ketujuh

63 24 19
                                    

Jam baru menunjukkan pukul enam pagi, Kenzie dengan buru-buru melangkahkan kakinya dengan cepat bahkan terkesan berlari.

Ia membuka pintu kelasnya yang berwarna biru gelap itu, ia lalu duduk di bangkunya paling belakang lalu membuka ransel kesayangannya itu. Dan mengeluarkan satu batang cokelat putih dan satu botol tupperware berwarna pink muda meletakkannya di atas meja kepemilikan Vernon, pria pujaan hatinya.

Sudah setengah jam berlalu, Kenzie tertidur di mejanya. Tak beberapa lama setelah Kenzie tidak sengaja tertidur seseorang datang dan melihat cokelat dan botol berada diatas mejanya. Ya... siapa lagi kalau bukan Vernon, memakai seragam sekolah seperti seharusnya tidak ada perubahan yang terjadi padanya seperti hari-hari terakhir kemarin. Hanya saja kelopak mata Vernon membengkak dan sedikit menghitam dibagian bawah mata raut wajah letih jelas terpancar lelah yang sangat amat.

Vernon mendaratkan bokongnya di kursi samping gadis itu ia lalu memperhatikan wajah gadis itu.

"Cantik" gumamnya.

"Wait?what?! apa yang kau katakan Vernon? kau pasti sudah gila! ya memang jika gadis itu diam ia cantik tapi hanya sedikit!" debat Vernon didalam hati.

Kenzie terbangun ia mengucek-ucek matanya dan melihat ke arah Vernon detik itu juga senyum gadis itu mengembang sempurna, ia lalu memeluk Vernon.

"Pagi sayang!!" pekiknya bahagia.

Vernon dengan sigap menjauhkan tubuh Kenzie dengan memegang kepalanya.

" Apaan sih " gerutu Vernon.

Kenzie memanyunkan bibirnya tapi sedetik kemudian ia tersenyum lebar.

"Lo belum sarapan kan? nih gue bawain bubur kacang ijo buatan gue" Kenzie lalu mengeluarkan kotak bekal berwarna pink dari dalam ransel nya dan meletakkan kotak bekal itu dihadapan Vernon.

"Gak."

"Yah... kenapa?"

"Gue ga laper dan gue alergi kacang ijo."

"Lo malu ya? gak papa kali yang" Kenzie lalu menoel gemas hidung Vernon.

"Jangan sentuh gue" ujar Vernon dingin.

"Makan enggak?"

"Enggak."

"Makan dong gue masaknya capek tau gak? bangun pagi pokoknya pake usaha yang besar gue kerahkan buat ini bubur."

"Kok lo maksa?"

Kenzie menghela nafasnya,

"Makan atau gue bakalan nangis sekarang."

"Dih maksa nangis aja sana lo pikir gue peduli."

"Vernon jahat! " suara kenzie memberasa namun sedetik kemudian....

"hiks...huaaaaahhh"

Vernon terkejut mendengar suara tangisan Kenzie yang seperti anak kecil, ia berusaha tidak memperdulikan gadis gila itu tapi tangisannya sangat mengganggu telinga.

Dengan sigap Vernon membuka tutup bekal itu lalu menyendokkan bubur kedalam mulutnya.

"Nah gitu dong," Kenzie memberhentikan tangisannya dan mencubit pipi Vernon yang menggembung berisi bubur yang ia makan tadi.

"Apa-apaan pegang pipi Vernon ga muhrim tau" ujar Reno yang tiba-tiba datang bersama dengan Erwin dan Farhan.

Vernon langsung menepis tangan Kenzie dan mereka berdua bersikap seakan tidak terjadi apa-apa.

Tidak terasa waktu pembelajaran sudah mau mulai, murid-murid pun sudah hadir dan sudah duduk dibangku mereka masing-masing.

Seorang guru memakai kacamata dan bertubuh gemuk itu memasuki kelas, ialah Buk Sulastri guru matematika yang paling kejam disekolah ini.

Vernon Arzeallna ( √END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang