chpt 40 : Jacob

1.5K 275 80
                                    

👣 hai guys, jangan lupa vote dan komentar di setiap chapter ya. Karena setiap vote dan komentar akan berharga bagiku.👣

✨jangan lupa ucapkan 'Alohomora'✨

Prof. Trelawney sudah hampir 4 hari selalu berada di sampingku. Itu atas perintah Paman Berjanggut Putih. Ia meminta tolong pada Prof. Trelawney untuk membuatku terbiasa dengan pengelihatan-pengelihatan yang aku dapatkan akhir-akhir ini.

"Aku rasa lama-lama aku akan menjadi gila jika terus seperti ini," celetukku entah di dengar oleh Professor Trelawney atau tidak.

"Mereka sudah mengecapku gila sejak awal. Padahal aku sendiri berusaha untuk tidak menjadi 'gila' di setiap ramalan yang aku lihat." Ternyata Prof. Trelawney mendengar celetukku.

"Apakah mereka juga akan menganggapku gila?" aku menoleh cepat ke arahnya.

"Asalkan kau bisa mengontrol setiap ucapanmu, aku rasa kau tidak akan dicap gila sepertiku." Dia menoleh ke arahku santai.

Esok harinya, aku mengantarkan ketiga Professor-ku ke stasiun kota Paris. Aku bersalaman dengan mereka semua. Begitu juga dengan Paman Berjanggut Putih, dia memelukku dan sempat mengajakku kembali ke Hogwarts.

"Hagrid sangat merindukanmu Rosie," ucapnya padaku.

"Ya, aku tahu itu." ucapku lirih.

"Kau tahu Aragog? Dia menghilang dan Hagrid harus bersusah payah mencarinya sendiri di Forbidden Forest." ucapnya untuk membuatku berpikir kembali atas keputusanku.

(ini penampakan Aragog)

"Aku rasa duniamu tak cocok untuk duniaku, Professor. Aku tidak ingin kejadian ini terulang kembali." lirihku.

"Tentu saja, Rosie. Semua orang tidak ingin ada kematian seperti itu."

Setelah mengantar mereka semua, aku memutuskan untuk pergi ke pasar kota. Dengan ditemani Jacob yang memang diperintahkan oleh Daddy secara khusus, aku melihat barang-barang yang ada disana. Aku berhenti saat ada seseorang pemilik kios bunga memberiku sebuket mawar merah. Aku berterima kasih padanya dan mencium aroma mawar yang segar itu. Aku melirik ke arah Jacob sembari tersenyum.

"Kau punya pacar, Jacob?" tanyaku pada Jacob yang selalu berada di belakangku.

"Tidak, Ma Princesse." jawabnya cepat.

"Kenapa?" aku berbalik cepat. "Kau pintar, tampan, dan gagah. Siapa pun pasti mau jika kau meminta mereka jadi kekasihmu."

Dia tersenyum tipis. "Saya hanya ingin menjaga hati saya terhadap satu perempuan saja, Ma Princesse."

"Waw? Jadi siapa perempuan yang beruntung itu?" tanyaku mendekat ke arahnya.

Dia tersenyum simpul. "Suatu saat nanti saya akan memperkenalkannya pada Anda, Ma Princesse. Di waktu yang tepat."

Aku tersenyum lebar. Aku senang kini kami tak lagi canggung seperti biasanya. Dia kini lebih terbuka padaku. Ini menyenangkan.

"Baiklah. Pastikan kalian harus menemuiku sebelum kalian menikah nanti. Karena aku akan memberikan hadiah yang sangat cantik untuknya." aku membalikkan badanku dan berjalan mendahuluinya.

"Tentu, Ma Princesse."

"Kalau Anda sendiri bagaimana, Ma Princesse? Saya dengar di tempat Anda bersekolah, Anda punya kekasih."

Deg.

Aku menghentikan langkahku seketika.

Kekasih?

PURE-BLOOD; a secret story in Hogwarts (editing but complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang