Kita bertemu pada hari di mana cinta telah pulang pada peraduannya. Rasa telah kembali pada tempat asalnya. Dan kita bertemu pada satu waktu yang tak bisa menciptakan kebahagiaan.
Matamu memandang kearah satu poros yang telah jauh tenggelam dalam kubangan badai hitam. Tanganmu telah sangat jauh untuk meraihnya.
Kini, tak bisa lagi kau lihat mata indah penuh cinta darinya. Kau tak bisa lagi merasakan hangat dari tubuhnya. Ia telah sirna termakan bara api dan kau adalah penyebabnya.
Bahagiamu adalah bahagianya dan ia tenggelam dalam api asmaranya. Kau harus dengan yang lain. Dan ini adalah terakhir kita bertemu, menciptakan semu pada bahagia yang nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
Poetry"Kau datang bagai angin yang berhembus pelan. Dan kau pergi bagai cambuk yang mematikan". Memories merupakan kumpulan prosa. Diangkat dari kisah nyata. Pelajaran hidup yang akan selalu ada hikmahnya. Memaksa untuk berpikir dewasa. Manjadikan lebih b...