Lailatul Qadar - 14

34 8 6
                                    

Di waktu yang sama, Donghyun terlihat termenung di kamarnya....

Sembari meratapi sebuah surat yang sepertinya ia dapatkan pagi tadi.

Flashback on

Hahaha pacarku lucu sekali. Jangan marah, cantik. Kemari, Donghyun ingin pelukan.

Donghyun membawa Minju ke pelukan nya. Dan, Donghyun rasa gadis yang menjadi pacarnya itu dengan senang hati menerima pelukannya.

Mereka berpelukan lumayan erat. Dan mereka berdua juga bercanda ria sesekali agar tidak hening.

Namun, pelukan dan candaan mereka mulai berhenti setelah banyak murid yang mulai berdatangan.

Kelas pun dimulai.

Minju terlihat sangat fokus memperhatikan Bu Suzy di depan. Donghyun bisa melihat itu. Ya karena selama dua menit Bu Suzy menerangkan, pria itu hanya menatap Minju.

Tapi Minju sadar akan hal itu. Ia melayangkan tangan nya ke wajah tampan Donghyun, dan mengusapnya kasar.

Lalu gadis itu berbisik,

Jangan sampai kecantikanku membuat nilai mu menurun, Dongie-yaa.

Donghyun yang diperlakukan seperti itu hanya terkekeh pelan dan dilanjut mengerucutkan bibirnya.

Namun, gadis yang ada di sebelah nya itu terlihat tidak peduli. Ia lebih memilih memperhatikan Bu Suzy.

Karena itu, Donghyun gagal mencari perhatian Minju. Lama-lama ia bosan untuk memperhatikan pelajaran. Dengan iseng, ia melihat ke seluruh bagian ruang kelas.

Sampai pandangan nya tertuju pada....

“Apa itu? Seperti amplop.” gumam pria itu dalam hati.

Diam-diam ia mengambil sebuah amplop yang terletak di laci mejanya, takut ada yang melihat. Padahal tidak mungkin ada yang melihatnya saat ini terutama gadis yang ada di sebelahnya.

Srett...

Donghyun membuka bagian lengket yang menjadi penutup amplop itu. Lalu dikeluarkannya secarik kertas darisana.

Kata demi kata, huruf demi huruf, ia cermati baik-baik. Dan di akhir kalimat, pria itu mengerutkan dahinya.

Belum sempat ia mencerna kata-kata itu, Bu Suzy menggertaknya dari depan.

Kim Donghyun! Kenapa kau menunduk?!

Satu kelas jelas mengalihkan atensi mereka ke Donghyun.

Baiklah, Donghyun menjadi pusat perhatian saat ini.

Tidak ada apa-apa, bu. Saya hanya membuang bekas rautan pensil saya.” untung saja di laci Donghyun terdapat sebuah rautan dan bekas rautan pensil yang kemarin belum ia buang.

Hmm, baiklah. Perhatikan ke depan.

Saat Bu Suzy kembali menerangkan, pukulan kecil mendarat di lengan Donghyun.

Kalian pasti tahu siapa itu.

Sudah ku katakan. Mata Bu Suzy seperti mata ikan Dory di Finding Nemo. Jadi berhati-hatilah.” bisik Minju.

[2] Lailatul Qadar; Kim MinjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang