11. Kidnapping

3.6K 401 13
                                    

Dentuman musik yang keras dan lampu warna-warni menghiasi ruangan yang dipenuhi orang berjoget ria, saat ini Win dan kedua temannya sedang berada di club yang biasa mereka datangi karena khao yang mengajak untuk ke tempat ini sebagai hiburan agar Win benar-benar melupakan masalahnya.

Seperti biasa, Win hanya minum segelas alkohol dan duduk di sofa saja sedangkan kedua temannya itu berjoget dengan wanita-wanita cantik yang ada di club ini. Khao mengajak Win kemari untuk melupakan masalahnya, tapi tidak. Win tidak bisa melupakan itu terutama Bright, pria berparas tampan itu selalu berkeliaran dipikiran Win.

Sudah seminggu lebih dirinya tidak bertemu dengan Bright, Win merasa ada yang hilang. Pria manis itu mengakui bahwa ia merindukan Bright tetapi egonya masih tinggi untuk tidak bertemu dengan pria tampan itu, biasanya Bright selalu menelpon atau mengirimkan Win pesan tetapi belakangan ini Bright tidak pernah melakukan itu lagi membuat Win terus merasa kehilangan.

Ponsel Win bergetar bertandakan ada pesan masuk, Win merogoh sakunya untuk mengambil benda pipih itu. Win mengira itu pesan dari Bright nyatanya tidak, itu adalah pesan dari Mamanya yang menyuruhnya untuk pulang sebelum larut malam.

Win kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya dan segera berdiri dari duduknya untuk pulang. Kedua sahabatnya masih berjoget bersama wanita-wanita berpakaian seksi, Win memutuskan untuk tidak berpamitan dengan mereka karena percuma saja mereka tidak akan menghiraukan Win.

Setelah keluar dari club malam itu Win mencari taksi tapi tidak ada yang lewat bahkan jalanan pun sepi, ia memutuskan untuk berjalan ke ujung jalan sana yang terdapat persimpangan, berharap akan ada taksi.

Pria manis itu berjalan sendirian di trotoar jalan, lagi-lagi dirinya memikirkan Bright. Saat sedang berjalan Win ia mendengar derap langkah seseorang yang mengikutinya dari belakang, bukan hanya 1 tetapi beberapa. Merasa takut, Win hendak berlari namun ia sudah terkepung oleh tiga pria bertubuh besar yang memakai pakaian serba hitam dan topeng.

"Mau kemana manis?" Kata salah satu diantara mereka yang membuat Win semakin ketakutan

"Pergi" Teriak Win saat tiga orang pria itu mulai mendekatinya. Sampai akhirnya Win merasakan sesuatu menutup hidungnya membuat kesadaran pemuda itu menurun.

"Cepat bawa dia" Suruh salah satu diantara tiga pria itu setelah meyakini Win sudah pingsan. Mereka mengangkat tubuh Win lalu segera memasukkannya ke dalam mobil.

***

Win terbangun saat merasakan tepukan pelan di pipinya, dengan perlahan Win membuka matanya lalu mendapati ruangan besar yang dipenuhi barang-barang tidak terpakai dan melihat empat orang pria dihadapannya yang memakai topeng dan pakaian hitam. Win berusaha bergerak namun tidak bisa, saat ini kakinya terikat begitu juga tangannya yang diikat dibelakang kursi yang ia duduki sekarang.

"Siapa kalian?" Tanya Win kepada empat pria di depannya

Salah satu dari antara mereka membuka topengnya membuat Win terkejut bukan main
"P'Luke?" Gumam Win tidak menyangka

Pria bertubuh tegap bernama Luke itu berjalan kearah Win dan mengangkat dagu Win dengan tangannya, "iya ini aku, Luke senior mu sewaktu sekolah menengah atas" Katanya dengan datar

"Kenapa---kenapa kau melakukan ini phii? Apa salahku padamu?" Tanya Win dengan tatapan sendunya

Luke melepaskan tangannya dari dagu Win dengan kasar
"Kalian boleh pergi" Suruhnya kepada anak buahnya yang berdiri di belakang

Ketiga anak buah Luke pun pergi meninggalkan Luke dan Win, hanya mereka berdua di ruangan ini.

Win sangat ketakutan melihat seringai di wajah Luke, ini bukan Luke yang dia kenal biasanya Luke yang ramah baik dan juga humoris tapi kali ini seniornya itu terlihat begitu menyeramkan di hadapan Win.

"Kau mau tau kenapa aku melakukan ini padamu?" Tanya Luke balik masih dengan nada datarnya dan Win mengangguk pelan

Kemudian Luke tertawa membuat tawanya menggelegar di ruangan ini lalu dia menatap Win dengan tajam,
"Itu karena aku mencintaimu, Win Metawin"

"Mencintaiku?" Tanya Win dengan heran

Luke maju selangkah mendekati Win masih dengan tatapan tajamnya

"Ya, aku mencintaimu sejak pertama kali kita berkenalan. Tapi aku tidak berani mengungkapkannya padamu kala itu, aku takut kau menjauhi saat kau tau aku mencintaimu jadi aku lebih memilih untuk memendamnya. Namun dikelas akhir kau berpacaran dengan Love hingga kuliah, aku sedih sakit kecewa bercampur jadi satu tapi apa dayaku? Melihatmu bahagia bersama Love juga membuatku bahagia yang penting aku bisa terus bersamamu walaupun hanya sebatas senior dan junior. Aku menunggu kau putus dari kekasihmu tapi sepertinya tidak ada harapan untuk itu dan aku memutuskan keluar negeri supaya aku bisa melupakanmu, tapi tidak bisa"

"Kemudian, saat aku kembali kesini dan kita bertemu di pernikahan waktu itu aku sangat senang sekali tapi kesenanganku hilang karena kau punya kekasih baru bernama Bright yang bersamamu saat itu. Aku sangat marah dan rasanya aku ingin menyakiti kalian terutama Bright, seorang pengusaha muda yang sukses"

Win terkejut mendengarkan penuturan dari Luke ternyata yang dikatakan Bright benar, Luke menatap Win berbeda karena pria itu mencintai Win namun Win tidak sadar akan hal itu sejak dulu sehingga Luke berbuat nekat seperti ini.

"Tidak, jangan sakiti Bright" Kata Win

Luke terkekeh pelan, "ternyata kau sangat mencintai kekasihmu itu. Tapi sebelum aku menyakitinya aku ingin menyakitimu terlebih dahulu"

Luke semakin mendekati Win, ia berjongkok di depan Win sambil menatapnya dengan mata tajamnya membuat Win semakin ketakutan saat Luke mengelus bibir bawahnya.

"Aku ingin merasakan manisnya bibir mu" Katanya sembari menjilat bibir sendiri

Win menggelengkan kepalanya, ia menangis sekarang. Luke yang melihat Win menangis tertawa lagi seakan ia suka melihat Win seperti ini.

"Jangan menangis, aku belum melakukan apapun padamu" Kata Luke sambil menghapuskan air mata yang mengalir di pipi mulus pria di hadapannya.

"Aku ingin kau menangis saat kau mengerang di bawahku" Sambungnya lagi

"Hikss.. lepaskan aku"

"Aku tidak akan semudah itu melepaskan mu, sebelum kau menjadi milik Bright seutuhnya aku ingin tubuhmu menjadi milikku"

Mendengar itu membuat Win merinding, dirinya memberontak  namun percuma karena tangan dan kakinya terikat. Tangis Win semakin pecah dan Luke semakin suka melihat pemandangan di depannya, Win yang begitu menggemaskan saat menangis karena hidungnya memerah.

"Bersiaplah menghabiskan malam ini denganku Win" Ucap Luke

"Tidak, ku mohon lepaskan aku phii.. Hiks"

Namun Luke tidak menghiraukan Win, ia membuka kancing atas kemeja yang dipakai pria manis di depannya saat ini. Kini aksi Luke sudah sampai di kancing ketiga Win.  Sedangkan Win hanya bisa menangis menangis dan berdoa ia merasa harga dirinya akan hilang malam ini.

BRAAAKKK...

*
*
*

Minggu, 15 November 2020

Iht but Ily [Bright x Win]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang