Keempatbelas

34 17 13
                                    

Aku gerakan tanganku untuk membuka jendela kaca, mataku langsung disuguhkan pemandangan laut yang begitu biru dan luas, deruan ombak saling bersautan seakan-akan memanggil diriku agar datang bermain dengannya.

Yah... saat ini aku sedang berada di sebuah Villa mewah dekat pesisir pantai, Villa ini terletak di pulau sepertinya ini pulau pribadi mengingat tidak ada yang lain selain kami disini dan juga beberapa pelayan perawat Villa.

Butuh dua jam perjalanan dari pelabuhan untuk sampai disini, itu tidak melelahkan mengingat pemandangan yang disuguhkan alam saat perjalan kemari.

Seminggu yang lalu kami menghadapi ujian akhir semester, syukur kepada Tuhan aku mendapatkan peringkat dua belas besar, sedangkan Kenzie?

Sudahlah...jangan tanya tentang dia, gadis bodoh sepertinya sangat tidak mungkin mendapat peringkat lebih tinggi dariku. Ia hanya mendapat peringat dua puluh tujuh dari dua puluh tujuh siswa di kelas kami.

Dan anehnya ia tidak merasa sedih atau apapun, ia malah mengajak kami semua liburan kepulau indah seperti ini tanpa harus merogoh kocek untuk biaya bepergian.

Meski ia bodoh, jujur gadis itu sedikit menarik perhatianku matanya yang bulat dan hidung mungil ditambah sikap polosnya itu membuat hari-hari ku berwarna.

Sekarang ku langkahkan kakiku keluar dari kamar ini, ku kenakan kaus putih yang sedikit ketat bagiku membuat dada bidangku sedikit menonjol dan celana pendek diatas lutut berwarna biru tua dan sendal putih. Menambah kesan pria menambah image pria keren untukku.

Aku bukan hanya berlibur bersama Kenzie berdua, Kenzie juga mengajak Lizzy, Farhan, Erwin, Reza dan Amanda.

Awalnya aku juga berencana mengajak Bang Yoggy tapi ia harus menjaga ibunya Amanda, sebagai gantinya Bang Yoggy menitipkan Amanda padaku. Tujuannya agar Amanda dapat melupakan sejenak masalahnya dan merefresh dirinya.

Tawa mereka menggema diruang ini, mereka rupanya sedang menonton acara televisi komedi, Kenzie melihat kearah ku ia tersenyum lebar dan memeluk tubuhku.

Aku membalas pelukan hangatnya, maksudku kenapa tidak? saat seseorang gadis manis dan cantik memelukmu dan kamu menolaknya? bukankah itu akan menjadi salah satu list penyesalan hidupmu?

"Lo kok lama banget turun kesini?" sungut gadis ini masih didalam dekapan lengan besarku.

Aku hanya terkekeh dan membelai puncak kepalanya.

Kulepaskan pelukanku dan aku duduk disamping Reza, Kenzie masih mengikuti ku ia menyandarkan tubuhnya, aku bisa merasakan tangannya memilin baju yang melekat di tubuhku.

"Amanda mana?" tanyaku kepada Reza karena sedari tadi aku tidak melihat adanya gadis itu.

"Di pantai kayanya termenung gitu, gue ajak ngomong malah cuma dibales senyuman. Gua ajak gabung dia geleng doang" jelas Reza.

Dengan cepat aku berdiri, melangkahkan kakiku menuju pesisir pantai aku hanya khawatir gadis yang sangat disayangi sahabatku ini bunuh diri. Okey Vernon itu mungkin sedikit lebay.

Tapi benar mengingat masalah yang menghantam Amanda dan Yoggy seperti tsunami yang tidak kunjung surut, tidak menutup kemungkinan gadis itu melakukan hal yang aku pikirkan tadi.

Akhirnya ku temukan gadis itu, ia menjemur dirinya di waktu sinar matahari sedang terik-teriknya??!

Ku halangi sinar matahari itu dari wajah Amanda, ia membuka matanya dan tersenyum ke arahku. Bibirnya pucat keringat mengucur deras membuat rambut cokelat alami itu basah.

"Lo kok gak gabung?" ucapku lalu duduk disampingnya beralaskan pasir.

"Enggak ah... Males aja haha"

"Lo seharusnya disini senang-senang kaya pesan Bang Yoggy bukannya malah kaya gini."

Amanda menunduk.

Oh...Tuhan!! Amanda menangis tangannya sudah basah oleh air matanya yang keluar dari matanya.

Aku lalu mengusap punggungnya berusaha menenangkan dia.

"Gimana gue bisa senang-senang saat gue tau nyokap gue kena kangker dan kemungkinan dia hidup cuma sebentar lagi. Gimana bisa hiks... gimana bisa gue senang-senang sementara disana Yoggy harus kerja banting tulang untuk membayar uang check-up ibu gue?!"

Amanda membentak ku, aku sedikit terkejut mendengarnya ia tampak sangat tegar beberapa jam yang lalu. Ia tertawa seakan-akan semuanya baik-baik saja. Memang wanita paling pintar menyembunyikan hal yang terjadi padanya.

Ku hapus air mata Amanda dengan tangan ku, "udah jangan nangis. Pokonya lo disini harus have fun kaya pesan Bang Yoggy sama gue."

Aku kemudian tersenyum ia membals senyuman ku meski airmatanya masih mengalir.

Ia lalu memelukku, tubuhku kaku Amanda wanita kedua yang pernah memelukku setelah Kenzie tentunya. Tapi rasanya berbeda dari pelukan Kenzie aku bisa merasakannya.

Aku tidak ada niatan membalas pelukannya.

"Makasih buat bantuan lo dari materi, pekerjaan lo dan perhatian lo. Gue sama Yoggy sangat berterimakasih"

"Santai gue udah nganggep kalian itu kaya saudara gue. Dan gue yakin tante bakalan sembuh dan dia bakalan masakin sup rumput laut dihari ulang tahun gue kaya dulu"

Amanda tertawa, suaranya parau.

Kenzie mematung berdiri tidak jauh dari sana, ekspresi nya sangat sulit untuk digambarkan olehku.

Tapi setelah menyadari aku melihatnya ia tersenyum lebar.

Aku membalas senyuman manisnya dengan Amanda yang masih memelukku.

Aku kemudian melepas pelukan itu, Amanda seperti sudah lebih baik meski wajahnya masih pucat.

Kenzie menghampiri kami berdua, ia memperhatikan Amanda.

"Oh iya gue lupa kenalin ko berdua, Kenzie ini Amanda dan Amanda ini Kenzie"

Amanda tampak tidak berani mengangkat pandangannya melihat ke arah Kenzie.

Kenzie mengulurkan tangannya dan menjabat tangan Amanda.

"Gue Kenzie" ucap Kenzie ramah.

"I...iy...iya"

Amanda melepas cepat tangannya dari tanga Kenzie.

"Ya udah kita gabung sama Erwin aja gimana mereka mau renang dikolam renang katanya."

Aku menangguk dan menarik tangan Amanda.

Kenzie tampak mengejar ku hendak menyentuh tanganku yang satu lagi tapi aku membuat gerakan yang membuatnya sulit menyentuh tanganku.

Kulepaskan genggaman tanganku dari Amanda dan mulai menjahili Kenzie.
Kutarik hidungnya yang membuatnya menahan tangisnya. Matanya memerah!

Bruk!
Seketika tubuh Amanda ambruk , saja ya pun menyentuh pasir. Aku yang panik menggendongnya ke dalam Villa meletakkannya di sofa panjang nan empuk itu.

Wajah Amanda benar-benar pucat, bibirnya kering keringat membasahi kening nya.

Ku pegang keningnya, suhu tubuhnya tidak seperti manusia normal. Ia kemungkinan demam.

Ku ambil handuk kecil dan membasahinya dengan air hangat lalu ku letakkan di kening nya, berharap cara ini jitu menurunkan suhu tubuh.

++++

Jangan lupa klik bintang yang ada dipojok kiri ya:)

I love you

And

See you

Vernon Arzeallna ( √END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang