chpt 24 : penangkal mimpi buruk

1.8K 360 49
                                    

👣 hai guys, jangan lupa vote dan komentar di setiap chapter ya. Karena setiap vote dan komentar akan berharga bagiku.👣

✨jangan lupa ucapkan 'Alohomora'✨

"Aku tidak ingin mengganggumu, Draco. Ayahmu selalu mengawasimu." ucapku asal.

"Ayahku tidak peduli jika aku bersamamu. Dia tidak peduli dengan muggle sepertimu."

Ucapannya tidak lagi menyakitiku, aku sudah terbiasa dengan semua ucapannya. Terlebih lagi saat dia memanggilku dengan sebutan muggle.

"Maksudku, dia tidak akan marah jika aku bersamamu. Kau tahu itu kan?" tanyanya padaku. Dia meralat ucapannya sendiri.

"Aku harus pergi sekarang, Malfoy." aku melanjutkan langkahku menuju kamar asramaku.

Aku tidak mengerti apa yang terjadi jika aku terus bersamanya. Hanya tersisa kami berdua disini. Di asrama besar ini. Jadi aku memilih untuk pergi daripada harus berhadapan dengannya. Aku harus menyimpan banyak energiku untuk jalan-jalan bersama Hagrid nanti.

"Kau mau coklat panas, Rosie?" Hagrid membawaku menuju gubuknya setelah kami memberi makan beberapa hewan yang ada di dalam Hutan Terlarang.

"Tentu saja, Hagrid." jawabku santai sembari mengikutinya dari belakang.

Kami masuk ke gubuknya yang hangat itu. Aku duduk di sofa besar miliknya sedangkan Hagrid membuatkanku coklat panas. Aku terdiam sembari melihat keluar jendela. Sepertinya badai salju akan terjadi malam ini. Aku berharap mereka semua baik-baik saja di dalam kereta hingga sampai ke tujuan mereka.

"Sebaiknya kau habiskan coklat panas ini secepatnya lalu kembali ke dalam Hogwarts, Rosie." Hagrid memberikanku secangkir coklat panas.

Aku menerimanya dan menyesapnya pelan, "Kau ingin mengusirku?"

"Badai salju akan terjadi malam ini, Rosie. Aku tidak ingin kau terjebak disini karena menemani pria tua berukuran jumbo sepertiku." Hagrid duduk disampingku dengan coklat panas yang sama.

"Well, itu bahkan lebih baik ketimbang di kastil Hogwarts sendirian. Aku berharap agar Paman segera pulang agar aku tak merasa kesepian." lirihku memandang coklat panas ku.

"Aku juga berharap seperti itu." Hagrid melakukan hal yang sama denganku.

"Hagrid, aku boleh menitipkan Chelsea disini bukan? Aku tidak ingin dia mati kedinginan di dungeon bersamaku." pintaku padanya.

"Dengan senang hati, aku akan menjaganya, Rosie." dia tersenyum padaku.

"Ayo cepat habiskan minumanmu, aku akan mengantarmu ke dalam kastil sebelum jam makan malam berakhir." ingat Hagrid padaku.

Aku sudah berada di dalam kastil Hogwarts yang sepi ini berkat Hagrid. Dia membantuku melewati salju-salju tebal dengan usahanya. Aku berterima kasih padanya karena mau bersamaku tadi siang hingga petang ini. Setelah berpisah dengannya, aku segera menuju ruang Prof. Severus untuk mendapat latihan lagi.

"Apa kau bisa mengajariku mantra untuk mengusir mimpi buruk, Profesor?" tanyaku saat kami sudah selesai latihan.

Prof. Severus menatapku lurus. "Kau ditakdirkan dengan kutukan itu, Ms. Darkleys."

"Kutukan? Aku kira ini adalah kelebihanku," aku terkejut bukan main.

"Aku menganggapnya sebagai kutukan. Karena memiliki kemampuan seperti itu adalah hal yang menyeramkan." Prof. Severus tidak salah. Kemampuan ini memang menyeramkan.

"Kapan Prof. Dumbledore akan kembali?" tanyaku padanya. Aku sedang tidak berniat untuk pergi dari tempat ini.

"Sampai waktu yang tepat." jawabnya gamang.

PURE-BLOOD; a secret story in Hogwarts (editing but complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang