Part 1 : Sahabat

99 13 0
                                    

Bukankah berpisah itu sangat menyedihkan.
-Chilla-

******

Namanya Chilla. Lebih lengkapnya Chilla Anindhitya. Nama belakangnya mungkin diambil dari nama orang tuanya.Bundanya bernama Anin dan ayahnya bernama Adhit.

Dia tinggal di rumah bersama kedua orang tuanya dan kakak perempuannya yang bernama Kayla.

Chilla bersahabat dengan Aleshya, Stefla, dan Fiola. Mereka berempat selalu bersama-sama sejak Sekolah Dasar hingga SMA sekarang. Ya mereka satu sekolah sejak Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Kini Chilla sedang duduk di kelas 11 SMA Negeri 1 Bintang Harapan.

☆☆☆


Tet tet teeeeeeeet
(anggap saja bunyi bel sekolah) 😄


Suara bel sekolah pun berbunyi tepat pukul 15.00 WIB.Pukul yang menunjukkan semua siswa akan pulang dari menuntut ilmunya dan akan kembali di esok hari lagi.

Begitupun dengan Chilla,dia segera mengemasi barang-barangnya dan memasukkannya kedalam tas peach kecil miliknya.

Dia sudah tidak sabar segera pulang dan memakan masakan Bundanya.

Setelah merasa barangnya tidak ada yang tertinggal, Chilla segera keluar dari kelasnya dan meluncur ke kelas sahabatnya.

"Hai Chilla"

"Hai"

Tak sedikit teman sekolahnya yang menyapa dia saat berjalan melewati koridor menuju kelas para sahabatnya itu.

Chilla pun menjawabnya tak lupa dengan senyuman kas yang dia miliki.

Sesampainya di kelas sahabatnya berada, dia dikagetkan dengan suara menggelegar milik Stefla.

"Eh Chilla udah datang noh"

Kata Stella pada Aleshya dan Fiola sambil menunjuk keberadaan Chilla yang masih di tengah-tengah pintu dengan raut muka yang melongo.

"Gue udah tahu kali, enggak usah pakai teriak-teriak segala"
Kata Aleshya dengan tangannya yang menutup telinga yang tertutup kerudungnya itu.

"Iya tuh lihat, kasihan Chilla mulutnya melongo tuh. Di lemparin onde-onde mantap kali ya"
Timpal Fiola yang melihat keberadaan Chilla yang melongo.

Hahahahhaaaaa

Tawa beberapa murid yang masih di kelas ketika mendengar perkataan Fiola.

Seketika Chilla sadar bahwa dia jadi bahan ketawaan oleh teman-temannya dan segera menutup mulutnya yang melongo itu.

"Eh Chil, tadinya mah kita mau nyamperin ke kelas kamu. Eh malah kamunya udah kesini"
Kata Aleshya menghampirinya yang diikuti oleh Stefla dan Fiola.

"Hehehee gpp hitung-hitung sekali aja gantian gue nyamperin kalian, masak kalian mulu yang nyamperin, mentang-mentang sekarang gue kelasnya sendiri gitu"
Jawab Chilla dengan cengingisan.

Mereka berempat waktu kelas 10 memang satu kelas. Tapi semenjak kelas 11 ini sekolah mempunyai program yang setiap kenaikan kelas maka nama siswa akan diacak. Katanya sih agar temannya nambah banyak, enggak itu-itu aja.

Dari program ini lah mereka tidak satu kelas lagi. Dan entah kebetulan atau takdir hanya Chilla saja yang pisah kelas dengan ketiga sahabatnya itu.

Flashback on

"Yes kita berempat satu kelas lagi"
Kata Stefla sambil memeluk Aleshya, Chilla dan Fiola.

"Eh eh tunggu tapi namanya Chilla mana nih ?"
Tanya Aleshya melepas pelukan Stefla dan langsung melihat nama-nama murid yang ada di depannya.

"Oh iya coba cari mungkin namanya ada di bawah"
Kata Fiola yang ikut mencari nama Chilla.

"Iya tadi gue baca kok namanya, masak gue salah lihat ya"
Timpal Stefla dan mulai membacanya lagi.

Chilla yang sedari tadi hanya diam dan melihat sahabatnya mencari namanya kini dia mulai angkat bicara.

"Udah jangan dicari lagi enggak bakal ketemu dikelas kalian"
Kata Chilla dengan wajah datarnya.

"Kita satu kelas kok, gue aja tadi lihat namamu"
Jawab Stefla.

"Kamu salah baca, kita enggak bakal satu kelas lagi dan itu gue yang harus pisah sama kalian"
Kata Chilla pada Stefla dengan mata berkaca-kaca.

"Eh ini mah namanya Chika bukan Chilla" Kata Fiola yang berbicara dengan Aleshya.

"La terus Chilla..."
Kata Aleshya sambil membalikkan badan dan menatap Chilla pun tidak melanjutkan bicaranya. Karena melihat mata Chilla yang sudah memerah dan berkaca-kaca.

"Iya gue enggak satu kelas lagi sama kalian"
Jawah Chilla dengan meneteskan air matanya seakan tahu apa yang akan di katakan Aleshya.

"Kenapa sih harus gue"
Kata Chilla sambil menangis.

"Tapi enggak papa kok gue harus kuat, toh kita kan cuma beda kelas enggak sampai beda sekolah apalagi beda kota tempat tinggal"
Kata Chilla sambil menghapus air matanya dan mencoba untuk tersenyum.

Aleshya yang melihat Chilla memaksakan senyumannya pun langsung memeluknya dan diikuti oleh Stefla dan Fiola.

Dari situlah mereka bertiga berjanji akan selalu bersama-sama dengan Chilla walaupun tidak satu kelas lagi.

Flashback off

"Heh Chil kok malah bengong sih"
Kata Aleshya sambil melambaikan tangannya di depan wajah Chilla.

"Eh eh enggak kok"
Jawab Chilla yang sadar dari lamunannya.

"Chilla mah sukanya bengong, gue kasih onde-onde lo"
Kata Fiola dengan mencolek pipi Chilla.

"Ih jangan colak colek dong emang gue sambal colek apa, dan gue ngambek nih gara-gara onde-onde tadi gue kan jadi bahan ketawaan"
Kata Chilla dengan wajah cemberut yang di buat-buat.

"Udah-udah kamu tau kan Fiola suka gitu"
Kata Aleshya.

"Eh kita mau pulang gak nih, malah ngobrol aja"
Timpal Stefla.

"Oh iya"
Jawab Chilla, Aleshya, dan Fiola serempak.

"Eh kalau gitu gue pulang duluan ya udah di tunggu kakak gue di parkiran"
Pamit Fiola pada mereka bertiga.

"Gue juga mau pulang duluan soalnya tadi sama bunda suruh pulang cepet"
Pamit Aleshya juga.

"Oke kalian hati-hati ya"
Kata Chilla dan Stefla.

Kini Chilla dan Stefla berjalan menuju tempat duduk halte dekat sekolah untuk menunggu jemputan masing-masing.
Sambil menunggu pun mereka bercerita satu sama lain.

Hingga tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang mengamati mereka berdua semenjak keluar dari sekolah dan menuju halte.

"Ehem..."
Deheman seseorang mengagetkan mereka berdua termasuk Chilla, dia langsung menatap orang itu.

Deg.
.
.
.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Kira-kira siapa ya orang itu ?😯

Dan maafkan Chilla yang bisa dibilang alay pakai nangis cuman gara-gara pisah kelas sama sahabatnya 🙈

Tunggu kelanjutannya ya meskipun ceritanya agak gimana gitu😆

Vote dan commentnya jangan lupa ❤

😊Terimakasih😊

Di Bawah Bayangan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang