📌Benci {MABB - REVISI}

35.2K 1.9K 32
                                    

"Mama kemana bi?" tanya Givella dengan pandangan yang tetap lurus ke depan

Ketika melewati ruang keluarga, gadis itu sempat berpapasan dengan Bi Sumi, pembantu rumah tangga di kedisaman Givella. Meskipun sebenarnya tak ingin, namun dirinya memutuskan untuk tetap menanyakan keberadaan Veren

"Eh em... Itu non, tuan sama nyonya katanya lagi ada acara tadi di luar, mungkin sampai malam" jawab Bi Sumi sedikit gelagapan.

Givella hanya terdiam mendengar penjelasan Bi Sumi, dengan segera gadis itu bergegas melanjutkan langkahnya menuju ke ksamarnya yang ada di lantai atas, membanting pintu ksamarnya kemudian melemparkan tubuhnya ke atas ranjang miliknya. Gadis itu menangis sejadi - jadinya sambil mencakar dan menarik spray serta selimutnya.

Gadis itu benar benar hancur, sangat hancur!

Setelah merasa puas menangis di atas bantal nya, gadis itu segera bangkit dan beranjak ke ksamar mandi, melepas semua pakaiannya dan menyiram seluruh tubuhnya dengan air yang memancar dari shower miliknya. Givella kembali menangis sejadi - jadinya sambil mengisap kasar kedua lengannya secara bersamaan dengan tangannya. Ia merasa kotor sekarang, bahkan merasa jijik dengan dirinya sendiri.

"Gue benci lo Dan!" teriak Givella yang menggema di sudut ruang ksamar mandinya

~~~~~~~~~~><~~~~~~~~~~

Givella masih terlelap di atas ranjangnya, hari kemarin benar - benar telah menguras tenaganya, seharian penuh ia menangis tak kunjung henti, memikirkan nasibnya yang harus seperti ini hanya karena obsesi cowok itu untuk memilikinya

"Loh, anak mama kenapa belum bangun, ini hari senin loh. Givella... bangun sayang," sapa Veren membangunkan putrinya

"Emmm.... bentar lagi ma," sahut Givella sambil menggeliat di atas ranjangnya

"Eh... Kok bentar lagi sih, ini udah jam 6, nanti kamu terlambat" ujar Veren sambil mencoba menggoyang - goyangkan tubuh putrinya pelan

"Iya ma, Givel mandi habis ini" jawab Givella, kini gadis itu telah terduduk di atas ranjang sambil mengucek matanya

"Kamu habis nangis? tuh bengkak matanya. Ada masalah? Coba cerita sini sama mama" tanya Veren pada Givella. Memang seharian penuh menangis membuat mata Givella membengkak

"Eh, enggak kok ma, nggak papa" jawab Givella kemudian langsung beranjak menuju ke ksamar mandi, sedangkan Veren hanya menatap putrinya itu dengan tatapan bingung

"Kalo udah, cepet turun sayang. Kita sarapan" teriak Veren, namun tak mendapat sahutan apapun dari Givella

Veren segera beranjak keluar dari ksamar Givella, bergegas menuju ke dapur untuk membantu menyiapkan makanan kesukaan Givella, dan menunggunya di ruang makan.

Setelah selesai bersiap - siap, Givella langsung turun menuju ruang makan untuk sarapan berssama. Ketika sampai diruang makan, tanpa banyak bicara, Givella langsung mendudukan dirinya dikursi dan langsung melahap sarapannya tanpa menoleh sedikitpun kearah kedua orang tuanya

Veren dan Regan tampak bingung melihat perilaku putrinya itu, tak seperti biasanya gadis itu melewati jam sarapan pagi nya tanpa berbasa – basi dengan kedua orang tuanya. Veren membiarkan Givella makan dengan lahapnya, ibu dari putri tunggal itu memilih untuk melanjutkan makannya sambil sesekali melirik kearah Givella

"Uhuk.. Uhuk!" Karena terlalu cepat melahap makananya, Givella tersedak dan seketika membuat atensi kedua orang tuanya langsung mengarah kepadanya. Veren segera menuangkan air putih di sebuah gelas dan menyodorkannya pada putrinya itu

"Ini sayang, pelan pelan dong kalo makan" ujar Veren lembut

"Maaf ma" jawab Givella lirih setelah meneguk air yang di sodorkan oleh Veren

MARRIED A BAD BOY [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang