Jingga menggeliat ketika cahaya matahari masuk lewat celah jendela, dia berganti posisi dengan tidur miring memeluk guling. Tapi saat matanya tak sengaja menangkap seseorang yang sedang tertidur di samping nya, dia menjerit lalu bangun sambil menutupi tubuhnya dengan selimut. Lalu dia memegang kepala nya yang masih sangat pusing."Masih pagi udah teriak-teriak"
Jingga menoleh pada orang yang tidur di samping nya itu, sekarang dia sudah bangun dan duduk di atas ranjang
"Bapak ngapain tidur disini?" Tanya Jingga ketus, jujur saja, dia masih kesal karena kejadian semalam pas di kafe"Ini rumah saya Jingga" Jawab nya santai, Lalu Jingga mengedarkan pandangan nya meneliti kamar ini dan memang benar ini bukan kamar Jingga
"Kok saya bisa ada disini?"
"Kamu ingat-ingat aja kejadian semalam. Gak mungkin saya bawa kamu pulang ke rumah kamu dalam keadaan begitu" Jawab Ragas, lalu dia beranjak dari atas ranjang.
"Kalau kamu masih pusing, tiduran aja, Bunda tau nya kalau kamu demam." Lanjut Ragas, lalu dia pergi dari kamar meninggalkan Jingga yang kebingungan sendiri.
Jingga memejamkan mata nya berusaha mengingat apa yang sudah terjadi semalam. Matanya membulat dan mulut nya terbuka ketika dia berhasil mengingat bagaimana dia mabuk parah di hadapan Ragas dan dengan lancang nya dia mencium bibir Ragas.
Gadis itu menjerit dalam hati, dia lalu menutupi tubuhnya dengan selimut setelah mengetahui kalau dirinya yang meminta Ragas untuk menemani nya tidur. Rasanya Jingga ingin mendobrak jendela kamar ini dan pergi ke planet mars. Dia benar-benar malu !!
Jingga keluar dari kamar setelah bersemedi untuk berusaha menahan malu di depan Ragas, sekarang dia sedang celingukan mencari tuan rumah, tapi tidak ada siapapun. Jingga lalu melanjutkan langkahnya menuju dapur dan mendapati Ragas disana yang tidak tahu sedang masak apa.
"Kak Agas lagi buat apa?" Tanya Jingga, Ragas lalu menoleh dan mendapati Jingga yang duduk di belakang nya
"Kamu gak mandi?" Tanya balik Ragas
"Gak ada baju ganti"
"Mandi dulu sana, nanti pake baju Bunda dulu"
"Bunda nya mana?"
"Ke rumah temen nya"
"Ouhhh.. kak Agas, nanti jalan-jalan yuk" Ajak Jingga, Ragas mematikan kompor nya lalu bersandar pada meja dan menghadap Jingga
"Nanti gimana kalau pacar kamu tau?" Tanya Ragas
"Aku mau putus aja sama dia."
"Kenapa?"
"Walaupun aku sayang sama dia, tapi aku gak mau terus terusan di buli si Maureen. Bukan nya gak berani, tapi gak keren banget lah berantem cuma gara-gara cowok. Kaya gak laku aja"
"Bagus, lagipula.. kamu sudah punya aku. Jangan pacaran sama lelaki lain lagi" Ucap Ragas dengan wajah datar, tapi Jingga malah cengengesan sendiri
"Aku gak bakal pacaran atau deket sama siapapun lagi, tapi harus imbang dong. Kak Agas juga jangan deket sama perempuan yang semalam"
"Siapa?" Tanya Ragas mendadak bego "Nada maksud kamu?"
"Mungkin.. aku gak tau namanya siapa"
"Dia bukan siapa-siapa"
"Tapi kok nempel terus"
"Kamu cemburu?"
"Iya" Jawab Jingga santai, merasa tidak ada yang harus di tutup tutupi.
Ragas terkekeh dengan pernyataan gadis di depan nya ini "Aku heran sama kamu Jingga, kamu bisa jadi orang paling nakal, orang baik, jujur, polos. Kadang juga orang yang tidak berperasaan"
"Karena aku bukan orang munafik kak.. kalau suka ya aku bilang suka, kalau enggak, yah aku bakal tunjukin sikap gak suka"
"Bagus bagus.. jadi lebih baik sekarang kamu mandi, terus kita sarapan"
"Kak Agas belum jawab pertanyaan aku. Tadi lagi masak apa?"
"Cuma bikin capcay aja. Kamu suka kan?"
"Aku suka apa aja, asal yang enak" Jawab Jingga lalu tersenyum manis dan dibalas oleh Ragas
. . . . . . . . . . . .
"Gak jelek-jelek amat" Ucap Ragas yang langsung mendapat pelototan dari Jingga setelah gadis itu berganti pakaian memakai dress milik Bunda
"Emang dasar nya udah cantik, mau pake baju sejelek apapun juga tetep cantik" Jawab Jingga tak mau kalah, lalu dia duduk di kursi meja makan yang hanya di tempati oleh mereka berdua.
"Jingga.. sejak kapan kamu suka minum?" Pertanyaan sederhana dari Ragas itu membuat Jingga membeku sekejap, dia menatap Ragas yang sedang menatap nya juga
"Kenapa kak Agas tanya itu?"
"Jawab aja"
"Agak lama sih"
"Kalau mau jadi istri aku. Kamu harus berhenti dari kebiasaan buruk kamu itu"
Jingga menunduk, karena memang dia yang salah "Maaf"
"Iya.. jangan di lakukan lagi"
"Iya.."
"Cepat makan.. kita akan pergi"
"Kemana?"
"Kemana pun kamu mau" Jawab Ragas, sedetik kemudian dia mengembangkan senyum nya
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA : Cerita Cinta Di SMA
Teen FictionIni bukan sebuah kisah tentang siswi paling pintar bertemu dengan siswa paling nakal Bukan juga tentang kisah perempuan tercantik dan lelaki tertampan.. Ini hanya kisah absurd atas kelakuan murid terhadap guru nya 👐 ____________ "Kamu tidak seharus...