Pete terkejut saat segumpal uang nominalnya lumayan besar jika hanya untuk makan dirinya sendiri uang itu bisa bertahan lebih satu minggu untuk nya.
pete meraih uang tersebut lalu mendongak melihat kearah mobil mewah yang tengah terjebak macet di hadapan nya."Maaf nyonya anda menjatuhkan uang ini... " Setelah pete bangkit lalu ingin mengembalikan uang tersebut pada tui.
Sesaat tui semakin heran kenapa remaja itu tidak mengambil uang pemberian nya.
"Itu untuk mu.. "
"Maaf nyonya saya bukan pengemis.. " Pete mengembalikan uang tersebut dipangkuan tui lalu pergi begitu saja.
Tui di buat penasaran dengan remaja belasan tahun tersebut, karena tidak semua anak jalanan sepertinya, ia buru-buru turun dari mobil.
"Nyonya anda mau kemana..? " Tui melirik drivernya tersebut lalu menatap remaja tadi berjalan semakin menjauh.
"Aku turun di sini, jika kau telah lepas dari kemacetan ini tunggu aku di parkiran resto ok.. " Driver itu mengerti, tui bergegas turun lalu berjalan terburu-buru menyeberangi jalan padat tersebut.
"Heyyy ....!?nakk tunggu dulu....!" Seru tui ia cukup lelah karena jalan remaja itu cukup cepat hingga ia kesulitan mengejar dengan sepatu hak tinggi yang ia kenakan.
"Maaf nonya... Anda memanggil saya..? " Sopan pete menatap kesana kemari ia takut salah sangka karena tidak mungkin orang kaya seperti wanita cantik tersebut memanggilnya.
tui tersenyum semabari mengatur nafas sesaat, karena sangat jarang ia menemui anak jalanan memiliki tata cara bicara sangat sopan sepertinya."Ya aku memanggil mu...Namamu siapa nak..?" Tui memperhatikan Hilir mudik kendaraan di jalan raya itu karena di sana di penuhi asap kendaraan dan debu
"Nama saya pete nonya... " Kemudian Tui memperhatikan pete dari atas sampai bawah memang baju yang ia kenakan tidak layak bahkan beberapa telah robek dan sangat kotor.
"Maaf nyonya apa saya tadi membuat kesalahan..? " Pete sangat takut karena tidak biasanya orang seperti wanita ini mau bertegur sapa dengan nya.
"Tidak nak pete.. Emm ambil saja uang ini na.. " Tui meraih tangan kucel pete lalu memberikan uang yang sempat ia lempar tadi padanya.
"Maaf nyonya pete tidak bisa menerima nya.. Ini bukan uang pete.. Lagi pula pete tidak sedang mengamen... " Tui memperhatikan pete karena di pundaknya Terselempang ukulele dan pete tidak seperti anak jalanan umumnya meski badan pete terlihat kotor tapi wajahnya sangat manis.
"Errr... Kalau begitu saya permisi nyonya.. " Pete tidak enak di perhatikan oleh tui lama .
"Nak tunggu..! " Pete terkejut tiba-tiba wanita itu Lagi-lagi menahannya dan tanpa merasa jijik mencekal lengan kecilnya.
"Err.. Ada apa nyonya...? "
Tui hanya tersenyum sembari menggeleng. "Jangan panggil nyonya panggil mommy tui na.. Jadi kau seorang pengamen..? " Pete mengangguk pelan di sertai rasa heran kenapa wanita bernama tui itu bersikap sangat baik padanya bahkan meminta nya agar memanggil mommy padanya.
"Emm Pete pengamen.. Karena itu Pete tidak menerima uang jika bukan dari jerih payah pete sendiri... " Tui menarik pete agar mau mengikuti nya kesebuah kursi yang ada di pinggir jalan, karena ia cukup lelah berjalan terburu-buru mengejar pete terlebih lagi usianya tidak lagi muda membuat tui mudah lelah.
"Baiklah bagaimana sebagai imbalan uang ini pete mainkan sebuah lagu untuk mommy..? " Pete tersenyum kecil sembari meraih ukulele nya, ia tidak mengamen hari ini karena beberapa senar ukulele nya putus.
"Maaf mommy tui bukan karena Pete tidak mau tapi saat ini ukulele pete sedang rusak, mommy bisa meminta lagu pada beberapa teman Pete di sini.. " Seraya Pete ingin bangkit dari duduk nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕄𝕪 𝕊𝕝𝕒𝕧𝕖 (Mpreg) End
Lãng mạnWARNING ⚠⚠⚠ BACAAN INI MENGANDUNG UNSUR LGBT ATAU BXB dan 1821. YANG BACA TANGGUNG DOSA SENDIRI. BAGI HOMOPHOBIC, TOLONG MENJAUH 😏 MOHON PARA PEMBACA YANG BAIK, JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN KOMENTAR, JANGAN LUPA PULA FOLLOW YA🥰🥰🥰🥰🙏.