First Love

212 25 9
                                    

gwhancana Oppa,
Saranghea.

ucapku menutup telpon.

Selamat Pagi Seoul.
hari ini Aku kembali ke Negeraku, setelah berlibur di Melbourne.

Oppa tidak dapat menjemputku karena jadwalnya yang padat, tentu Aku mengerti akan itu. Meski Aku sudah teramat merindukannya. tapi sekali lagi profesi kami harus membatasi intensitas pertemuan kami.

Aku menatap keluar jendela mobil melihat berbagai pohon-pohon yang sudah mulai menguning.

Noona, Eomma dan Appa sedang di Seoul, ucap Sang Moon memecah lamunanku.

Jinja? ucapku antusias, melihat ke arahnya.

hmm, ia menunggu kita di restaurant Momoyama.

sekarang? tanyaku.

hmm, jawab Sang Moon sekenanya.
sambil meminta driver yang mengantar kami, membawa kami ke restaurant jepang tersebut.

Bukan kah lebih baik bertemu di Apartement Noona saja? Eomma ada-ada aja Aku sangat lelah, cerocoss Sang Moon.

huss, Anak ini, kalau orang tua yang meminta ketemu selalu saja lelah,
giliran gebetan, mau lelah tetap disamperin, dianterin meski ujung-ujungnya di tolak hahha Ejekku ke Sang Moon.

Noona yah ! dia tidak menolakku.

kamu tidak percaya Noona? alasan klisenya itu, alasan sebagain besar wanita untuk menolak pria yang kita tidak sukai secara halus. kultumku.

Terserah Noona saja, Aku lelah, jawabnya sambil membuang muka menatap ke Arah jendela.

*

Aku dan Sang Moon sampai ke Restaurant Jepang yang di maksud,
Momoyama.
Restaurant ini memiliki beberapa ruangan sehingga lebih private.

Aku diantar seorang waiterss ke ruangan yang telah di reservasi oleh orang tuaku. sementara Sang moon, anak itu, masih berbicara dengan driver, persoalan games yang dari tadi mereka sibukkan.

krekkkk.

Aku mendorong pintu khas jepang itu.
mataku membulat, melihat siapa yang tengah duduk diantara kedua orang tuaku.

Suzy-ah, panggil ibu yang melihatku mematung didepan pintu. menatapku lekat, lalu berlari ke Arahku.
di ikuti Appa dan laki-laki yang sangat tidak ingin Aku temui, yang juga kini berjalan kearahku.

Suzy-ah selamat ulang tahun sayang. ucap Eomma memelukku.

Eomma, Suzy kangen. jawabku balas memeluknya erat.

kamu tidak kangen dengan Appa? Protes Appa yang berdiri disamping ibuku.

tentu Suzy kangen, ucapku melepas pelukan Ibu dan beralih memeluk Appaku.

Gadis kecil Appa, sepertinya baru kemaren kamu terus merengek meminta permen, sekarang kamu sudah sebesar ini. ucap Appa erat memelukku.

Appa, memang selalu menganggapku gadis kecilnya, meski Aku sudah sebesar ini.

Noona! teriak Sang Moon yang Aku rasa sekarang berdiri dibelakangku.

Aku melepas pelukanku segera, lalu berbalik ke Arahnya, bisa Aku prediksi apa yang akan ia lakukan setelah melihat siapa yang berdiri disamping kedua orang tuaku.

Aku melihat wajahnya memerah tanganya terkepal kuat.
dengan sigap Aku mendorong badanya, lalu menariknya sedikit menjauh.

Sang Moo-yah
ucapku memohon, menatapnya lekat.
Noona mohon, Noona tidak ingin Amma dan Appa mencemaskanku. bisikku sangat pelan.

Teman Tapi Demen ( Lee Seung Gi x Bae Suzy )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang