"Jingga.. nanti malam keluarga nya Ragas mau ngajak makan malam sama kita" Ucap Elin, saat Jingga menghampiri nya ke dapur untuk mengambil air minum"Nanti mah?"
"Iya, nanti malam"
"Yahh.. jangan nanti dong mah, aku ada janji sama temen"
"Siapa? Fanny?"
"Bukan lah, emang Mama pikir temen aku si Fanny doang"
"Terus siapa?"
Jingga diam, tidak mungkin dia bilang kalau dia akan kencan dengan Romy. Sama aja cari mati.
"Pokoknya jangan nanti deh Ma, aku gak bisa"
"Enggak sayang, kamu batalin aja acara sama temen kamu." Pinta Elin yang membuat Jingga menghela nafas pasrah
"Jam berapa Ma?" Tanya Jingga walaupun masih dengan wajah lesu, dia sama sekali tidak mau memperpanjang masalah, lagipula masih banyak waktu untuk keluar bersama Romy. Benar-benar anak berbakti
"Habis isya sayang"
"Oke" Sahut Jingga lalu pergi ke kamar nya untuk memberi tahu kalau Romy kalau dia tidak bisa keluar malam ini.
. . . . . . . . . . . .
"Jingga..!!!!! Nak Ragas sudah datang !!!" Teriakan itu menggema terdengar sampai ke kamar Jingga yang berada di lantai dua. Jingga yang sedang dandan masih tetap santai memoles make up simple di wajah nya, dan terakhir dia menyemprotkan parfum d'queens favorit nya.
Lalu dia berdiri dari duduknya nya dan meneliti penampilan nya di cermin, blouse berwarna putih di padu dengan rok tutu pendek di atas lutut berwarna abu-abu dan dibalut jaket denim berwarna biru langit, wedges warna hitam, tas selempang warna hitam, dan bando kecil di kepalanya dengan motif salur.
Jingga tersenyum puas lalu segera pergi untuk menemui Ragas yang memang di suruh Mama untuk menjemput nya, karena orang tua Jingga akan datang agak telat. Jingga sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu.
"Hai pak!" Sapa nya ketika melihat Ragas yang sedang duduk di ruang tamu.
Ragas hanya tersenyum, lagi-lagi dia terpesona dengan gadis SMA seperti Jingga.
"Terpesona yah pak?" Tanya Jingga percaya diri
"Iya" Jawab Ragas refleks, dua detik kemudian dia tersenyum kikuk menyadari ucapan nya
"Kamu sudah siap?" Tanya nya, tidak memperdulikan ekspresi sumringah milik Jingga
"Siap, ayok sayang" ajak Jingga santai, Ragas hanya bisa geleng-geleng kepala. Bisa-bisa nya gadis kecil ini terus menggoda nya.
Bahkan setelah masuk mobil, Jingga masih terus saja tersenyum dan sesekali mencuri pandang ke arah Ragas
"Pak, saya cantik gak hari ini?"
"Cantik"
"Yang bener? Bapak suka sama saya?" Tanya nya antusias
"Suka"
Jingga memekik tertahan, dia benar-benar merasa senang, sedangkan Ragas di samping nya masih bersikap datar seperti biasa.
"Pak-.."
"Udah aku bilang, jangan terlalu formal kalau di luar sekolah" potong Ragas, dia gemas ketika Jingga terus saja memanggil nya dengan sebutan Bapak
"Ohh yaudah, kak Agas, aku cuma mau bilang, jangan cinta dulu sama aku, karena aku belum cinta sama kamu. Soalnya cinta bertepuk tangan itu gak enak loh." Ucap Jingga yang mampu membuat Ragas tersenyum
"Kalau aku udah jatuh cinta sama kamu? Gimana dong?" Tanya Ragas menoleh sekejap pada Jingga
"Gak gimana-gimana sih, nanti dulu yah kalau mau pacaran tunggu aku cinta dulu sama kak Agas. Sekarang hati aku masih untuk orang lain. Nanti aku ambil hati aku terus aku kasih sama kamu" Jawab Jingga masih dengan senyuman nya
"Hati kamu sekarang sama siapa emang nya?"
"Kak Romy" Jawab Jingga, dia tidak ingin menutupi apapun dari Ragas. Tapi jawaban Jingga membuat senyum Ragas perlahan memudar.
"Kamu suka banget yah sama dia?"
"Dari pertama kali menginjakkan kaki di SMA itu, aku udah mulai suka sama kak Romy"
"Terus kenapa gak jadian?"
"Dia nya gak pernah nembak, masa harus aku duluan yang nembak."
"Kalau kamu sayang, kenapa enggak?"
"Kalau dipikir-pikir lucu juga yah, aku sama Romy itu deket udah satu tahun lebih, terus gak ada kepastian. Kebayang deh nanti kalau dia mau nyatain perasaan nya, tapi aku udah punya calon suami. Berasa sia-sia aja kedekatan kita itu" Ucap Jingga, dia lalu merebahkan punggung nya di kepala jok mobil.
"Pede banget kalau dia bakal nembak kamu" sindir Ragas
"Yehhh.. kamu rese banget sih, aku tuh walaupun nakal tapi banyak yang suka loh. Awas aja nanti kamu banyak saingan nya. Cuman kak Romy itu emang..." Jingga menggantungkan ucapan nya tampak berpikir "ahh tau ah, dia mah gak jelas"
"Ehh.. Bunda SMS aku, katanya suruh beli barang dulu ke mall," ucap Ragas setelah melihat handphone nya yang berbunyi
"Yaudah ayo, banyak gak?"
"Lumayan" Jawab Ragas, Jingga hanya mengangguk dan berhenti bicara, mood nya buruk karena dia membicarakan Romy
Sekarang mereka telah sampai di salah satu mall terbesar di Jakarta. Lalu berjalan masuk, Ragas menoleh ke belakang karena tidak mendapati Jingga di samping nya. Ternyata gadis itu sedang berjalan di belakang nya. Tanpa bicara apapun, Ragas menarik tangan Jingga dan menautkan jemari nya pada jemari Jingga dan meminta nya untuk berjalan di samping nya.
Jingga hanya diam sambil berusaha meredam perasaan nya yang seakan berbunga-bunga. Dia terus melirikan matanya pada tangan nya yang kecil sedang di genggam oleh tangan Ragas yang besar, Jingga jadi terkekeh sendiri. Ini tangan nya yang kecil atau emang tangan Ragas yang terlalu besar.
Handphone Jingga berbunyi tanda ada yang mengirim pesan. Dia meminta Ragas untuk berhenti sebentar, dan melihat siapa yang mengirim pesan. Dan ternyata Fanny.. isinya
'Lagi ngapain Lo sama Pak Ragas? Pake pegangan tangan segala! Lo utang penjelasan yah sama gue besok'
Jingga langsung mengedarkan pandangan nya ke sekitar, tapi dia tidak melihat sosok Fanny di dekat nya.
"Cari siapa?" Tanya Ragas
"Bukan siapa-siapa"
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA : Cerita Cinta Di SMA
JugendliteraturIni bukan sebuah kisah tentang siswi paling pintar bertemu dengan siswa paling nakal Bukan juga tentang kisah perempuan tercantik dan lelaki tertampan.. Ini hanya kisah absurd atas kelakuan murid terhadap guru nya 👐 ____________ "Kamu tidak seharus...