six diversity

75 8 0
                                    

note: thanat dan pahun di sini adalah nama keluarga.

🐲🐉🐲

oaujun membuka mata, setelah makan malam tadi dia memilih untuk tidur sebentar sebelum nanti tiba giliran nya berjaga. mengedarkan pandangannya, frank tampak duduk di kursi dengan buku di tangan, fiat, drake dan chimon masing masing terlelap di tempat tidur.

"mana pluem?"

frank mendongak "di luar, tadi dia menawarkan diri menggantikan drake"

"kamu nggak tidur?"

"tanggung, bentar lagi. aku penasaran sama sesuatu"

frank sebenarnya mendapat giliran jaga pertama, kemudian drake, yang jika melihat jam seharusnya masih berjaga namun di gantikan oleh pluem secara sukarela.

oaujun keluar tenda dan menemukan pluem duduk di dekat api unggun

"yo, kata frank kamu motong jam jaga drake" sapa oaujun sembari duduk di sebelahnya

"sekalian, habis dia kan giliranku, lagian aku juga nggak bisa tidur" jawab pluem "kamu sendiri, bukannya masih nanti"

"kebangun, lagian aku nggak biasa tidur cepet, jadi ya jam segini pasti bangun"

"frank masih baca buku?"

"iya, nyari apa sih dia, kayaknya serius amat"

"katanya ada yang nggak pas dengan cerita ku tadi. makanya dia penasaran"

"hmm, kamu dengar itu dari siapa?"

"kakekku, waktu aku kecil. kalau di susun dengan timeline bestias memang banyak yang miss, makanya tadi ku bilang aku nggak paham kalau masalah itu"

"dulu kamu pernah tinggal di sini kan? nggak ada yang aneh apa gimana gitu?"

"aku cuma sampai umur lima tahunan di sini, setelah itu balik ke london soal nya kakak ku masuk hogwarts. umur segitu mana aku ingat"

"berapa tahun kalian di sini?"

"sekitar lima tahunan"

"lho, berarti?"

"hmm, kami ke sini musim panas 97, kamu tahu kan saat itu di london keadaan nya seperti apa"

"ah, perang ya... muggleborn dan blood traitor di incar, keadaan kacau, dimana mana tidak aman, banyak kematian tidak jelas"

oaujun masih ingat, tahun itu dia baru berusia sekitar empat tahun. saat itu oaujun tidak begitu paham, tapi selama musim panas yang biasanya menyenangkan, orang tuanya melarangnya keluar rumah, dia dan kedua kakaknya hanya boleh keluar jika bersama ibunya, itupun hanya di sekitar halaman rumah mereka. ayahnya sering pulang pagi bahkan kadang tidak pulang. dan jika begitu ibunya pasti akan terlihat cemas.

"nggak ada yang datang ke tempat mu apa?"

"hmm...."

oaujun berguman teringat pernah suatu malam ada beberapa orang yang datang ke rumahnya, mereka berpakaian serba hitam. oaujun mendengar ayahnya berseru marah dan ibunya terlihat cemas. tapi oaujun tidak tahu apa yang mereka bicarakan.

the legacyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang