Untuk pertama kalinya Jingga merasa gugup datang ke sekolah. Saat ini dia hanya diam berdiri di dekat motor nya sambil melirik gedung sekolah yang terlihat menyeramkan, dan sesekali melirik motor Fanny yang sudah terparkir cantik di samping nya."Gue harus kasih alesan apa ya?" Gumam Jingga, pasti sekarang Fanny sudah duduk cantik di bangku nya dan menunggu kedatangan Jingga.
"Hei !!"
"Astaghfirullah!!!!" Jingga terlonjak kaget ketika ada yang menepuk pundak nya dari belakang, sekarang dia sedang menatap pelaku itu sambil tangan nya memegang dada nya sendiri karena jantung nya berdetak sangat kencang
"Bapak apaan sih? Ngagetin aja?!" Tanya Jingga nge gas
"Ngagetin? Saya manggil kamu pelan loh. Kamu nya aja yang lagi ngelamun" Jawab orang itu yang tak lain adalah Ragas. Jingga diam, Ragas benar, mungkin karena dia sedang melamun.
"Ngapain kamu disini? Kenapa belum masuk kelas? 5 menit lagi bel" lanjut Ragas
"Saya gak mau masuk ah"
"Bolos lagi? Sekali lagi kamu bolos. Saya akan kasih surat peringatan untuk kamu"
"Bapak tega baget sih sama calon istri" Jingga memelankan suaranya di tiga kata terakhir, takut ada yang mendengar
"Ini di sekolah Jingga. Kamu disini adalah murid saya"
"Ihhh kesel, Bapak tuh bikin bosen ah, yaudah sekarang aku mau ke kelas" Jawab Jingga, dia cemberut dan membuat Ragas sedikit tertawa, karena wajahnya yang lucu.
"Kiss me dulu dong" Ucap Jingga sambil memajukan wajahnya pada Ragas dan langsung di tahan oleh telapak tangan Ragas
"Sekali lagi saya bilang, ini di sekolah.."
"Yaudah deh, aku pergi dulu yah" Jawab Jingga sembari tersenyum lalu dia melambaikan tangan nya pada Ragas dan pergi dengan sedikit berlari membuat rambut nya yang di ikat itu bergerak ke kiri dan kanan.
Romy diam, dia melihat semuanya, bagaimana agresif nya Jingga dan senyuman yang di berikan guru BK itu untuk Jingga. Dia merasa Jingga sudah mengkhianati nya, ada hubungan apa Jingga sama Ragas? Karena Jingga bukan tipe orang yang selalu nyosor atau dekat dengan lelaki yang tidak di sukai nya. Romy mengacak rambut nya frustasi, apa ini saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaan nya pada gadis itu? Sebelum dia jadi milik orang lain.
. . . . . . . . .
"Nah akhirnya dateng juga Lo. Gue kira Lo gak masuk?" Fanny sudah berdiri di ambang pintu, dia memang sedari tadi menunggu Jingga
"Gue masuk kok"
"Ayo ikut gue" Ajak Fanny lalu menarik tangan Jingga untuk duduk di bangku pojok
"Sekarang jelasin sama gue. Ada hubungan apa Lo sama Pak Ragas? Lo udah mulai nyembunyiin sesuatu dari gue?""Gue gak ada apa-apa sama Pak Ragas. Kemarin kita cuma kebetulan aja ketemu di mall"
"Dan gue harus percaya gituh? Ehh Jing.. Lo itu gak pinter dalam urusan berbohong. Udah mending Lo jujur aja" Ucap Fanny, bahkan dia sangat tahu ketika Jingga berbohong atau tidak
"Iya udah iya. Sebenarnya... Gue..." Ucap Jingga ragu-ragu "Di jodohin sama Pak Ragas"
"APA?!!!!" Teriak Fanny tak percaya dan langsung dapat tatapan tajam dari seluruh murid di kelas, tapi dia tidak memperdulikan nya
"Beruntung banget Lo bisa jadi istri nya guru ganteng itu. Terus Romy mau Lo kemana in?"
"Gue juga bingung, gue sayang sama Romy tapi hubungan kita gak jelas. Terus kalau misalnya gue jadian sama Romy. Ragas gimana?" Jingga mengucapkan segala kegundahan hati nya, dia tidak munafik, dia menyayangi Romy, tapi dia juga tidak ingin mengecewakan orang tua nya, lagi pula Ragas lebih baik dari pada Romy
"Kalau menurut gue yah, mulai sekarang Lo harus konsisten mau nya sama siapa? Jangan deket sama banyak cowok, bahaya Jing"
"Gue mau milih Romy.. tapi dia itu gak nembak-nembak gue, gak ada kepastian. Kalau Ragas, udah jelas dia calon suami gue, tapi sikap dia itu gak semanis Romy"
"Yaudah sama yang pasti aja. Lagian Pak Ragas tuh kan lebih dewasa dari Lo. Itu sangat baik untuk kelangsungan hubungan kalian berdua"
"Bijak banget Lo" Ucap Jingga, Fanny hanya tersenyum membanggakan diri
"Gue heran deh sama Pak Ragas, mau-mau nya dia di jodohin sama cewek amburadul kayak Lo"
"Ya iyalah mau.. gue kan cantik"
"Pede banget Lo"
. . . . . . . . . . . .
Bel pulang sudah berbunyi tapi Jingga malah pergi ke lapangan untuk menonton latihan basket, di temani Fanny juga. Mereka terus bersorak menyemangati Romy dan tim nya.
Latihan selesai, Romy langsung menghampiri Jingga dan menariknya ke tengah lapangan, semua orang menyisi kecuali mereka berdua. Jingga sudah menebak apa yang akan di lakukan Romy."Jingga.. di depan semua teman-teman aku. Aku mau mengungkapkan perasaan aku bahwa aku mencintai kamu.." Ucap nya sembari memegang kedua tangan Jingga dan langsung dapat sorakan dari teman temannya
"Kamu mau jadi pacar aku?" Kalimat itu terlontar dari mulut Romy yang mampu membuat Jingga membeku. Harusnya sekarang dia bahagia, harusnya dia senang, karena ini hal yang selama ini di tunggu nya, tapi Jingga tidak merasakan itu. Dia melirik an matanya pada Fanny yang sama tegang nya, dia tau apa yang di rasakan Jingga. Lalu Jingga menatap Romy melihat seakan memohon. Jingga juga punya nurani, dia tidak ingin melihat Romy malu di depan teman-temannya.
"Iya.. aku mau" akhirnya kalimat itu yang keluar dari mulut Jingga, dia menunduk ketika Romy dan teman-teman nya bersorak gembira lalu lelaki itu memeluk tubuh Jingga dengan erat,
Degg
Jingga menguraikan pelukan nya ketika melihat Ragas yang sedang berdiri agak jauh dari mereka, pandangan nya tajam menatap Jingga lalu pergi begitu saja.
. . . . . .
Ini Ragas si guru ganteng nya 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA : Cerita Cinta Di SMA
Teen FictionIni bukan sebuah kisah tentang siswi paling pintar bertemu dengan siswa paling nakal Bukan juga tentang kisah perempuan tercantik dan lelaki tertampan.. Ini hanya kisah absurd atas kelakuan murid terhadap guru nya 👐 ____________ "Kamu tidak seharus...