Happy reading guys....
Abaikan typo💜
Jungkook bertanya pada yuna, bisakah gadis itu menidurkan semua kepedihannya. Ia mengatakannya dengan nada menantang seakan-akan ingin membuktikan apa yang pernah yuna katakan padanya. Yuna berkata ia akan melakukan apapun yang bisa ia lakukan. Jungkook meminta yuna mengangkat wajahnya. Pelan-pelan yuna mengangkat wajahnya menatap tepat dimanik mata jungkook.
Tepat saat itu eunha membuka pintu kamar jungkook. Ia terkejut melihat sang raja berdiri memandangi seorang wanita, shaman itu. Belum sempat ia bereaksi, seseorang menutup pintunya. Jimin.
Eunha melirik marah pada jimin. Pria itu tidak berkata apa-apa. Eunha melihat para dayang dan seokmin yang cemas menunggu reaksinya. Ia melepas pegangan pintu dan berbalik.
Pada seokmin ia memaksakan sebuah senyum dan berkata ia hanya mencemaskan jungkook. Seokmin mengangguk. Eunha pergi dengan menekan seluruh kemarahannya.
Seokmin menghela nafas lega. Tapi tiba-tiba ia dipanggil oleh jungkook. Jungkook meminta tabib istana dipanggil datang ke kediamannya.
Seokmin bertanya apakah jungkook sakit. jungkook tak melepaskan pandangannya dari wajah yuna.
“Bukan aku, tapi gadis ini.” jungkook melihat luka di wajah yuna. Seokmin dan gadis itu terkejut.
Seokmin menjelaskan tabib istana dikhususkan untuk merawat jungkook saja. Bagaimana bisa ia memeriksa sebuah jimat…
“Bukankah dia jimat manusia untuk menyerap penyakitku? Jika tubuhnya tidak dalam keadaan baik maka hal itu berpengaruh juga padaku. Ini bukan untuknya tapi untuk kepentinganku jadi cepat panggil dia.”
“Tapi, Yang Mulia…”
“Ini adalah perintah!! Perintah!!” bentak jungkook. Jimin terpaksa pergi.
Jimin berjalan keluar kediaman jungkook. Rekannya yang bertugas menjaga di luar bertanya mengapa jimin keluar (biasanya jimin menjaga di dalam kediaman sang raja). Jimin berkata jungkook memerintahkannya untuk berdiri di luar.
Pengawal itu memberikan surat yang mereka temukan pada yuna. Ia mengambilnya karena sepertinya yuna akan memberikan surat itu diam-diam pada jungkook. Ia jimin memeriksa surat itu. Jimin membuka surat itu dan membacanya.
Eunha melampiaskan kemarahannya. Ia teringat tatapan jungkook pada yuna, yang tak pernah sekalipun ia terima dari suaminya. Ia berteriak histeris dan menghempaskan semua-barang dari mejanya. Para dayang berlarian masuk dan melihat eunha menangis. Tangis penuh amarah, frustasi, kesedihan, dan kekecewaan.
Tabib mengobati yuna dengan akupunktur. Tabib itu tampak sedikit kesal karena harus memeriksa gadis itu. Bayangkan tabib istana yang hanya bertugas memeriksa Raja, malam-malam dipaksa mengobati seorang jimat, yang dianggap bukan manusia.
Jungkook duduk sambil membaca buku sementara yuna diobati. Namun diam-diam sesekali ia melirik pada yuna. Ia pun melakukan hal yang sama. Ketika tatapan mereka bertemu, jungkook kembali menekuni bukunya. Semua itu tidak lepas dari pengamatan seokmin.
Malam itu yuna tetap duduk di sisi jungkook saat pria itu tidur. Setelah gong berbunyi, yuna meninggalkan kamar jungkook. Pria itu membuka matanya dan memejamkannya kembali. Jelas ia tidak tidur selama yuna duduk di sisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
the moon that embrasing the sun
Ficção Históricacerita ini terinspirasi sepenuhnya dari drama dengan judul yang sama. END~~