Lailatul Qadar - 10

34 10 2
                                    

Bu Taeyeon. Saya mau nasi bungkusnya, lauknya rendang sama ikan goreng.

Kalau saya telur bali, sambal, sama perkedel nya tiga.

Saya mau tiga bungkus ya, bu.

Kira-kira itulah suara ibu-ibu yang bersahut-sahutan untuk memperebutkan nasi bungkus buatan Taeyeon. Memang disaat seperti ini, dagangan Taeyeon selalu laris manis. Dan juga tak sedikit komentar pujian yang Taeyeon tuai.

“Taeyeon, aku juga mau nasi bungkusnya. Lauk nya seperti biasa.” sahut Jessica tiba-tiba datang entah dari kapan.

“Ah iya, sebentar ya.” balas Taeyeon kepada Jessica dan ibu-ibu yang lain.

Kebetulan, Sowon dan Minju telah kembali ke rumah. Sowon yang melihat kerumunan di depan rumah nya itu dengan sigap berlari kecil menghampiri ibunya. Ayolah, Taeyeon tidak bisa melakukan ini sendiri.

“Biar Sowon bantu, bu.” Sowon mulai membungkus pesanan ibu-ibu yang berdiri dengan antusias di hadapan nya.

“Minju juga mau bantu.” sahut Minju.

Setelah beberapa lama, akhirnya mereka bisa menghela nafas lega setelah melihat sebagian ibu-ibu telah meninggalkan halaman rumah.

“Ini Taeyeon uangnya.” Jessica menyodorkan beberapa lembar uang kepada Taeyeon.

“Terima kasih, Jes.” balas Taeyeon dengan senyum manis.

“Kebetulan aku malas untuk memasak. Jadi aku beli di kamu, hehe.”

“Ah begitu rupanya.”

Lalu obrolan mereka berlanjut sampai Sowon dan Minju selesai mengemasi barang-barang yang telah digunakan untuk jualan. Satu per satu mulai dari baskom aluminium, kertas minyak, dan lain-lain.

“Minju-yaa, kau bawa semua baskom ini ke dalam rumah. Taruh di tempat cuci piring ya.” titah Sowon kepada adik kesayangan nya itu.

Minju hanya mengangguk, “Iya, eonnie.

Minju mulai membawa baskom-baskom itu setelah menumpuknya. Saat ia akan berjalan menuju rumahnya, sekilas Minju melihat ada pria berpakaian hitam yang diam-diam meletakkan sesuatu di depan rumah Donghyun.

“Siapa dia? Apa yang dia lakukan?” batin Minju.

Gadis itu masih saja memandangi pria itu dari kejauhan. Ia berusaha untuk melihat wajah nya, tapi nihil. Pria itu mengenakan masker di wajahnya. Sangat sulit bagi Minju untuk melihat wajahnya.

Tunggu, apa yang ia letakkan di depan rumah Donghyun? Kertas? Kotak?

Ya, pria itu meletakkan sebuah benda persegi panjang di depan rumah Donghyun. Entah itu sebuah kertas, amplop, kotak, Minju tak tahu pasti. Saat pria itu mulai menegakkan tubuhnya, ia tersadar bahwa sepasang mata milik Minju tengah mengawasi nya daritadi.

Ehh?! Dia melihatku.” batin gadis itu.

Tapi untungnya, pria itu langsung kabur setelah Minju menatapnya.

“Baiklah, aku pulang dulu, Taeyeon-ah. Assalamualaikum.

“Ah iya, Waalaikumsalam.

Jessica meninggalkan halaman rumah Taeyeon dan pergi menuju rumahnya. Saat Jessica sudah berlalu, Taeyeon langsung membantu Sowon dan Minju yang membereskan peralatan dagangan mereka.

“Minju-yaa, mengapa kau melamun?” ucapan Sowon membangunkan Minju dari lamunan nya.

“E-eh tidak ada, eonnie.balas Minju.

[2] Lailatul Qadar; Kim MinjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang