ketiga

83 36 39
                                    

"Lo fokus ngetiknya Vernon goblok!" teriak Erwin kesal.

"Iya nih tolol banget lo ngetik aja lama anjir" tambah Farhan memperkeruh suasana lagi.

"Sini biar gue aja yang ngetik" tawar Reno berbaik hati.

Vernon menghela nafas pelan dan mencoba mengumpulkan fokusnya kembali untuk mengetik di keyboard laptop nya saat ini.

"Disekolah juga tersedia...," Erwin memberhentikan perkataannya "lo perhatiin letak huruf ketikan lo bangsaat!! lo liat nih kok hurufnya campur sih anjir!!"Erwin lalu mengetuk-ngetuk layar laptop gemas.

Vernon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, lalu mulai memperbaiki tulisannya.

"Lo kenapa sih dari tadi kagak fokus?" tanya Farhan curiga.

"Nanti ini tugas kagak selesai-selesai lo ngetiknya lelet terus banyak yang salah bego" Erwin mulai tersulut emosi.

Bagimana teman-temannya tidak marah tugas bahasa Indonesia ini memerintahkan setiap kelompok mendeskripsikan tentang kelebihan sekolah.

Dan sekarang mereka sedang berada di lapangan sekolah untuk menyelesaikan tugas mereka, bukan tanpa alasan mereka berada di tempat terbuka ditemani sinar mentari yang sangat terik. Yah... tugas ini sudah diberikan tiga minggu lalu dan mereka baru mulai mengerjakannya sekarang.

Vernon harus waspada, mereka sedang di lapangan dan sekarang sudah istirahat yang artinya bencana akan segera datang dan hal itu membuat dirinya sangat was-was.

"Vernon!!" pekik gadis gila kemarin dan memeluk tubuh Vernon dari belakang.

Vernon yang diserang tanpa aba-aba itu pun tubuhnya terjatuh kesamping, dengan sigap Reno mengambil laptop itu dan mulai mengetik cepat.

Vernon yang terkejut lantas menyikut perut gadis itu.

"Aww!!!!"

Vernon terdiam melihat gadis itu memegangi perutnya.

"Maaf gue ga sengaja" ujar Vernon dan membantu gadis itu untuk duduk.

Karena posisi mereka yang tepat di tengah lapangan serta waktunya semua murid istirahat teriakan gadis itu membuat semua orang memperhatikan mereka.

"Shit! jangan liatin gue gitu bangsat gue ga nyaman" timpal Vernon sebal.

"Perut gue sakit" rengek gadis gila itu.

"Gue anterin lo ke uks oke?" ujar Vernon berusaha berbaik hati.

Gadis itu sangat berbahagia, tapi ia berusaha tetap dalam peran akting-nya.

Gadis itu mengangguk pasrah dan lalu Vernon membopong tubuh gadis itu.

"Bentar" ujar Vernon ke tiga sahabatnya.

"Jangan ngadem di uks"

Vernon mengangguk paham.

Knop pintu dibukanya perlahan lalu ia membantu gadis itu untuk berbaring di kasur putih itu.

Petugas uks lalu dengan sigap mengambil obat-obatan untuk gadis itu.

Vernon melangkahkan kakinya hendak pergi.

"Lo mau kemana?" ujar gadis gila itu.

"Balik"

"Temenin gue disini gue takut"

Vernon tidak mendengarkan gadis itu ia berlalu begitu saja.

Gadis itu lalu berdiri dan memeluk Vernon dari belakang.

"Gue suka lo, please gue mau jadi pacar lo"

Vernon hanya diam.

Sedangkan petugas uks berusaha untuk mencari kesibukan lain agar tidak memperhatikan dua sejoli itu.

"Gue mau jadi pacar lo! please" gadis gila itu makin mempererat pelukannya.

Vernon melepas paksa pelukan gadis itu, tapi gadis itu malah mengikutinya dari belakang.

"Gue mau jadi pacar lo!" teriak gadis itu lagi.

"Gue nya yang gak mau " bentak Vernon lalu ia berlari.

Gadis itu tidak patah semangat meski faktanya ia sudah di tolak mentah-mentah oleh pria dambaan nya itu.

"Gue mau jadi pacar lo!!" teriak gadis itu sambil berusaha memegang lengan Vernon.

"Tunggu, apa?!! bukannya seharusnya gadis itu berbicara ' lo mau jadi pacar gue ?' bukannya 'gue mau jadi pacar lo?' yang nembak dia bukan gue!" batin Vernon tidak terima.

Gadis gila itu terus mengejar Vernon keliling lapangan, seakan tidak punya malu.

Vernon lalu memberhentikan langkahnya tepat dekat teman se-perjuangannya.

"Kenzie kok lari-lari bukannya dia sakit perut ya?" Reno lalu mengernyit heran.

Yap!

Gadis gila yang mengejar Vernon itu bernama Kenzie Fatihah Rahmad Nugroho, tinggi 150 cm, mata hitam legam, hidung mancung tapi kecil, bibir merah alami, kulit sawo matang berambut sebahu.

Vernon berusaha mengatur nafasnya yang tidak beraturan akibat lari-larian tadi.

"Gila tuh Kenzie, akting ternyata" ujar Farhan tidak percaya.

Kenzie memegang lututnya, lalu ia menyeka keringatnya dan mendekat ke arah Vernon.

Vernon berjalan mundur.

"Pergi!" bentak Vernon.

Kenzie memegang lengan Vernon dan menunjukkan puppy eyes andalannya.

"Gue mau jadi pacar lo" Kenzie lalu menggoyang-goyangkan tangan Vernon masih tetap menunjukkan puppy eyes ia lalu mengedipkan matanya.

Bukannya merasa beruntung atas yang ia lihat, Vernon malah merasa jijik.

"Lepas" ujar Vernon dingin.

"Gue mau jadi pacar lo."

Vernon lalu melepas kasar genggaman tangan Kenzie itu dari lengannya.

"Ken, bukannya seharusnya lo bilang 'lo mau gak jadi pacar gue' bukannya 'gue mau jadi pacar lo' ," ujar Erwin menyela.

Kenzie lalu berpikir sejenak "bukannya sama aja ya?"

"Astaga beda bego" ujar Erwin berusaha menyadarkan Kenzie.

"Sama aja!" Kenzie mulai ngotot.

Erwin hanya menghela nafas pelan berusaha meredam emosi di siang terik ini.

"Bukan hanya tidak punya malu bahkan gadis ini tidak mempunyai akal yang sehat" batin Vernon.

"Lo harus jadi pacar gue, ga ada penolakan" Kenzie lalu melipat tangannya di dada.

"Idih lo siapa?"

Kenzie terdiam sejenak lalu ia tersenyum lebar.

"Kalau lo ga mau jadi pacar gue, gue aja jadi pacar lo gimana?"

Penawaran yang bagus kenzie, batin nya.

Vernon yang sudah muak lantas berjalan menjauh dari Kenzie. Vernon bahkan tidak peduli soal tugas kelompok itu, ia harus menghindari alien ini baru memikirkan tugas.

"Vernon!!!" teriak Kenzie.

"Vernon tugas belum selesai!!" teriak Erwin.

Bahkan sekarang punggung tegap pria itu mulai menjauh.

Kenzie menatap sendu punggung itu yang perlahan-lahan menghilang, ia lalu menyeka air matanya yang turun.




Hai
Ini merupakan projek kepenulisan dalam satu bulan yang di selenggarakan oleh GoldenStarWriter01

Jangan lupa vote&Comment😼💛
See u 😂😼💛💛












Vernon Arzeallna ( √END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang