📌Wedding Day {MABB - REVISI}

34.7K 1.8K 50
                                    

Besok dirinya akan menikah, besok statusnya akan berubah menjadi seorang istri, seorang remaja berumur 18 tahun akan menjalani kehidupan rumah tangga tanpa adanya sebuah cinta. Dan tak lama lagi, dia akan menjadi sosok ibu dari janin yang kini sudah tumbuh berkembang dalam rahimnya

Givella menatap sendu sebuah gaun putih yang ada di hadapannya. Setelah kurang lebih 3 jam memilih beberapa gaun yang ada di butik yang dimiliki oleh teman calon ibu mertuanya. Lihatlah, bahkan kedua orang tuanya pun tak hadir untuk nya saat ini, gaun pernikahan yang ada dihadapannya adalah gaun yang memang benar – benar akan ia kenakan besok, di hari sakral nya. Memilih gaun itu tanpa kehadiran kedua orang tuanya, hal itu menjadi hal yang sangat memilukan bagi Givella

Pukul 19:00 malam, Givella beserta keluarga lengkap Aldani baru saja tiba di kedisaman Givenous. Hari ini cukup melelahkan bagi Givella, apalagi hari esok dirinya akan dipaksa untuk mampu menahan air matanya di depan banyaknya tamu undangan yang hadir, ya... meskipun hanya dari keluarga dan kerabat Aldani serta keluarga nya, namun hal itu jelas susah di lakukan

"Gue besok jadi istri" gumamnya lirih, mata nya menatap netra keluar jendela ksamarnya, begini kah rasanya dibuang oleh orang tua sendiri, bahkan diambang hari pernikahannya, hari yang terjadi hanya satu kali seumur hidup. Menyedihkan

~~~~~~~~~~><~~~~~~~~~~

Pagi ini, kediaman Aldani benar – benar sangat rsamai meski yang datang hanya dari kalangan keluarga dan kerabat dari kedua mempelai. Sejak pukul 6 pagi tadi, Givella sudah mulai bersiap – siap, dibantu oleh beberapa orang yang memang ditugaskan untuk merias nya hari ini.

Jika mengingat bahwa sebentar lagi dirinya akan menjadi seorang istri diusia semuda ini, dirinya pasti menitikkan air mata, merasa bahwa takdir tak adil padanya, dan hal itu lah yang membuat tim perias agak kesulitan untuk menerapkan riasan mereka di wajah Givella

"Aduh mbak, jangan nangis terus dong, make up nya luntur nanti" bujuk salah satu perias yang berdiri di samping tubuh Givella. Gadis itu mengangguk seolah mengerti, ia menyeka air matanya kemudian membiarkan para perias itu mulai merias wajahnya lagi.

Disisi lain, Veren dan Regan yang sudah nampak siap dengan pakaian resmi mereka pun beranjak keluar rumah, namun sebelum itu mereka berdua sudah berjanji bahwa akan menerima menantunya itu apapun yang terjadi, bagaimana pun jika mereka terus saja menuruti samarah mereka, tak akan ada gunanya. Kehidupan berjalan maju, tak benar juga rasanya jika mereka terus menerus menghukum Givella dan Aldani seperti ini

"Udah kejadian mau gimana lagi mas..." ujar Veren

Regan mengangguk, berusaha melapangkan dada untuk menerima keadaan ini

~~~~~~~~~~><~~~~~~~~~~

Pukul 09:00 pagi, seluruh tamu undangan sudah terduduk rapi di kursi yang memang sengaja disediakan di ruang aula pribadi keluarga Aldani. Sudah dibilang bukan sebelumnya, bahwa rumah Aldani sangatlah besar, bahkan sampai memiliki aula sendiri

Givella memasuki ruangan tersebut dengan didampingi oleh Veren dan Carla, sedangkan Regan, Rifal dan Aldani nampak telah duduk rapi di meja akad. Givella berusaha semaksimal mungkin menyembunyikan kesedihannya, berusaha tersenyum dan tegar meskipun sangatlah sulit. Sedangkan disisi lain, Veren dan Carla terus membisikkan kata – kata penyemangat agar gadis itu tak merasa down saat ini

Setelah ia duduk sempurna di samping calon suaminya, Givella menundukkan kepala, enggan menatap ke arah bapak penghulu yang kini secara terang – terangan sedang menatap ke arahnya. Tak menunggu waktu lsama, Aldani mulai bersiap untuk melakukan akad nikah, pengucapan kalimat janji suci didepan tuhan, janji suci untuk hidup berssama hingga akhir hayat.

"Saya terima nikahnya Givella Nindy Mahendra binti Regan Ruly Mahendra dengan mas kawin satu unit toyota alphard di bayar tunai"

"SAH?"

"SAH"

"Alhamdulillah..."

Semua orang menunduk mengamini do'a yang dipimpin oleh bapak penghulu, begitu pula Givella dan Aldani, gadis itu menunduk dengan isakannya yang terdengar samar – samar di telinga laki – laki yang kini menjadi suaminya itu.

Setelah do'a selesai dipanjatkan, Aldani mengulurkan tangannya sedangkan Givella menyalami dan mencium tangan tersebut, disusul oleh Aldani yang mencium kening Givella lembut.

Jujur, sekarang gadis itu tak lagi mampu membendung air matanya, setelah Aldani mencium keningnya, Givella berlari keluar ruangan aula, menguarkan seluruh kesedihannya disana. Ia tak peduli, semua pasang mata memandangi nya, sungguh ia tak peduli ssama sekali!

Veren dan Carla segera beranjak menyusul Givella, yang kini tengah duduk di sebuah bangku kecil yang ada ditsaman dekat aula. Dua wanita itu secara berssamaan berusaha untuk menenangkan Givella, yang kini telah berubah statusnya menjadi anak mereka

"Givella salah apa sih mah?" keluh gadis itu, ditengah isakannya

Veren berusaha menahan diri, agar dirinya tak ikut menangis dihadapan putrinya, "Enggak sayang..." ujarnya lembut

Carla mengelus lembut punggung Givella, "Semua adalah takdir tuhan nak, sehebat apapun kita, kita nggak akan bisa mengubah takdir tuhan" ucapnya

Givella menangis dan kini beralih ke pelukan Veren, ibu kandungnya, "Givel minta maaf mah" ujarnya pilu, Veren mengangguk meng'iya'kan, meskipun dalam hati masih ada rasa kecewa terhadap putrinya ini

"Sudah ya... kamu tenangin diri dulu disini, kamu boleh panggil saya mama kok, mulai sekarang Givel juga jadi anak msama hm.... udah jangan nangis dong, Givel punya dua msama sekarang. Tenangin diri dulu disini, kalau nanti kamu udah ngerasa lebih baik, baru kita masuk kedalam lagi" bujuk Carla sambil menunjukkan senyum keibuannya

Mereka berdua memeluk Givella, mencoba menenangkan gadis itu yang sampai saat belum bisa menerima takdirnya. Berat memang, apalagi masih diusia yang semuda ini harus sudah menempuh kehidupan pernikahan yang pastinya akan sangat melelahkan, belum lagi hujatan demi hujatan yang akan ia terima jika teman – teman disekolah nya tau bahwa dirinya sudah menikah saat ini. 

MARRIED A BAD BOY [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang