"Kak Agas..." Panggil Jingga pelan tanpa menoleh kan pandangan nya dari layar televisi. Merasa tak ada jawaban dari Ragas, dia menoleh ke samping dan mendapati Ragas yang hanya diam sambil memperhatikan nya."Kenapa lihatin aku terus? Aku cantik yah..?" Jiwa pede nya sudah kembali muncul. Membuat Ragas buru-buru memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Ihh susah banget sih bilang kalau aku cantik.."
"Kenapa tadi?" Tanya Ragas mengalihkan pembicaraan.
"Aku mau nanya.. kak Agas pernah gituan belum?"
Tanya Jingga ragu, sedangkan Ragas mengerutkan kening tidak mengerti."Maksud nya.?"
"Gitu... Anu anu an.."
"Astaghfirullah Jingga.! Kamu pikir saya se brengsek itu?!" Teria Ragas tidak terima setelah mengerti kemana arah pembicaraan gadis ini.
"Yah maaf Pak, aku kan cuma nanya.." sahut Jingga santai.
"Kalau kamu sendiri gimana? Udah pernah?" Tanya balik Ragas. Sedangkan Jingga hanya diam.
"Jawab jujur.. saya calon suami kamu, saya berhak tahu." Lanjut Ragas.
"Pernah."
Ragas melotot tak percaya dengan Jawaban singkat yang keluar dari mulut kecil itu, ada perasaan aneh ketika mengetahui Jingga pernah melakukan nya.
"Tapi itu gak di sengaja." Lanjut Jingga, mereka saling menatap satu sama lain.
"Bahkan aku gak tau persis gimana kejadian nya, semua terjadi begitu saja ketika aku sedang berada di club." Ucap Jingga, dia tetap meneruskan nya walaupun suara nya terdengar berat, dia harus jujur kepada calon suami nya.
"Siapa pelakunya?"
"Aku gak tau.. Aku juga gak berusaha cari tau."
"Kenapa?!!"
"Karena itu juga salah aku. Gak seharusnya aku ada disana.!" Jawab Jingga dengan nada tinggi, setelah itu mereka diam beberapa saat..
"Jangan bilang kepada siapapun tentang ini. Mereka semua gak tahu termasuk keluarga aku. Aku hanya merasa kalau ini kesalahan aku. Juga kak Ragas.. itu terserah kamu mau melanjutkan perjodohan ini atau tidak, aku menerima apapun keputusan nya."
Jingga membalikkan badan menunggungi Ragas dan menarik selimut.Sedangkan Ragas, sekarang dia termenung.. Sudah jelas Ragas kecewa karena Jingga tidak bisa menjaga dirinya sendiri sebagai perempuan, tapi ketika dia tahu Jingga melakukan nya tanpa sengaja, rasa kecewa itu perlahan memudar.
Ragas berdiri dan membuka jendela di kamarnya itu, terasa semilir angin malam masuk dan menerpa kulit nya. Dia hanya diam menatap keluar tanpa memperdulikan Jingga yang akan kedinginan karena ulah nya itu. Tapi kemudian, dia merasakan ada tangan yang melingkar di perut nya, tanpa perlu menengok pun dia sudah tahu kalau pemilik tangan dengan cincin hitam ini adalah Jingga. Jingga memeluk nya dari belakang.
"Gimana? Mau terima aku apa adanya?" Tanya Jingga pelan.
"Jangan tanya itu dulu. Saya hanya perlu waktu
untuk bisa menerima semuanya.""Maaf.."
"Maaf karena aku udah bohongin kamu.." Ucap Jingga yang langsung membuat Ragas memutar kan tubuh nya.
"Maksud kamu?!"
"Kamu pikir aku se lemah itu?! Kalau emang bener ada yang perkosa aku. Yah aku bunuh lah.." Jawab Jingga santai dengan senyum di bibir nya.
"Jadi kamu gak di perkosa? Kamu melakukan nya atas dasar suka sama suka?"
"Astaghfirullah kak Ragas.. aku gak semurahan itu.." Jawab Jingga tidak terima.
"Jadi kamu belum pernah gituan..?" Tanya Ragas memastikan dan dia sangat senang karena dapat Jawaban 'tidak' dari Jingga.
Karena begitu senang, dia tidak menyadari kedua tangan nya memeluk Jingga dan membawa nya berputar-putar ria di dalam kamar. Sampai dia tersadar ketika Jingga berteriak karena pusing.
"Sampai segitu nya banget yah bahagia nya.."
Ragas hanya tersenyum kikuk..
"Sekarang aku mau tidur, tidur yuk kak.. tidur nya sambil peluk aku dong. Tenang gak bakal aku apa-apain kok.." Ucap Jingga santai membuat Ragas dan pikiran nya berjalan jalan kemana- mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA : Cerita Cinta Di SMA
TienerfictieIni bukan sebuah kisah tentang siswi paling pintar bertemu dengan siswa paling nakal Bukan juga tentang kisah perempuan tercantik dan lelaki tertampan.. Ini hanya kisah absurd atas kelakuan murid terhadap guru nya 👐 ____________ "Kamu tidak seharus...