Aku pernah begitu marah kepada takdir. Marah semarah-marahnya. Aku kesal. Aku bahkan sampai membenci takdir. Rasanya semua tidak adil di mataku. Rasanya semua seakan hukuman untukku. Aku seperti dibenci oleh takdir. Aku seperti tak pantas untuk mendapatkan bahagia. Aku putus asa. Semua harapan telah sirna. Mimpiku, cita-citaku, kebahagiaanku berganti dengan hujan dimataku.
Lalu, aku merenung. Pantaskah aku membenci takdir? Padahal takdir itu adalah sesuatu yang sudah Tuhan gariskan untukku dan sudah pasti yang terbaik untukku. Pantaskah aku terus menerus marah kepada takdir, padahal Tuhan telah memberiku kehidupan yang penuh warna. Pantaskah aku berputus asa, padahal Tuhan selalu berada disampingku dan tak pernah meninggalkanku?
Aku bungkam!
Semua terasa menyakitkan ketika mengingat Tuhan yang telah memberiku segalanya. Bahagia bukan hanya soal satu atau dua hal yang kita inginkan. Sedih, bahagia, itu hanya sebutan saja. Didalam kesedihan sudah pasti ada kebahagiaan, pun didalam kebahagiaan sudah pasti ada kesedihan. Kita hanya tak menyadarinya. Kita terlalu fokus dengan apa yang kita rasakan saat itu.
Maka, belajarlah untuk melihat sesuatu jangan hanya dari satu sudut pandang saja. Pikirkanlah hal yang baik-baik yang membuat kita tenang. Boleh kita merasa sedih tapi sekedarnya saja, pun dengan bahagia sekedarnya saja. Jangan berlebihan, jangan berlarut-larut dalam satu keadaan saja. Apalagi jika sedang bersedih, jangan berlarut-larut karena masih banyak kebahagiaan di sekitar kita yang tak pernah kita sadari.
Belajarlah untuk sadar di setiap keadaan. Pikirkanlah hal-hal yang baik selalu. Fokuslah pada tujuanmu. Kesampingkan segala rasa yang membuatmu gundah. Hidup bukan hanya soal itu-itu saja. Bahagia dan sedih kitalah yang tentukan. Sebuah kebahagiaan bisa berubah menjadi kesedihan, pun sebaliknya.
Jika sekarang masalahmu adalah hal yang membuatmu sedih, hadapi saja semua pasti akan ada titik selesainya hanya jika kita berusaha untuk menyelesaikannya dengan baik dan berpikir positif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
Poetry"Kau datang bagai angin yang berhembus pelan. Dan kau pergi bagai cambuk yang mematikan". Memories merupakan kumpulan prosa. Diangkat dari kisah nyata. Pelajaran hidup yang akan selalu ada hikmahnya. Memaksa untuk berpikir dewasa. Manjadikan lebih b...