Part 12 : Bareng Ivan

2 2 0
                                    

Spesial malam minggu guys.
So jangan lupa vote dan komennya ya :).
Happy reading part 12 !!!
Yuhuuuu

°°°°°

Hari ini adalah hari senin. Hari dimana semua siswa merasa malas untuk pergi ke sekolah. Karena hari senin adalah hari rutinnya melaksanakan upacara bendera. Dimana semua siswa harus berbaris dilapangan dengan terik matahari yang setia menemani hingga upacara berakhir. Eh tapi bukan semua siswa deh, mungkin lebih tepatnya beberapa siswa yang merasakan seperti ini. Contohnya Chilla, dia malah terlihat antusias untuk segera pergi ke sekolah. Yaps karena dia yang mengeyel dan mencari berbagai alasan untuk pergi ke sekolah pada ayahnya sejak kemarin. Padahal ayah dan bundanya masih khawatir mengenai kondisinya. Tapi dengan sifat keras kepalanya, akhirnya ayah dan bundanya pun menurutinya.

"Chilla nanti berangkatnya sama temen yang mana ?"
Tanya Adhit ayah Chilla sambil meletakkan gelas bekas susu yang ia minum untuk mengakhiri sarapannya.

"Hmm.. apa yah ?"
Jawab Chilla yang masih asik dengan roti sarapannya.

"Kamu tadi pagi kan bilang mau berangkat sama temen, terus siapa ? Aleshya kah ?"
Tanya ayahnya.

"Em bukan yah"
Jawab Chilla sekenanya.

"Terus siapa, atau nak Ivan yang mau jemput kamu?"
Suara bundanya yang duduk disebelah ayahnya.

"HAA???"
Mendengar nama Ivan dia langsung kaget dong, bawasannya perkiraan bundanya tepat sekali.

Tok
Tok
Tok

Belum sempat Chilla menjawab pertanyaan bundanya, semua yang ada di ruang makan dikagetkan dengan suara ketukan pintu.  Berbeda dengan Chilla, dia nampak sudah tahu siapa yang datang tapi tak lupa dengan kegugupannya. Karena dia harus bilang apa sama ayah bundanya kalau dia ternyata di jemput Ivan. Baru kali ini dia pergi ke sekolah di jemput seorang cowok. Bukannya gak ada yang mau jemput tapi Chilla sendiri yang menolaknya.

Begitu juga dengan Ivan, padahal kemarin dia sudah menolak untuk dijemput lewat telefon kemarin. Tapi Ivan bersikeras untuk menjemputnya dengan alasan sebagai ganti bahwa dia tidak menjemput Chilla ketika pulang dari rumah sakit.

"Iya bentar"
Jawab bunda Chilla sambil berjalan menuju pintu depan.

"Assalamualaikum tante,  Chilla nya apa sudah siap berangkat sekolah?
Hari ini Ivan sengaja mau jemput Chilla boleh kan tan ?"
Tanya Ivan to the point. Sebenarnya dia masih merasa gak enak dengan keluarga Chilla setelah kejadian kemarin.

"Waalaikumsalam,, eh nak Ivan, tentu boleh dong, kalau gitu silahkan masuk biar tante panggil Chillanya dulu"
Jawab Anin lalu dia segera memanggil Chilla.

Setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya, kini Chilla sudah berada di dalam mobil dengan Ivan yang sudah siap mengemudi mobilnya. Namun Chilla masih tidak menyangka jika kedua orang tuanya bersikap biasa saja saat tahu dia berangkat bersama cowok. Chilla saja berpikir bahwa dia akan mendapat tatapan horor dari ayahnya. Nyatanya ayahnya menyambut baik kedatangan Ivan.

"Ah bodo amat sama pikiran gue, lagian ini pertama kali gue berangkat bareng cowok. Jadi maklum lah kalau perkiraan gue meleset, lagian juga cuma temen".
Batin Chilla sambil menggelengkan kepalanya guna membuyarkan lamunannya.

Tanpa Chilla sadari mobil yang ia tumpangi sudah membelah keramaian ibu kota. Berbeda dengan ramainya jalan, malah keheningan lah yang menyelimuti mereka di dalam mobil. Mungkin rasa canggung lebih tepatnya.

"Eh kak"
"Eh chill"
Mereka tiba-tiba mengeluarkan suara barengan. Chilla yang sadar pun langsung menoleh ke Ivan begitu pun sebaliknya. Chilla auto salah tingkah sedangkan Ivan menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu.

Di Bawah Bayangan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang