Siang ini, Minju dan yang lain nya pulang sedikit lebih terlambat.
Pukul 14:05 siang,
Sedangkan bel sekolah berbunyi pada pukul 12:00 tadi. Tapi mereka punya alasan untuk itu.
“Jika seperti ini terus, mereka tidak akan bisa kita temukan,” Chaewon terlihat frustasi.
“Apa perlu kita meminta bantuan paman Suho?”
“Kita sudah melakukan nya, Woojin-ah. Paman Suho dan bibi Irene masih berusaha mengumpulkan bukti untuk bisa menuduh ayah Minju,” ucap Donghyun.
SinB dan Minju sebenarnya sudah bosan mendengar usulan mereka yang terlihat sama saja. Semua usulan itu sudah mereka lakukan. Tapi tidak membuahkan hasil.
Soojin ikut berpikir. Ada sesuatu yang menjanggal di otaknya.
“Tunggu teman-teman,” Soojin buka suara. Itu sukses membuat orang-orang mengalihkan atensinya.
“Ada apa, Soojin?” tanya Yeri.
“Eum, aku—memiliki daya ingat yang cukup kuat. Aku masih mengingat hal-hal yang terjadi pada saat aku, SinB, Minju, dan Yerin berteman saat SMP. Mungkin itu bisa jadi sebuah petunjuk,” ucap Soojin panjang lebar.
Dahi Daehwi mengerut, “Hmm? Apa itu akan membantu?”
“Yah, semoga saja. Kita sudah pasrah sekarang,” sahut Jihoon.
“Aku tidak terlalu berekspetasi tinggi tentang ini,” Yena berkomentar.
“Sudah diam. Biarkan saja Soojin berpikir. Mungkin saja ide nya itu membantu. Tidak seperti kalian. Kalian mengucapkan usulan-usulan yang sama setiap harinya,” omel SinB tiba-tiba. Semua orang seketika menyengir dan menahan tawa mendengar ocehan SinB.
Minju menoleh, “Soojin-ah, apa yang kau ingat?”
Soojin terdiam. Lalu bicara.
“Eum, Minju-yaa. Aku, kau, SinB, dan Yerin sangat dekat saat SMP. Saking dekatnya, kita lebih sering berkumpul bersama. Lalu...” ucapan Soojin terjeda.
“Lalu apa? Kumohon jangan menggantung,” ujar Jihoon.
“W-waktu itu, SinB terlihat lebih dekat dengan Yerin. Walaupun kita juga sangat dekat, tapi SinB paling dekat dengan Yerin. Aku rasa kedekatan SinB dan Yerin bisa membantu kita untuk menemukan mereka,” lanjut Soojin lagi.
SinB bingung, “Tunggu sebentar. Apa maksudmu?”
“Eum, waktu itu, kita berencana untuk berkumpul di salah satu taman ‘kan? Aku ingat, dulu Yerin sedikit terlambat untuk datang. Apa kalian ingat?”
“Ah! Iya iya, aku mengingatnya. Bukankah itu dikarenakan Yerin tidak mengetahui lokasi nya?” sahut Minju antusias.
“Kenapa kalian malah mengingat masa lalu?” tanya Donghyun polos.
“Haha, kau ikuti saja alurnya, Dongie-yaa. Jangan merajuk,” Minju mengelus pipi Donghyun.
“Lalu? Yerin akhirnya datang bukan?” SinB memotong adegan romantis Donghyun dan Minju.
“Yah, dia datang. Tapi apa kalian ingat bagaimana ia bisa sampai ke taman?” SinB mengerutkan dahi. Sepertinya ia mulai paham dengan apa yang diucapkan Soojin.
“I-iya juga. Bagaimana cara nya dia sampai? Bukan nya dia tidak tahu jalan?”
Mata SinB tiba-tiba membulat. Ia langsung berlari keluar rooftop, meninggalkan orang-orang dengan tatapan heran.
SinB berlari menuju kelas. Sesampainya di kelas, ia langsung mengobrak-abrik tas nya.
“Ayolah! Dimana benda kotak itu?!” SinB mengangkat tas nya dan mengeluarkan isi tasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Lailatul Qadar; Kim Minju
Fanfic❝Terima kasih karena telah memberiku kebahagiaan yang tak terduga❞ ~Kim Minju🌌 Start : 15/02/2020 End : - Bahasa : Baku ©wink_wek17, 2020