3. Rain

4.7K 520 13
                                    

Disinilah Win dan kedua temannya berada, di club yang dipenuhi banyak orang dan musik yang berdentum kencang disertai lampu warna-warni. Win duduk disofa dengan segelas minuman alkohol sedangkan kedua temannya di ujung ruangan ini bersama dengan wanita-wanita yang berpakaian seksi, Win menatap malas ke arah temannya itu karena mereka tidak bisa ke club tanpa bermain dengan wanita.

Pemuda manis itu meneguk minumannya hingga habis, hanya segelas minuman mampu buat Win sedikit pusing. Win merogoh ponselnya yang bergetar, dilihatnya ada pesan dari sang mama yang menyuruhnya untuk tidak pulang terlalu malam. Win sangat paham kenapa mamanya khawatir dan selalu menyuruh Win pulang cepat karena mamanya takut diluar sana Win terjerumus pergaulan bebas.

Win kaget tiba-tiba ada seorang pria tua gendut yang duduk disebelahnya sambil mengelus pahanya, Win langsung berdiri dari duduknya dan menatap nyalang ke pria tersebut.

"Kau jangan kurang ajar" Kata Win dengan lantang

Namun pria itu hanya tertawa, "Hey manis, jangan galak seperti itu tidak cocok dengan wajahmu. Maukah kau tidur dengan ku malam ini?" Katanya sambil menaik turunkan alisnya

Win menatap jijik ke pria dihadapannya, di samping Win ada pelayan yang kebetulan lewat membawa segelas minuman dan langsung saja Win mengambil gelas yang berada di tangan pelayan tersebut kemudian menyiram pria tua itu. Tanpa mengatakan apapun Win langsung pergi meninggalkan pria gendut mesum tersebut.

Win keluar dari club itu, moodnya benar-benar hancur karena pria tadi padahal Win masih ingin berada di club. Kini Win berjalan di trotoar sendirian, ia memutuskan untuk pulang tetapi Win ingat dia tidak membawa mobil karena pergi ke club tadi ia di jemput kedua temannya menggunakan mobil Khao. Persetan dengan Khao dan Jj, mereka pasti mencari Win di club tersebut dan Win pun tidak ingin menghubungi mereka yang tengah bercumbu dengan wanita-wanita disana.

Pria manis itu melihat ke jalanan berharap ada taksi lewat, sekitar 20 menit Win menunggu tetapi tidak ada satupun taksi yang melintas di depannya. Tanpa ia sadari langit malam tiba-tiba menurunkan air hujan yang deras, Win segera berlari mencari tempat teduh. Kini ia berada di halte bus yang tidak jauh dari tempat ia berdiri tadi, disini lumayan ramai orang-orang berteduh menunggu hujan reda.

Win menggosok telapak tangannya yang mulai dingin, kenapa ia bisa tidak sadar sebelum ia pergi ke club langit malam sudah mendung yang siap menurunkan hujan, jika Win sadar akan hal itu lebih baik ia di rumah saja bermain game.

Perlahan orang-orang yang berteduh di halte ini semakin berkurang, kebanyakan dari mereka memilih menerobos hujan daripada menunggu reda karena hujan bukan perlahan reda tetapi semakin deras. Win yang melamun tiba-tiba tersentak karena ada seseorang yang menabrak bahunya kanannya

"Maaf aku tidak sengaja" Kata orang tersebut, Win menoleh melihat orang yang menghancurkan lamunannya sedetik kemudian Win merasa tidak asing dengan pemuda disebelahnya. Ya, dia orang yang selalu menabrak Win siapa lagi kalau bukan Bright

Bright sendiri terkejut karena yang bahunya ia tabrak adalah pria manis yang belakangan ini selalu bertemu dengannya. Bright tadi sedikit berlari menuju halte ini tanpa sengaja menabrak bahu Win.

Win menatap malas ke Bright, "Kau lagi kau lagi, bisa tidak kalau kita bertemu kau jangan selalu menabrak bahuku. Bahkan tadi pagi kau bukan hanya ingin menabrak bahuku tetapi seluruh tubuhku"

Bright terkekeh pelan, "Aku tidak sengaja bukan disengaja"

Tidak ada percakapan lagi diantara keduanya, Win hanya menggosok telapak tangannya sesekali ia melirik pria disampingnya ini. Rahang yang kokoh, hidung mancung, tatapan elang yang tajam, alis yang tebal sangat sempurna jika diperhatikan dengan seksama. Sedangkan Bright sadar kalau pria manis disampingnya sedang mencuri pandang kearahnya, Bright tersenyum kecil ketika lirikan mereka bertemu sedangkan Win salah tingkah.

Kemudian Win melihat ke langit, kapan hujan berhenti ia khawatir mamanya terus menunggunya pulang. Kini sudah menunjukkan pukul 23.30 tapi hujan belum  menandakan akan reda. Win terus menggosok telapak kanannya hal itu diperhatikan oleh Bright, ia tau bahwa pria manis disebelahnya ini sedang kedinginan.

"Mobilku ada diparkiran supermarket diujung jalan sana, kau mau aku antar pulang? Lagian ini sudah terlalu malam dan tidak tau kapan hujannya berhenti" Kata Bright, Win menatap pria disampingnya ini. Benar adanya Win tau kapan hujan ini akan berhenti.

Mobil Bright terparkir di parkiran supermarket karena sebelumnya Bright membeli bahan-bahan membuat kue disuruh oleh mamanya, kemudian ia mencari ATM terdekat untuk menarik uang. Tetapi belum sempat Bright kembali ke parkiran hujan turun begitu deras yang mengharuskan ia berteduh sebentar di halte ini.

Win memikirkan apa yang Bright katakan, pria itu menawarkan Win pulang dengannya. Tetapi Win tidak bisa nerima tawarannya begitu saja karena ia belum kenal dengan pria disampingnya ini ia takut pria ini berniat jahat dengannya. Bright terus memperhatikan Win pria manis ini sepertinya tengah bingung ingin menerima atau menolak tawarannya.

"Tenang, aku bukan orang jahat anggap saja tawaranku sebagai permintaan maaf karena aku selalu menabrak bahumu" Kata Bright

Win mengangguk, ia menerima tawaran pulang bareng bersama pria disebelahnya ini karena Win juga tidak membawa mobil. "Ayo kita berlari sedikit ke supermarket sana" Kata Bright lagi

Belum sempat Win mencerna apa yang dibilang Bright tangan Win sudah ditarik meninggalkan halte ini, Bright dan Win berlari dibawah guyuran hujan yang deras menuju parkiran supermarket. Bright tersenyum, tangan pria manis ini sangat lembut seperti bayi tidak seperti tangan pria biasanya. Win sendiri tidak bisa berekspresi, ia masih terkejut karena Bright tiba-tiba menarik tangannya kebawah hujan.

Ketika sampai di dekat mobil Bright, pria tampan itu segera membuka pintu mobilnya. Win pun langsung masuk ke dalam mobil Bright yang disusuli Bright duduk dibangku kemudi. Bright mengambil jaketnya yang terletak di tempat duduk belakang kemudian memberikannya kepada Win.

"Rambutmu basah, keringkan pakai jaket ini" Ucap Bright, Win menatap pria tampan disebelahnya ini bagaimana bisa ia menyuruh Win menggunakan jaketnya untuk mengeringkan rambut sedangkan rambutnya juga basah. Tanpa memikir panjang Win pun segera mengeringkan rambutnya pakai jaket yang diberikan Bright.

Bright tersenyum kecil melihat hal itu, lalu ia menjalankan mobilnya meninggalkan parkiran supermarket ini. Diperjalanan hanya keheningan yang ada, tidak ada percakapan antara Bright dan Win setelah Bright bertanya dimana alamat rumah pria manis ini.

Menghabiskan waktu 20 menit, kini mobil Bright berhenti di depan rumah yang sangat mewah.
"Terimakasih telah mengantarkan ku pulang" Kata Win dan Bright mengangguk pelan.

Ketika Win hendak membuka pintu mobil, tangannya ditahan oleh Bright yang membuat Win terkejut dan menatap pria itu.

"Boleh aku tau siapa nama mu?" Tanya Bright, jelas ia ingin tau siapa nama pria manis yang selalu bertemu dengannya beberapa hari ini.

Win tersenyum kecil, "Namaku Win Metawin"

"Dan namaku Bright Vachirawit Chivaree"

Win menganggukkan kepalanya, "Baiklah, sekali lagi terimakasih telah mengantarkan ku pulang. Selamat malam"

Setelah mengatakan itu Win turun dari mobil Bright dan langsung memasuki rumahnya, Bright pun segera pulang karena pasti mamanya sudah menunggu bahan-bahan kuenya.

*
*
*

Minggu, 18 Oktober 2020

Iht but Ily [Bright x Win]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang