3. Saksi

1.1K 173 9
                                    

Renjun berjalan dengan tergesa-gesa menuju ruang osis dengan mulut yang masih mengeluarkan segala umpatan untuk Jeno dan Jaemin.

"Cium-cium, matakau ku cekek" Gumam Renjun sebelum membuka pintu osis.

"SHIT"

•••

Jeno dan Jaemin masuk ke dalam kelas nya dengan senyum lebar.

"Jen, Jaem entar jangan pulang dulu ya, Piket dulu kalian sama Han baru pulang ya" Perkataan sang ketua kelas 11 IPS 2 Membuat Jeno dan Jaemin dengan kompak menoleh menatap mata masing-masing.

"Haha iya" Ucap Jaemin sambil tertawa pelan, lalu berjalan melewati ketua kelas mereka.

"Baru kemarin njir piket, lama-lama gue juga nih yang jadi ketua kelas" Sungut Jeno sambil memainkan handphone nya.

"Lah kelas hancur man kalo lo yang jadi ketua kelas, Ga keatur" Jawab Jaemin

"Kaga, emang ni kelas baik-baik aja pas tu anak yang jadi ketua kelas? lagak nya udah kayak ketua osis cuk" Balas Jeno sengit.

ting

Notif handphone membuat atensi dari kedua pria tadi teralihkan, Jaemin si pemilik notif dengan cepat mengambil handphone nya dan membaca notif yang masuk

"Jen, Gue pulang duluan ya nanti? Gue mau latihan buat manggung besok" Ucap Jaemin dengan mata yang masih fokus ke handphone dan jari yang masih berselancar di keyboard handphone

"Lah? ntar gue sendiri? piket sama maung berduri?" Tanya Jeno sambil menatap Jaemin.

"Iya kali" Jawaban Jaemin mampu membuat dengusan kasar dari Jeno.

"Palingan ntar si Han balik duluan, terus lo piket sendiri. Tau sendiri kan pacarnya Han gimana" Ucap Jaemin, Jeno menanggapi nya dengan anggukkan.

Keadaan kelas seketika hening di karenakkan seorang guru Geografi masuk untuk memulai pembelajaran.

•••

"Renjun?" Mark menghempas pelan tangan Haechan saat menoleh sahabat Haechan di ambang pintu ruang osis.

"Kalau mau nembak orang yang romantis kek, Lo nembak orang bukan mau ngajak jajan" Tukas Renjun, dengan muka datar Renjun masuk kedalam ruang osis dan mendudukkan diri nya kasar di salah satu bangku ruang osis.

"Jangan romantis-romantis an disini, Dan lagi kalau nembak orang di ruang osis pintu itu di kunci jangan dibiarin kebuka gitu" Tukas Renjun dengan tangan yang masih membolak-balikkan kertas di hadapannya.

Renjun mendongak saat melihat kedua orang tadi masih berdiri di tempatnya ,"Terus kalian ngapain? Diem kayak orang bego disitu?" Sarkas Renjun.

"ah iya, Gue mau keluar dulu, Duluan Ren" Ucap Mark dan berjalan dengan langkah besar keluar dari ruang osis.

"Lo?" Tanya Renjun kepada Haechan.

Haechan menghela nafas kasar, tangannya menarik salah satu bangku di hadapan Renjun dan menatap Renjun yang tengah fokus dengan kertas di depannya.

"Renjun" Panggil Haechan

Renjun mendongak , menatap Haechan dengan satu alis yang terangkat.

"Jangan gitu besok-besok kasian kak Mark" Ucap Haechan.

"hm" dehem Renjun dan kembali memfokuskan diri nya dengan tumpukkan kertas di depannya.

"Gue duluan, Semangat Ren" Ucap Haechan lesu, Renjun mengangguk pelan tanpa memutus fokus nya terhadap kertas di depannya.

Saat ini kelas Renjun memang sedang jam kosong, maka dari itu Renjun memanfaatkan waktunya untuk me rekap data-data osis yang sempat salah dibuatnya kemarin.

•••

"Renjun Adrian" ucap seseorang dengan seringainya.

"Lo cantik, tapi sayang sifat lo gak secantik muka lo. but whatever hati gue stuck di lo, Manis"

Tangannya dengan lihai mengambil foto-foto Renjun dari luar ruang osis. dan setelah mendapat beberapa foto dirinya beranjak pergi dari sana.

●●●

n/b:
Saya tidak peduli tentang ketertarikkan kalian terhadap cerita saya, Saya membuat cerita ini hanya untuk kepuasan diri saya sendiri.

Tetapi saya ingin mengucapkan terima kasih untuk kalian yang sudah mendukung cerita saya dengan cara vote.



Dingin (Norenmin) • On HoldWhere stories live. Discover now