PART 37

140 16 11
                                    

-Five Days Later-

[7 December 2015, 08:25 AM]

Hari ini adalah hari terakhir UAS, dan seperti biasa di hari akhir UAS mata pelajaran pasti saja selalu yang mudah, yaitu mata pelajaran Matematika dengan 45 soal pilihan ganda, dan 5 soal essay.

Iya sangat mudah, bagi Luke, Rawnie, Corbyn, dan Christina.

Terkecuali bagi Trenton, Calum, Michael, Ashton, Jonah, Daniel, Zach, Jack, Shawn, Camila, Blake, Reece dan George itu cukup sulit, karena ada beberapa rumus yang lupa sehingga bagi mereka cukup sulit.

Dan bagi murid yang lainnya UAS Matematika dengan 45 pilihan ganda dan 5 soal essay adalah penderitaan, karena mereka harus berpikir keras, mengingat semua rumus, dan kebetulan, Matematika adalah mata pelajaran yang paling tidak di sukai.

Sekalipun guru nya pun baik, tetap saja tidak masuk ke otak, sungguh di sayangkan sekali.

Beruntungnya Luke, Rawnie, Corbyn dan Christina mereka pintar dalam Matematika, namun Luke jauh lebih pintar, karena dia sering mengikuti olimpiade Matematika, ditambah Liz ibunda tercintanya adalah guru Matematika.

Selain itu Matematika adalah mata pelajaran favorit Luke, wajar saja bagi Luke Matematika adalah mata pelajaran yang mudah, dia bisa mengerjakan soal-soal UAS Matematika dengan cepat.

Luke yang sudah mengerjakan semua soal PG dan tinggal soal essaynya yang belum, begitu juga Rawnie, ia pun cepat mengerjakannya, berkat Luke yang selalu mengajarinya, membimbingnya, selalu memberi latihan-latihan soal, agar terbiasa, dan mudah mengingat rumus-rumus, bahkan Luke selalu memberikan tips and trick.

Sayangnya, saat ini Rawnie dilanda kebingungan, dikarenakan ia tiba-tiba lupa dengan rumusnya.

"Aduh, ini nomer 45 gimana? Gue kenapa tiba-tiba lupa rumusnya, astaga..." gumam Rawnie.

Luke melirik Rawnie yang sedang kebingungan, Luke melihat sekeliling, dan ternyata pengawas sedang fokus bermain handphone nya, lalu Luke menyenggol tangan Rawnie, "Lo kenapa Ra?" tanya Luke berbisik.

"Ini Lukey, gue lupa rumusnya,"

"Yaudah sini gue lihat, kita tukeran dulu,"

"Tapi, nanti ketahuan pengawas gimana?"

"Udah tenang aja, gue tau caranya, gue dikasih trik dari si Mike, dia kan alumni tukang nyontek dulu tuh, sering tukeran kertas jawaban sama si Cal, tiap UTS dulu tuh,"

"Astaga ada-ada aja deh, lo terus mau di praktekin gitu? Udah yakin aman? Bahaya ahh Lukey, kalau kepergok bisa-bisa fatal,"

"Tenang Ra, kan lo gak nyontek ini, lagian gue cuman mau kasih lo rumus gitu, makanya gue pinjam kertas soal lo,"

"Hehehe yaudah kalau gitu,"

"Bentar ya, gue lihat kondisi," bisik Luke sambil melihat kondisi, kondisi pun aman dengan segera Luke menukarkan kertas soal miliknya dengan Rawnie, dan triknya Luke sambil berpura-pura batuk.

"Uhuk! Uhuk! Uhuk! Uhuk!!" batuk Luke yang dibuat-buat, agar tidak terdengar suara gesekan antara kertas.

"Luke kamu kenapa nak? Kamu sakit?" tanya Lauren sang pengawas dengan lembut.

"Hehehe tidak Bu, hanya sakit tenggorokan saja," ucap Luke.

"Yasudah, lebih baik minum, jangan paksakan diri,"

"Baik Bu, terimakasih sebelumnya," ucap Luke ramah, lalu dia membawa tumbler miliknya di kolong meja, lalu meminumnya.

LOVE FIGHTERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang