Toxic Positivy

184 22 6
                                    

Baik dokterku yang posesif. ucapku terkekeh sebelum menutup telpon Seunggi Oppa.

ia terus saja mengigatkanku untuk istirahat, untuk minum obat, dan segela hal lain yang bahkan diluar pikiranku mengenai kesehatanku.
padahal setelah melakukan pemeriksaan semalam, berdasarkan keterangan dokter tidak ada yang perlu terlalu dicemaskan.

*

Aku berjalan keluar kamar menuju sofa yang terdapat didepan tv.
Sepi, ucapku melihat sekeliling. setelah duduk di sofa.
Padahal Aku sudah terbiasa tinggal mandiri dari beberapa tahun yang lalu, tapi tetap saja, setelah Appa dan Eomma berkunjung, dan ketika mereka harus pulang. maka Apartement ini terasa sangat kosong.

Ting ting.

Aku tersenyum antusias, berharap Sang Moon kembali, dari mengantar Eomma dan Appa ke bandara Gimpo.
Aku tidak ikut mengantar Eomma dan Appa, karena beralasan harus berangkat ke lokasi segera, berdasarkan ide Sang Moon.

Aku dan Sang Moon takut kondisiku terbaca oleh kedua orang tuaku. karena tadipun Aku hampir ketahuan, Aku tidak dapat mengontrol espresiku karena tiba-tiba saja Appa mencubit gemas bagian luka lebamku yang tertutup sempurna dengan piyama yang Aku kenakan.

tapi jika itu Sang Moon kenapa harus menekan bel?  pikirku. sambil berjalan ke Arah pintu.

Aku memastikan siapa yang mengunjungiku dengan melihat layar cctv depan pintu, Aku membuka pintu segera, setelah mengetahui Ji Eun Unnie yang datang sepagi ini ke apartementku.

Unnie, ucapku setelah membuka daun pintu, lalu berjalan memeluknya.

ia membalas pelukanku sambil terisak, Aku menepuk-nepuk pundaknya. tampa mengucapkan apapun.

Auu, rintihku pelan berusaha menahan sakit.

Perlahan Ji Eun Unnie melepas pelukannya dan menatapku sayu sambil berusaha mengusap kasar airmatanya. Suzy-ah gwhancana? ucapnya kuatir melihatku seperti menahan sakit.

gwhancana, Unnie masuklah terlebih dahulu, ucapku menarik tangannya masuk.

Airmatanya kembali turun setelah kami berdua sama-sama duduk di sofa yang sama, didepan tv.

Unnie, unnie jangan terus terpuruk seperti ini, ucapku berusaha menenangkannya.

Aku gagal sebagai Sahabat Suzy-ah, dan ini untuk kedua kalinya! kenapa Aku tidak bisa peka terhadap keadaan sahabatku. curhatnya.

Unnie adalah salah satu sahabat terbaik yang pernah Aku kenal,
Unnie jangan menyalahkan diri Unnie.

Tapi sahabat apa? yang tidak bisa membuat sahabatnya terbuka? dan berani cerita keadaanya?

Itu bukan kesalahan Unnie, Aku yakin Sulli sangat bersyukur memiliki Unnie sebagai sahabatnya.

Tapi kenapa dia tidak terbuka padaku? kenapa Aku tidak peka? Seandainya jika Aku lebih peka, mungkin Aku bisa menjeganya Suzy-ah. ucapnya terisak

Unnie, Aku menarik tubuhnya dalam pelukanku.

Sulli pasti punya alasan lain, kenapa dia tidak pernah menceritakan kegelisahanya ke Unnie, tapi percayalah bukan karena dia tidak percaya atau tidak menyanyangi Unnie, terkadang kita hanya takut membuat orang yang kita sayangi ikut merasakan hal berat yang kita alami.

Teman Tapi Demen ( Lee Seung Gi x Bae Suzy )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang