Lailatul Qadar - 23

24 3 0
                                    

“Sudah cukup kau melakukan ini, Nancy!!” Jungmin membentak.

Terbongkar sudah. Gadis yang menjadi pelaku penculikan mereka saat ini adalah Nancy.

Dan mereka benar-benar tidak memikirkan hal itu.

“Aish, masih belum cukup. Aku belum puas untuk menyiksa kalian,” Nancy menunjukkan seringai liciknya.

“Kenapa kau melakukan ini? Minju salah apa sebenarnya hingga kau menjadikan kami tawanan seperti ini?” ucap Somi dengan mata yang berapi-api.

Nancy tak berminat untuk menjawab. Gadis itu mendudukkan dirinya pada sebuah kursi tua di hadapan mereka yang tak berdaya.

“Kenapa kau diam bajingan?!” Somi mulai sarkas kali ini.

“Sssttt, bulan puasa. Tidak baik untuk mengumpat, Jeon Somi.” jawab Nancy santai.

“Sialan,”

Kemudian suasana menjadi hening. Namun hanya beberapa saat.

“Nancy, kau menemukan mereka?” pria yang diduga menjadi pelaku selain Nancy tiba-tiba datang.

Nancy berdecak, “Terlambat kau!”

“Siapa lagi itu? Nancy jawab!” kali ini Yuri ikut angkat suara.

“Berlagak sok dingin sekali kau Jo Yuri. Diamlah sebentar. Setelah ini kau akan tahu permasalahan yang sesungguhnya,” jawab Nancy.

“Baiklah, karena pria ini sudah datang, aku akan mulai menyebutkan dosa kalian satu per satu.”

Semuanya diam terlihat menunggu Nancy bicara lagi.

“Awal permasalahan nya di mulai dari dia,” Nancy menunjuk Hyorin. Yang ditunjuk hanya menatap kebawah pasrah dengan keadaan.

“Waktu itu, kita masih seorang siswa dan siswi kelas 10 yang baru. Kalian mungkin tahu sebuah gosip seorang pria kelas IPS yang tampan dan dingin. Yaps, dia benar-benar menarik perhatian para gadis, termasuk aku.”

Yerin mengangkat satu alisnya, “Tunggu... Apakah itu—”

“Iya, Yerin. Kim Donghyun, dia Kim Donghyun,” potong Nancy.

“Banyak gadis yang berusaha mencari perhatian nya. Aku pun termasuk. Tapi, beberapa hari kemudian, muncul lagi sebuah gosip seorang gadis kelas IPA yang katanya terlihat feminim dan berparas cantik. Dia temanmu bukan? Ck,” jeda Nancy.

“Kedua orang ini cukup menarik perhatian para gadis dan pria tentunya,”

“Jadi... letak kebencianmu pada Minju dimana?” tanya Yerin lagi.

“Kecantikan, kebahagiaan, popularitas. Aku iri dengki padanya karena tiga hal itu. Saat kemunculan Minju, para penggemar Donghyun langsung menjodoh-jodohkan mereka. Darisitu aku berusaha tidak setuju dan mengutarakan pendapatku. Dan apa yang terjadi? Aku ditindas dan dianggap sok cantik. Lalu, mereka bilang bahwa aku terlalu centil untuk Donghyun yang pendiam.” Nancy mulai meninggikan suaranya pada dua kalimat terakhir.

“Aku dibully disana dan sekali lagi mereka bilang aku tidak pantas untuk Donghyun. Sejak saat itu, aku sangat benci dengan Minju. Kemudian, aku bertemu dengan Hyorin. Dia ternyata juga tak setuju bahwa Minju disandingkan dengan Donghyun. Jadi kita berteman dan berusaha menjatuhkan harga diri Minju. Tapi, semua rencana kami kalian gagalkan!”

“Wajar saja mereka gagalkan. Mereka sahabat Minju. Lagipula itu bukan salah Minju, itu salahmu! Kau harusnya sadar bahwa yang kau pikirkan dari awal itu salah!” Taehyung ikut menyahut walaupun fisiknya sudah mulai melemah.

[2] Lailatul Qadar; Kim MinjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang