18

236 51 15
                                    

Ada note dibawah, nanti di baca ya! Happy reading!





















Kegiatan yang Lami lakukan dua hari belakangan ini hanya rebahan di dalam kamarnya. Berpura-pura menggunakan seragam sekolah di saat pagi dan mengikuti sarapan bersama ayah dan kakaknya dengan suasana yang luar biasa canggung. Aurin memang pasrah dengan kehendak Galuh untuk tetap tinggal di rumah ini, namun sikapnya masih sama seperti dulu. Bahkan lebih dingin.

Dengan seragam yang melekat di tubuh mungilnya, tujuan Lami bukanlah ke sekolah. melainkan ke sebuah taman yang sudah di tutup sejak beberapa bulan lalu. Lami butuh ketenangan, dan di saat dirinya berada di tempat itu; dia benar-benar merasakan damai.

Dia menghabiskan waktu pagi sampai sore di taman tersebut, terduduk diam di ayunan yang sudah berkarat. Membuat benda tersebut mengeluarkan bunyi decitan nyaring saat di ayunkan pelan oleh kaki Lami.

Semenjak dirinya tau hubungan tabu yang di jalani sang kakak, entah kenapa Lami merasakan takut untuk beraktivitas seperti biasanya. Dia juga tidak tau apa yang membuatnya takut seperti ini, hingga memilih untuk membolos. Jika ayahnya tau, Lami bisa menjamin jika dirinya akan di marahi habis-habisan. Gadis itu harus berterima kasih kepada Mang Cecep yang mau menutup mulut.

Kembali di waktu sekarang, Lami hanya terdiam telentang di atas kasur Queen size nya yang tampak berantakan. Menghiraukan berpuluh-puluh panggilan tak terjawab dari teman-temannya. Dia juga sedikit merasa bersalah kepada Wonny karena sudah mengeblok nomor gadis jangkung tersebut. Lami sedang tidak mau di ganggu oleh siapapun, dan panggilan yang dilakukan oleh Wonny sangat membuatnya kesal.

Lami menatap ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 15.30, bel pulang sekolah pasti baru saja berbunyi. Dirinya mendadak merindukan keempat temannya, kira-kira mereka sedang apa ya? Begitu yang ada di pikiran Lami sekarang.

Hembusan napas lelah Lami keluarkan, tiba-tiba dirinya merasa mengantuk. Kedua manik cokelatnya semakin memberat, beberapa detik kemudian, Lami terlelap dengan dengkuran halus yang memenuhi ruangan ber cat merah muda tersebut.

XXX

"Loh, Eri sama Hisna-nya mana?"

"Gak tau tuh, tadi gue di suruh ke parkiran dulu buat nemenin elo." Qory hanya ber-oh ria mendengar penjelasan dari Wonny. Gadis jangkung itu terduduk di jok belakang motor milik Qory.

"Ri,"

"Hm?"

"Menurut lo, Jimi beneran suka sama Lami gak sih?" Jari Qory yang tadinya sibuk mengetik sesuatu di layar ponselnya segera terhenti. Dirinya segera membalikkan tubuh untuk menatap wajah Wonny.

"Omongan Sonya gak usah di percaya, dia emang suka bercanda orangnya."

"Tapi nih ya... Jimi sama Lami saling follow di instagram, tau." ucap Wonny dengan penuh penekanan, gadis jangkung itu juga memperlihatkan layar ponselnya yang menunjukkan akun instagram seseorang yang memiliki pengikut hanya 10. Dan hanya mengikuti 2 akun saja.

@sonya_son01

@miyaaaa_tanaka

Kening Qory berkerut, dia jelas tau siapa pemilik kedua akun tersebut. Itu akun milik Sonya dan Lami.

"Jmskara?" Wonny mengangguk cepat, kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku.

"Itu akun milik Jimi, kan? Buset mantep bener tuh bocah mainnya alus. Sampe saling follow."

"Aku aja baru tau, kok bisa ya...."

"Jangan-jangan mereka ada something, lagi."

Pembicaraan Qory dan Wonny terinterupsi oleh kehadiran dua orang yang sedari tadi mereka tunggu. Hisna dan Eri baru saja sampai di parkiran, keduanya berjalan sangat santai. Membuat Wonny berdecak tak sabar.

Pena Ajena [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang