"Tidur di sofa" titah Givella ketus
Aldani mengerutkan keningnya, "Lah, malam pertama cuy! Tidur di sofa? Yang benar saja" batinnya
"Kenapa?" tanya cowok itu
Givella tak menjawab, gadis itu masih sibuk menata bantal, guling serta selimut di atas ranjang. Setelah selesai mempersiapkan tempat tidur untuknya, ia beralih menuju ke sisi lain ranjang yang disana sudah terdapat tumpukan selimut serta bantal dan guling yang memang sengaja disiapkan untuk Aldani
Dengan segenap tenaga, ia memindahkan benda – benda itu ke atas sofa kemudian melangkah kembali ke arah ranjang
"Udah itu, tidur disana!" titah nya dengan suara serak khas orang yang sedang mengantuk
Aldani berdecak kesal, namun ia juga tak ingin Givella mengomel panjang lebar disaat malam pertsamanya ini, bukannya mendapatkan apa yang harus ia dapatkan malah nanti telinga nya panas jika harus mendengarkan wanita hamil muda itu mengoceh.
"Iya deh iya..." ujarnya pasrah, dengan langkah malas cowok itu melangkah ke arah sofa, menata tempat yang akan menjadi alas tidurnya mulai sekarang.
Anggap saja Aldani belajar menjadi suami yang baik, terutsama untuk istri mudanya yang juga sedang mengandung keturunannya itu. Disisi lain, ia juga berharap seiring waktu Givella dapat berubah sikap menjadi lebih baik dari sekarang. Ia tahu bahwa mungkin pernikahan ini ssama sekali tak pernah ada dalam daftar rencana kehidupan Givella, dan bahkan mungkin dalam pernikahan ini hanya dirinya saja yang merasa bahagia, sedangkan wanita itu justru tertekan karena harus terpaksa hidup dengannya.
Pukul 21:30, Givella sudah berbaring di ranjang kebesaran Aldani yang kini juga menjadi miliknya, sedangkan disisi lain Aldani meringkuk seorang diri di atas sofa. Sedikit menyebalkan memang bagi Aldani, namun ya sudahlah yang penting Givella bahagia
Malam semakin larut, namun Givella masih belum bisa menutup matanya dan tidur. Tubuhnya berasa tak enak, terutsama di bagian punggung nya yang terasa pegal. Berulang kali gadis itu memposisikan tubuhnya miring ke kanan, kekiri dan kemudian kembali terlentang, namun hasilnya nihil, ia ssama sekali tak bisa tidur malam ini
Sekilas matanya melirik ke arah Aldani yang nampaknya sudah tertidur pulas. Entah dari mana asalnya, tumbuh keinginan di hati Givella agar Aldani bersedia memijit punggungnya yang terasa pegal itu. Mungkin memang bawaan janin yang ada dalam kandungannya
"Aldani..." panggilnya lirih
Namun cowok itu tak merespond apapun, mungkin tidak mendengarnya
"hish... kebo banget sih!" gerutu Givella
"Aldani..." panggilnya lagi, kali ini sedikit mengeraskan suaranya. Namun sayangnya, masih belum mendapatkan respond sedikitpun dari cowok itu
Givella berdecak kesal, mungkin sebenarnya dirinya ini menikah dengan kebo yang bernsama Aldani. Bisa – bisa nya cowok itu tertidur sebegitu pulasnya ketika ia tiba – tiba sangat membutuhkan cowok itu karena janin di kandungannya
Tangannya meraih sebuah bantal kecil yang ada di atas ranjang Aldani, kemudian mengambil ancang – ancang dan melemparkannya tepat mengenai tubuh Aldani yang sedang tertidur pulas itu, membuat sang empunya langsung gelagapan dan bangun lalu mendudukan dirinya
"Aldani!" panggil Givella keras, sedangkan cowok itu menghela nafas menahan kekesalannya.
"Iya, kenapa?" tanya Aldani dengan suara seraknya
"Pindah ke ranjang" titah Givella
Aldani memandangi wanita yang berstatus istrinya itu dengan tatapan bingung. Satu alisnya terangkat seolah mengisyaratkan kata "Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED A BAD BOY [SUDAH TERBIT]
Novela Juvenil📌{SEGERA DI NOVELKAN} ⚔️CAKRAWALA GENERASI PERTAMA⚔️ Aldani! Cowok berandal sekolah yang namanya sudah masuk catatan hitam di SMA Pelita. Meskipun tau ia adalah anak dari pemilik sekolah, justru hal itu ia manfaatkan untuk berbuat semaunya sehingga...