keduapuluhsatu

24 10 2
                                    

"Jangan lupa minum susu nya Ken, terus jangan banyak beban pikiran olahraga ringan juga."

Kenzie hanya menoleh ke arah Reno lalu mengangguk.

"Gue pergi sekolah ya, jangan sampai gak dilakuin perintah gue."

"Iya ngomel mulu" sungut Kenzie.

Reno mendengus lalu memakai ransel hitam itu lalu melangkah pergi keluar apartemen.

Ku dengar pintu tertutup ku ambil remote televisi dan menyalakan televisi agar aku tidak terlalu sepi sendiri di ruang sebesar ini.

Ku langkahkan kakiku menuju ke wastafel rasanya aku ingin muntah tapi saat aku muntah yang keluar hanyalah cairan bening, kepalaku juga sedikit pusing.

Ku cuci tanganku lalu membasuh wajahku, ku lihat pantulan wajahku di cermin. Aku masih tidak percaya dengan apa yang terjadi pada diriku sendiri semua terasa seperti mimpi.

Maksudku bagaimana bisa seorang gadis bangun tidur dan beberapa bulannya ia hamil? rasanya seperti gadis sampah yang tidak bisa menjaga harta berharga miliknya seperti pecundang.

Kenzie menyeduh susu untuk ibu hamil yang di belikan Reno kemarin, ia lalu mengambil beberapa buah seperti apel, semangka, anggur, dan kiwi. Kenzie mengulas apel lalu memotongnya dadu ia lalu mengambil sepotong semangka dan memotongnya agak memanjang begitu pula dengan buah lainnya.

Kenzie meletakkan buah-buahan potong itu kedalam mangkuk bening mengolesnya dengan susu kental manis. Kenzie membawa mangkuk dan susu tadi ke meja di depan televisi.

Kegiatan seperti itu sudah sering ia lakukan sampai .enjadi rutinitas sehari-hari nya sambil menunggu Reno pulang sekolah.

Kenzie sebenarnya tidak tahu kenapa Reno mau membantunya bersembunyi memberi nya tempat tinggal dan makanan tanpa harus membayar. Dan Reno juga beberapakali ikut mencari Kenzie bersama anak-anak lainnya. Kalau dipikir-pikir itu sedikit lucu, seperti membantu mencari barang tapi diri kita sendiri tahu dimana barang itu berada.

Kenzie melirik ke arah jam jarum jam menunjukkan pukul satu lebih dua puluh lima menit, Kenzie berdiri dari tempat duduk ia lalu berdiri di belakang pintu masuk. Menunggu Reno datang padanya, hal yang menjadi favorit Kenzie saat ini.

Ting!

Alarm kecil tanda pintu utama dibuka, senyum Kenzie mengembang melihat pria itu datang.

"Selamat datang" pekik Kenzie semangat.

"Tadaaa" ujar Reno bersemangat sambil mengangkat tangannya menunjukkan bungkusan putih.

"Apa itu??" balas Kenzie bertanya-tanya.

"Ada deh... ayo duduk dan kita bakalan makan."

Reno lalu mendorong pelan bahu Kenzie dan mendudukkannya di sofa.

"Bentar ya"

Kenzie lalu mengangguk.

Reno berjalan ke dapur minimalis modern itu, ia tampak sibuk menyiapkan bungkusan itu agar dipindahkan ke mangkuk.

"Gimana sekolah lo?"

"Ya kaya biasa. Ga ada yang spesial"

Kenzie hanya manggut-manggut meng-iyakan perkataan Reno.

"Oiya Ken lo tau enggak Vernon sama Erwin udah baikan lagi mereka kaya udah ngelupain kejadian kemarin deh."

"Oh"

Reno mendengus kesal.

"Terus kakak gue gimana?"

"I don't know. Tapi kata Vernon dia udah balik ke New York dan papa lo ngelarang dia buat balik ke sini"

Vernon Arzeallna ( √END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang