Lailatul Qadar - 21

22 3 4
                                    

“Lepaskan aku hei!!”

“Diamlah, kau akan kulepaskan sebentar lagi,”

Yaps, dugaan kalian benar. Gadis yang baru saja meronta-ronta ingin dilepaskan itu Yuri. Penampilan nya yang biasa terlihat imut berubah total, berantakan.

Brakk!!

“Yuri-ah!” Somi dan Yerin terkejut setelah melihat gadis dan pria itu mendorong Yuri hingga terkapar di lantai gudang itu.

Gadis itu kemudian mengikat kedua tangan Yuri.

“Hiks, s-sakit....”

Seolah tak peduli dengan rengekan gadis itu, pelaku penculikan itu kembali keluar dari gudang itu lalu pergi entah kemana.

Lalu terdengar bunyi kunci dan gembok diluar sana. Mereka tidak bodoh jika kedua orang itu mengunci pintu gudang.

Sontak kedua gadis yang terbilang sudah lama terkurung disana menghampiri Yuri. Hmm, mereka berdua sebenarnya berpura-pura seolah masih diikat.

Tapi, Somi dan Yerin lebih pintar daripada kedua orang tadi. Mereka berdua bisa melepaskan nya sendiri.

“Yuri, kau baik-baik saja?” tanya Somi khawatir.

“Kepalamu! Kau tidak lihat betapa banyak lebam di wajahnya?” sahut Yerin.

“A-ah, kau benar. Bagaimana caranya kau bisa dibawa kemari oleh mereka?”

Yuri terdiam, gadis itu menahan rasa sakitnya sebentar.

“W-waktu itu, aku terduduk di perpustakaan. Lalu ada seorang murid memberiku sepucuk surat. Ia bahkan tidak tahu siapa pengirim nya. Saat ku buka, ternyata orang ini ingin aku keluar dari perpustakaan dan menemuinya di belakang sekolah. Aku agak sedikit takut. Tapi, mungkin ini penting. Jadi aku berjalan meninggalkan perpustakaan dan aku meninggalkan barang-barang ku,” Yuri menghentikan ucapan nya. Somi dan Yerin mengerutkan dahi,

“Lalu? Apa yang terjadi?”

“Ternyata kedua orang itu mencegatku di depan perpustakaan. Lalu membekapku dan memukuliku hingga lebam. Dan berakhir lah aku disini,” lanjut Yuri. Kedua gadis yang menyimak dengan serius cerita Yuri barusan langsung melongo tak percaya.

“Licik sekali,”

“Baiklah, kita semua sudah mengetahui bagaimana caranya kedua neraka berkaki itu menculik bukan?” ucap Somi, “Sekarang mari kita pikirkan cara agar kita bisa kabur darisini, secepatnya,”

“Kau benar,” sahut Yuri.

Yerin pun mengangguk setuju, “Jika bisa, kita harus keluar dari sini sebelum sepuluh hari terakhir bulan puasa,”

Mereka bertiga pun berusaha berpikir. Jika dilihat-lihat, gudang ini terbengkalai. Hanya ada sebuah ventilasi di bagian tembok atas, dan jelas saja itu tidak muat untuk mereka.

“Bagaimana? Dapat ide?” tanya Yerin. Kedua gadis yang ada di sebelah Yerin pun menggeleng.

Yuri menatap ke segala penjuru ruangan. Terdapat banyak meja, kursi, jam antik yang tak terpakai. Mengerikan, mungkin kata itu cocok untuk mendeskripsikan gudang ini.

Tiba-tiba pandangan nya tertuju pada sebuah lemari pakaian di pojok kanan gudang. Bukan, Yuri tidak salah fokus pada lemari itu. Melainkan sebuah lubang yang tertutupi oleh lemari itu.

Gadis itu berjalan menghampiri lemari pakaian itu. Posisi lemari yang tidak terlalu berdempet dengan tembok itu menampakkan lubang yang mungkin terlihat besar.

[2] Lailatul Qadar; Kim MinjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang