40. Sarapan

848 143 75
                                    

Jangan pernah menaruh ekspetasi tinggi ke Ff ini, karena aku membuatnya sesuai suasana hati. Sekedar penghilang kejenuhan. Dan perlu dicatat baik-baik kalau di ff ini gak akan ada adegan 21+++ secara vulgar. Paling cuman diskip.

Karena aku lebih mengutamakan romance, dan comedy di ff ini. Bukan adegan ranjang doang!

Lagi pula masih banyak konflik-konflik baru yang segera muncul. Jadi bagi yang menunggu 21++ silahkan cari lapak lain saja, ya.

Happy reading, Manteman!

.

.

.


Yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Manik Aera mengikuti langkah kaki sang Kakak Ipar yang membawa nampan berisikan dua mangkok bubur ayam gingseng, berserta susu sebagai pelengkap. Mungkin terdengar kurang ajar, harusnya Aera yang menyiapkan sarapan untuk Jungkook, tapi ini malah Kakak Iparnya.

Sebenarnya Aera tak enak hati karena merepotkan. Beda lagi kalau Jungkook malah bersikap masa bodo, dan menganggap apa yang Wonwoo lakukan bukanlah sesuatu yang melanggar tatakrama. Kalau pun itu melanggar, Jungkook juga tidak perduli sih. Terpenting baginya bisa sarapan tanpa harus bertatap muka dengan Orang tuanya.

"Ini sarapan kalian," kata Wonwoo menyerahkan nampan pada Jungkook, "kenapa juga kalian sarapan di kamar?"

"Aku masih ingin berduaan dengan Aera," jawab Jungkook asal. Ia tak perduli kalau sang Kakak merasa kesal atas jawaban Jungkook lantas mencibir, "Berhenti bicara omong kosong. Aku tahu kalau kau sengaja menghindari Mommy, dan Daddy."

"Kalau sudah tahu, kenapa masih bertanya?"

"Kook, jangan begini! Kau harus mendengar penjelasan--"

"Keluarlah, Hyung. Aku, dan Aera mau sarapan. Kau tak lihat Istriku sudah kelaparan?"

Aera melotot atas tindakan kurang sopan Jungkook. Bagaimana pun Wonwoo adalah Kakak Kandungnya, seharusnya Jungkook lebih menghormati. Bukan mengusir seperti itu. Kurang ajar memang Jungkook. "Sunbae--" Baru saja Aera hendak menasehati, malah Jungkook dengan lancang memotong, "Oppa, Ai. Bukan Sunbae!"

"Terserah."

Dibanding harus berdebat dengan Jungkook, Aera lebih tertarik untuk melahap menu sarapan yang sudah terpampang jelas di depan mata. Segera ia menyendokan bubur ke dalam mulutnya. Akhirnya, lidahnya bisa dimanjakan oleh kelezat bubur favoritnya.

Bubur tersebut adalah hasil karya Ny. Jeon. Tak perlu diragukan lagi. Bahkan Aera sudah menetapkan bubur buatan Mertuanya itu sebagai bubur terlezat yang pernah ia makan. Entahlah, sebenarnya Aera kurang suka dengan kudapan bertektur lembek itu, namun Ny. Jeon berhasil membuatkan bubur yang cocok untuk Aera.

Netra Jungkook terfokus pada Aera, enggan berkedip walau satu detik. Ia masih belum percaya dengan apa yang terjadi semalam. Kejadian dimana Aera mengamuk, dan membantingi barang-barang seolah hanya mimpi. Pagi ini Aera terlihat normal seperti biasa.

"Kenapa kau tidak makan? Bukannya tadi kau mengeluh kelaparan?" heran Aera, karena Jungkook malah memandanginya saja tanpa mau menyentuh bubur yang sudah susah payah Wonwoo bawakan.

"Tetaplah seperti ini, Ai," Jungkook menyingkirkan poni Aera yang menjuntai, agak risih karena kadang kala Aera sibuk membenarkan poninya itu, "aku janji tidak akan pernah membiarkanmu merasa kesepian lagi."

Married With Jeon (MWJ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang