chpt 3 : si blonde yang menyebalkan

3.7K 538 36
                                    

👣 hai guys, jangan lupa vote dan komentar di setiap chapter ya. Karena setiap vote dan komentar akan berharga bagiku.👣

✨jangan lupa ucapkan 'Alohomora'✨

Aku tidak kembali ke kamar asramaku. Aku menaiki salah satu menara dan menulis surat kepada orang tuaku. Aku mengirim surat itu dengan burung hantu yang telah diberikan oleh manusia berperawakan besar yang baru aku kenali yang bernama Hagrid. Dia memberikanku seekor burung hantu berwarna abu-abu, dia bilang hewan itu bisa digunakan untuk mengantar surat ke kotaku. Aku melepas burung hantuku yang aku namai Chelsea. Meskipun aku tidak tahu dia berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Aku berharap dia bisa mengantarkan suratku ke tempat yang benar.

 Aku berharap dia bisa mengantarkan suratku ke tempat yang benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Chelsea, burung hantu Rosie)

Setelah berdiam cukup lama di atas menara, aku turun menuju kamar asrama dengan baju yang sudah sepenuhnya basah. Aku sebenarnya tidak pernah peduli bagaimana kondisi bajuku yang selalu saja basah. Xander selalu mengatakan 'jika hatimu kuat, kau akan baik-baik saja dan tubuhmu pun juga akan baik-baik saja'.

Aku menuruni setiap anak tangga dan sedikit mengendap-endap, karena jam malam sudah diberlakukan semenjak beberapa jam yang lalu. Ini saja aku cukup beruntung karena tidak menemukan satupun penjaga ataupun guru yang biasanya ditugaskan berkeliling. Jika saja aku bertemu dengan mereka aku mungkin akan mendapatkan pengurangan poin seperti yang pernah diceritakan oleh Xander saat dia menceritakan tentang Hogwarts.

Tapi saat aku hendak melewati salah satu lorong, tak sengaja tubuhku merasakan senggolan yang entah dari mana. Aku memejamkan kedua mataku dan mendengar beberapa langkah kaki yang sangat pelan. Aku tersenyum kecil, sepertinya ada murid yang tengah menggunakan sihir untuk melewati jam malam. Dan sepertinya aku harus tahu apa sihir itu sehingga aku bisa leluasa kesana-kemari.

Tak lama kemudian aku sudah berada di depan pintu asrama Slytherin. Dan aku terpatung bingung karena lupa tidak bertanya mengenai password untuk masuk kedalamnya. Aku mengeluarkan tongkat sihirku untuk yang pertama kalinya dan aku mengucapkan "Alohomora," dan berharap pintunya terbuka.

Aku bersyukur pintunya terbuka seperti yang aku harapkan.

Tapi mataku terpaku pada seorang laki-laki berambut blonde sedang duduk merenung menatap api unggun yang merupakan satu-satunya penerangan yang ada di tempat itu. Dia menopang dagunya dengan sebelah tangannya dan terus menatap ke arah api unggun. Aku berpura-pura tak melihatnya, tapi sepertinya keberadaanku yang tiba-tiba tak sengaja telah mengusiknya.

"Jadi kau mengenal Ibu Potter? Siapa kau sebenarnya? Mereka bilang kau seorang muggle yang tersasar di asrama ini. Tapi melihatmu yang berbicara seperti itu pada Potter, aku rasa kau mengenalnya sangat baik." Ada nada tak senang di dalam ucapannya padaku.

Aku membalikkan tubuhku dan menatapnya datar. "Kenapa aku harus memperkenalkan diriku jika kau sendiri tidak memperkenalkan dirimu terlebih dahulu."

Dia berdiri saat itu juga dan berjalan ke arahku perlahan. Aku merasakan hawa dingin serta aura hitam menyelimutinya, "I'm Malfoy. Draco Malfoy. Seharusnya kau sudah tahu karena semua orang harus mengenalku." ucapnya angkuh.

PURE-BLOOD; a secret story in Hogwarts (editing but complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang