Happy reading guys❤❤😘😘😘😘
Dua buah tandu bangsawan terlihat berhenti dideoan gerbang istana. Seorang wanita setengah baya keluar dari tandu tersebut dibantu oleh seorang pelayan. Ia merapikan pakaiannya yang terlihat kusut. Setelah berkutat dengan pakaiannya wanita itu menoleh kearah tandu di sebelahnya dan keheranan karena orang didalam tandu tersebut tak kunjung keluar.
"Yuna-yah..."
Tanpa menunggu jawaban wanita itu membuka jendela kecil tandu itu dan menggeleng melihat putrinya yang masih asyik membaca buku. Ia merampas buku itu dari tangan putri nya itu."sudah membacanya, acaranya sebentar lagi dimulai".
Mereka menghadiri acara pelantikan para sarjana kerajaan. Yoongi, kakak yuna yang menjadi sarjana sastra terbaik tahun ini. Itu sebabnya senyuman tak pernah luntur dari wajah cantik ibu dan anak itu.Yoongi, jimin dan beberapa sarjana lain terlihat membungkuk kearah paduka raja yang sedang duduk di singgasana kebesarannya. Yuna dan ibunya melihat dari sisi kiri dengan beberapa istri menteri lainnya.
Yuna dan ibunya ikut membungkukkan badannya pada paduka raja. Tiba tiba seekor kupu kupu kecil berwarna kuning melintas tepat dikepala yuna. Ia bangkit dan mengikuti kuku kupu itu tanpa memberitahu ibunya.
"Lihat ayahmu, ia berusaha menahan kedutan agar tidak tersenyum. Ia pasti bahagia sekarang ini" ibu yuna tertawa pelan karena perkataannya barusan. Merasa tak ada sahutan dari yuna ia menoleh kesamping dan panik saat tak mendapati yuna disana.
"yuna-yah" ia berlari meninggalkan gerombolan dan mencari yuna.
Sementara disisi lain istana yuna masih mengejar kupu kupu itu tanpa berfikir ibunya mungkin mencarinya.
____________________________________"yang mulia.. Bagaimana jika baginda raja tau" pegawai istana bernama seokmin itu terlihat kalut menghadapi pangeran dihadapannya sekarang. Pasalnya pangeran rupawan itu tengah mengganti pakaian sutra miliknya dengan pakaian biasa. Ia berencana keluar dari ruangannya untuk melihat pelantikan.
"kau tak perlu khawatir seokmin-ah, aku bisa". Jawaban enteng yang keluar dari mulut jungkook itu membuat seokmin hanya menghembuskan nafasnya kasar. Jika sudah begini tak ada pilihan lain selain mengikuti keinginan tuannya itu.
Pangeran mahkota yang biasanya terlihat agung dengan pakaian sutra kebesarannya sekarang terlihat seperti pemuda biasa dengan pakaian seadanya. Dengan payung kayu ditangan kanannya dan sebuah tas rajut di tangan kirinya ia melangkah mengendap lewat pintu belakang. Tentu ia tak akan membiarkan para prajurit yang berjaga di depan kamarnya itu tau bahwa ia berniat kabur.
Namun naas tembok pembatas istana utama sangat tinggi. Ia tak yakin dapat memanjat, perlu jungkook ingatkan bahwa ia sangat payah dalam hal memanjat. Senyum terukir diwajah tampannya saat melihat tangga yang dibuat dari bambu dan disimpul seadanya dengan tali. Ia meraih tangga itu dan menyenderkannya ke tembok, ia berniat memanjat memakai alat itu.
"hey tangga, aku calon raja dinegeri ini, jika aku jatuh karenamu kau akan dihukum" layaknya bocah yang polos, jungkook malah mengajak tangga yang notabene nya benda mati itu berbicara. Ia mulai menaiki tanjakan pertama tangga itu dengan perlahan. Namun saat menginjak tanjakan keempat pintu kayu terbuka dengan keras menampilkan seorang gadis bangsawan disana, dia adalah yuna.
Yuna terbelalak, jungkook yang terkejut pun oleng hingga terjatuh menimpa tubuh mungil yuna. Mereka sama sama terjatuh dengan lengan jungkook sebagai bantalan kepala yuna. Selang beberapa detik mereka tersadar dan bangkit dari posisi masing masing.
Suasana canggung menyelimuti mereka berdua. Yuna dan jungkook hanya saling membuang tatapan satu sama lain.
"kau siapa? Apakah kau seorang pencuri?" pertanyaan blak blakan yuna itu membuat jungkook terbelalak. Syukurlah ia sadar sebelum mengeluarkan kata kata yang hanya akan membongkar identitasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
the moon that embrasing the sun
Ficción históricacerita ini terinspirasi sepenuhnya dari drama dengan judul yang sama. END~~