2

828 99 22
                                    

Jangan lupa buat voment ya hyungg! Sorry for  the typos.

Happy readinggggg!!!!!!






"HAH YANG BENER LO?"

Suara Wonny yang terdengar keras membuat semua pasang mata memandang kelima gadis yang terduduk melingkar disalah satu meja kantin paling pojok. Qory langsung memukul mulut Wonny dengan sedotan bekas esnya yang telah habis.

"Lo sarapan toa ya? Berisik banget anjir." Wonny yang masih cemberut malah menambah memajukan bibirnya kedepan mendengar kritikan Hisna, membuat keempat temannya kompak menyeru jijik.

"Stop majuin bibir lo, mau gue karetin?" Kalau sudah Eri yang berbicara pasti Wonny langsung terdiam. Entah punya kekuatan apa seorang Eri mampu membuat gadis hiperaktif seperti Wonny diam tak berkutik.

"Lagian si Lami lawak bener njir, baru aja libur beberapa minggu tapi dah lupa kelas sendiri. Gue sebagai temannya merasa malu." Jelas gadis jangkung tersebut sambil tertawa, bahkan mata bulatnya sampai menitikkan air mata.

"Gue kan gugup, jadi gak fokus. Untungnya masih bisa masuk ke sekolah." Lami dengan santai menyeruput es teh milih Hisna yang duduk disebelahnya. Membuat gadis keturunan Jepang tersebut hanya geleng-geleng kepala.

"Lagian kok bisa terlambat sih?" Kali ini Qory yang bertanya, Lami yang merasa sedang diinterogasi hanya menggembungkan kedua pipi bulatnya. Ia bingung mau memberi alasan apa kepada temannya.

"Jawab njir!" Tunjuk Eri kearah wajah Lami, membuat keempatnya kompak menatap Eri yang terlihat sedang menahan kesal.

"Kok ngegas sih, Ri?" Gadis yang paling tua hanya memutar bola matanya malas saat ditanyai oleh Lami. Eri benar-benar bingung, temannya yang satu ini tidak peka sekali.

"Heh gue udah nungguin lo 30 menit, gue telponin gak diangkat. Gimana gue gak kesel?!" Sembur gadis berwajah judes tersebut membuat Lami menatapnya dengan tatapan bersalah diiringi oleh kekehan garingnya.

"Idih parah banget anjir, kasian Eri. Dimana-mana hidupnya pasti hanya menunggu." Celetuk Hisna enteng membuat Eri mengernyit tak paham.

"Kalo mau nyindir mah to the point aja, His. Eri mah kalo pake kode-kode suka gak masuk, maklum IQ nya rendah."

Wonny dan Hisna tertawa bersama tak lupa melakukan high five, Eri yang melihatnya hanya mencoba bersabar. Tidak ingin membuat kegaduhan di kantin, apalagi hari pertama masuk sekolah.

"Heh diem napa sih, kita kan lagi menginterogasi Lamiya."

Qory sebagai manusia paling waras hanya mendengus pasrah melihat kerandoman yang dilakukan teman-temannya. Setelah ditegur, keempatnya kompak menatap lekat gadis berambut panjang yang masih asyik memainkan sedotan.

"Kok diem sih?" Tatapan gadis manis tersebut beralih kearah keempat temannya yang menatap wajahnya sangat lekat. Membuat Lami merasa gugup.

"Jelasin kenapa lo bisa telat, Lamiya." Desis Eri sambil menyipitkan mata bulatnya kearah Lami.

"G-gue bangun kesiangan."

Bodoh

Lami mengutuk dirinya sendiri, alasan macam apa itu? Ia yakin setelah ini teman-temannya pasti akan mengetahui jika dirinya sedang berbohong.

"Lo bohong, mana ada bangun kesiangan kalo tadi gue telpon lo lewat WA dan berdering. Itu tandanya lo masih on. Dan Wi-fi dirumah lo masih eror sejak kemarin kan?"

"Gue lupa matiin data selulernya, Ri."

"Lo masih bohong, gue jelas tau kalo elo-- eh wait!"

Lengan Lami yang terluka disambar dengan kasar oleh Eri, erangan kesakitan tidak bisa ditahan dari bibir mungilnya.

Pena Ajena [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang