karena para pelayan bilang kau menyukainya." Ucap Hanum sambil mengisi air ke dalam gelas Siv.
Kemudian keduanya makan dengan tenang. Hanum menatap ke arah Siv yang makan dengan lahap. Pria itu terlihat sangat menikmati masakannya walau Hanum akui rasanya biasa saja. Ternyata benar, jika ia bersikap baik maka Siv juga akan bersikap baik. Seperti saat ini, pria itu terlihat sangat manis.
"Makan ini juga Siv." Ucap Hanum lalu memasukkan beberapa sendok sayuran ke dalam piring suaminya.
Siv menatap Hanum lalu mengangguk seperti anak yang penurut.
"Kau juga harus makan yang banyak." Ucap Siv membuat Hanum tersenyum manis.
Selesai makan, Hanum dan Siv berjalan menaiki tangga.
"Apa perutmu masih sakit?." Tanya Siv begitu mereka memasuki kamar.
Hanum terdiam sesaat lalu menggeleng.
"Benarkah?" Tanya Siv semangat.
Hanum mengangguk sebagai jawaban membuat Siv menarik lengan Hanum menuju jendela kamar mereka.
Siv menekan kedua lengan Hanum ke kaca dengan kedua tangannya.
"Siv_" Panggil Hanum ketakutan.
Cupp
"Aku tidak akan melakulannya tapi aku juga tidak bisa menahannya." Bisik Siv setelah mengecup leher Hanum.
"Shhh" Hanum memejamkan matanya saat benda besar suaminya mulai menggesek pantatnya.
Keduanya masih berpakaian lengkap tapi hal itu tidak membuat gairah Siv surut kepada istrinya.
"ahh" Desah Siv sambil menggoyangkan pinggulnya maju mundur di belakang Hanum.
"Haakkk shh" Ringis Hanum saat tubuhnya kini menempel sempurna ke kaca jendela kamar karena gerakan Siv yang semakin cepat.
"Ahh..ahh" Desah Siv yang semakin bergerak cepat menghentak pinggulnya kuat membuat tubuh dan kepala Hanum menghantam kaca jendela.
"Shhh Siv." Ringis Hanum saat Siv mencengkram lengannya kuat dengan gerakan pinggul yang semakin tak manusiawi.
"Shh_ sedikit lagi." Bisik Siv lalu dengan gerakan cepat menarik tubuh Hanum menghadapnya kemudian menyambar bibir menggoda istrinya.
Hanum melotot menerima lumatan kasar Siv dan tidak lama bisa ia rasakan tubuh suaminya yang bergetar.
Siv menghentikan lumatannya lalu memeluk tubuh Hanum erat. Setelah cukum lama berpelukan, Siv bergerak cepat menggendong tubuh Hanum menuju tempat tidur.
"Tidurlah!" Bisik Siv setelah menyelimuti tubuh Hanum.
Sedang Hanum hanya mengangguk lalu menutup matanya. Suaminya mungkin ingin mengganti pakaian karena bisa Hanum lihat celana bagian depan Siv basah karena cairan pelepasannya.
-//-
Hanum membuka matanya lalu tersenyum saat melihat wajah Siv yang masih terlelap disampingnya.
'Tampan' Batin Hanum kemudian menelusuri bagian alis, hidung lalu berhenti pada bibir tipis suaminya.
Wajah Hanum spontan memerah saat mengingat adegan saat mereka berciuman.
Lengan Hanum terangkat mengelus wajah Siv.
"Alis dan matanya sangat indah." Puji Hanum lalu mencolek hidung Siv.
"Hidungnya juga sangat mancung."
Telunjuknya kini mengelus bibir suaminya."Bahkan bibirnya terlihat sangat sempurna. Rahang tegasnya juga_ bahkan tubuhnya terlihat sangat kuat" Ucap Hanum tak henti-hentinya memuji Siv.
"Lalu bagaimana dengan yang ini?." Tanya Siv yang tiba-tiba membuka mata dan menarik lengan Hanum menyentuh benda kebanggaannya.
"Siv, lepass" Teriak Hanum kaget sambil mencoba menarik tangannya.
Siv tertawa lalu melepas lengan istrinya membuat Hanum mendengus.
"Dasar mesum." ucap Hanum membuat Siv menggeleng.
"Bagaimana dengan mandi bersama?." Tawar Siv membuat Hanum melotot lalu menggeleng.
"Tidak mau." Teriak Hanum keras membuat Siv terdiam dengan wajah tanpa ekspresi.
Melihat hal itu, Hanum langsung menutup mulutnya. Seharusnya ia tidak menolak permintaan Siv, harusnya ia menurut saja.
"Siv_" Panggil Hanum takut-takut tapi hal itu malah membuat Siv terkekeh.
"Hahaha.. Kau harus lihat wajahmu sayang. Kau terlihat takut padaku." ucap Siv membuat Hanum diam-diam menghembuskan napas lega.
"Ya sudah. Aku akan mandi lebih dulu." Ucap Siv namun Hanum menggeleng.
"Katanya mau mandi bersama." Ucap Hanum malu-malu.
"Kau yakin?." Tanya Siv cepat membuat Hanum mengangguk.
"Tapi hanya mandi saja." Ucap Hanum membuat Siv mengangguk.
"Janji?." Pinta Hanum.
"Iya sayangku." Ucap Siv, Lalu.
"Arghh Siv" pekik Hanum saat Siv tiba-tiba menggendong tubuhnya kemudian berlari menuju kamar mandi.
Brakk
Siv menutup pintu dengan kasar dan.
"Arghh Siv, kau bilang hanya mandiii ahh"
-Bersambung-
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanum Pregnancy (Season 2)
RomanceMature content ( 21+ ) Tidak ada yang berubah. Karena, baik di dunia ular ataupun di dunia manusia, tugas Hanum hanya dua. Yaitu, melayani nafsu besar Siv dan melahirkan keturunan pria itu sebanyak yang ia inginkan.