13

1.9K 148 34
                                    

Nana tidur dengan nyenyak setelah mereka kembali ke kamar hotel.
Pete memperhatikan ae yang tengah bersantai di balkon sembari menikmati segelas koktilnya seraya menatap langit malam yang bertebaran bintang.

(Ajai bahasa gw sokk bener 😅😅😅)

Karena setelah pulang dari pesta itu ae tidak berkata apapun padanya sampai mereka di kamar hotel ae tetap saja diam membuat Pete tidak enak.

Pete melangkah menuju balkon dan dengan alami ia memeluk ae dari belakang Seraya mengecup punggung polosnya lembut.
Karena saat ini ae hanya mengenakan celana panjang  tanpa atasan bahkan kulit tan seky ae semakin jelas terlihat saat pantulan cahaya lampu menerpa nya.
Pete mengendus lembut aroma maskulin yang menguar dari tubuh ae membuat si empu tersenyum sebab ini pertama kalinya Pete berani melakukan hal nakal seperti itu.

"Apa yang terjadi emmp..? " Ae mengusap tangan kecil Pete yang melingkar di pinggangnya dengan lembut saat remaja itu masih betah di posisinya.

"Trimakasih p'ae.. "Ae menarik Pete agar bergeser ke hadapannya.

" Trimakasih untuk apa hemm..? " Seraya ae menarik dagu Pete agar menggadah menatap nya.

"Karena tidak membuang Pete sama seperti mama dan papa.. " Ae menggeleng singkat, setitik rasa sesal mengeruk hati ae saat ia harus mengingat kejadian di mana Pete selalu menjadi bulan-bulan kepuasan semata.

"Itu tidak akan terjadi.. Dan tidak akan pernah terjadi sayang.. Kau saat ini prioritas ku Pete.. Kau dan nana segalanya... " Meski Pete tidak mengerti banyak apa yang ia rasakan dan apa yang ae ucapkan mengingat ia sangat belia, tapi hati Pete teguh tetap mencintai pria bermata hitam itu.

"Meski Pete bersikap seperti tadi..? " Ae mengusap pipi Pete sayang dan kembali menggeleng singkat.

"Tidak akan terjadi.. Percayalah.. " Pete memeluk ae erat sembari menyandarkan kepalanya di dada ae, sangat terdengar degupan jantung membuat Pete semakin nyaman menempelkan pipinya di sana seolah-olah suara degup tersebut hiburan tersendiri untuk nya.

"Kenapa mama dan papa tidak seperti p'ae.. Yang bisa menerima Pete..? " Pertanyaan polos Pete menohok perasaan ae, seakan-akan ia bisa merasakan apa yang Pete rasakan selama ia di perlakukan seperti orang lain oleh ayah ibunya sendiri.

"Kenapa mereka membenci Pete p'ae... Kenapa mereka membuang Pete.. " Ucapan-ucapan polos remaja itu semakin membuat hati ae sakit saat mengingat bagaimana Pete bertahan sendiri di jalan sebelum tui menemukan nya.

"Apa salah Pete...? " Ae mengusap sayang kepala Pete dan mendekapnya hangat.

"Pete tidak salah.. Dan mungkin mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan salah.. "

"Mereka dewasa seperti p'ae.. Kenapa mereka tidak berfikir seperti P'ae...? " Ae tersenyum lagi karena pertanyaan Pete benar-benar polos.

"Entahlah sayang.. Aku tidak tau apa yang ada di fikiran mereka, tapi aku ada satu permintaan untuk mu..? " Pete mendongak memandangi wajah ae.

"Apa..? "

"Jangan benci mereka na.. " Pete berfikir keras kenapa ae melarang dirinya membenci papa dan mama yang telah membuang nya.

"Memang nya kenapa...? "

Ae menghela nafas dalam sembari menatap Pete lekat.

"Sejahat apapun mereka, p'push dan p'baifern tetap orang tua mu bunny... "

"Emm.. Pete tau.. "

"Lalu apa kau membenci mereka...? " Pete hanya menggeleng kecil.

"Kau tidak membenci mereka..? Benar kah..? " Pete mengganguk singkat.

"Apa alasannya..? " Ae ingin tahu kenapa Pete tidak membenci orang tuanya padahal mereka begitu jahat padanya.

"Pete tahu mereka hanya ingin bahagia.. Pete cukup senang melihat mama dan papa tersenyum seperti tadi, karena selama Pete di sana ..Pete tidak pernah melihat senyum mama secantik itu... " Ae mempererat pelukan nya pada Pete, ia benar-benar tidak menyangka jika Pete memiliki fikiran begitu baik pada kedua orang tuanya.

"Kenapa kau begitu baik Pete...? "

"Setiap orang itu baik p'ae... " Jawaban Pete benar-benar membuat ae tidak menyangka begitu murninya hati remaja manis ini.

"Kau berfikir seperti itu.. Meski aku pernah berlaku jahat padamu..? " Pancing ae, ia ingin mengetahui apa jawaban Pete.

"P'ae baik.. Sangat baik.. Jika p'ae tidak baik mana mungkin p'ae repot-repot membawa Pete kerumah sakit... Ya kan...? " Ae tidak bisa lagi berucap selain menarik dagu Pete dan memengecut bibir mungilnya hingga kini menjadi lumatan lembut, sesaat kemudian ae menarik wajah nya hingga berjarak dengan Pete beberapa senti.

"Kita akan melangsungkan pernikahan seminggu lagi.. " Mata cantik Pete membulat mendengar penjelasan ae.

"Shia.. "

"Lebih cepat lebih baik sayang.. Aku ingin kau seutuhnya menjadi milik ku.. " Ae melepaskan gelas koktil dari genggamannya hingga jatuh begitu saja ke lantai dasar dan memeluk Pete erat Seraya menggendongnya ala koala menuju meja di sudut balkon.

"Ta_tapi bagaimana dengan homeschooling Pete..? " Ae mendudukkan Pete di sana dan mengangkat kakinya agar jaraknya melebar.

"Itu tetap berlanjut sayang... Jangan Khawatir.. Apapun untuk mu... Dan sekarang kita lanjutkan hukuman.. Karena kau telah membuat ku menagis.. " Pete cekikikan tertawa mendengar runtukan ae padanya, tapi beberapa menit kemudian cekikikan itu hilang kini berubah menjadi desahan desahan erotis saat ae mulai mencumbu seluruh tubuh Pete hingga bajunya tercecer di lantai.

(Bagian nc di skipp 😌🙏)

"Maaf tuan anda memanggil saya..? "Setelah saraz mengetuk pintu dan di persilahkan masuk, hal pertama yang menarik perhatian saraz sang bigboss belum siap, ia fikir ae memanggilnya ke kamar itu karena semua telah siap dan mereka lekas berangkat,tapi semua ternyata salah dari perkiraan saraz,sebab sang atasan Saat itu tengah mengganti popok nana yang sedang menangis sementara pete masih pulas tertidur tanpa terusik dengan tangisan nana.
Tidak hanya di sana perhatian saraz tertuju ke seisi kamar yang kacau balau dengan bantal dan tisu tercecer di lantai.
Sesaat saraz heran karena sang atasan sangat telaten mengurus seorang bayi, sebab ae yang ia kenal tidak pernah seperti itu.

" Tolong kau siapkan berkas-berkas yang akan kita bawa rapat... " Saraz mengangguk seraya memeriksa berkas-berkas apa yang akan mereka bawa nanti, setelah mendapatkan perintah ae, sambil menyiapkan berkas-berkas yang akan mereka bawa, sesekali saraz melirik sang bos yang tengah menenagkan nana di pelukan nya dan hebat nya bayi itu benar-benar berhenti menagis membuat saraz tidak percaya apa yang saat ini ia saksikan.

Ae menidurkan nana di samping pete setelah ia siap dengan kemeja kerja nya.
Sementara saraz memilih diam menunggu sembari memperhatikan drama manis dari sang bigboss.

"Bunny.. Popok nana sudah ku ganti, aku pergi dulu ok... " Seraya ae mengusap pipi pete lembut tanpa peduli dengan kehadiran saraz di sana.

(Yee dunia milik berdua emang gtu😅 yang jadi kambing congek kasian 🤣)

"Eehhh... "Lindur pete menepuk-nepuk bokong nana lembut agar bayi kecil itu terlelap bersama nya.

" Kau tetap di kamar ok.. Jangan kemana-mana.. Aku tidak akan lama... " Pete menggaruk kepala nya kesal karena ia masih sangat mengantuk.

"Iya p'ae . .. Pete tau... Engghhh pergilah... " Lindur pete setengah sadar menarik nana agar semkin mendekat pada nya dan memberikan asi untuk bayi itu agar ia lekas tertidur.

Saraz di tempat nya lagi-lagi di buat seperti orang stress saat melihat kejadian ini karena dari kemarin ae dan pete membuat jantung nya tidak sehat.

(🤣🤣🤣🤣🤣yang nonton live bokep kemaren😆😂)

Ae tersenyum gemas lalu mengecup bibir pete lembut dan mencium pucuk kepala nana sayang.

"Aku pergi dulu na.. Jika lapar kau tinggal telpon pihak hotel ok... Ingat itu... " Pete hanya mengganguk kecil tetap dengan mata terpejam, ia terlalu malas walau membuka matanya mengingat lelah yang ia rasakan Akibat siksaan kekasihnya tadi malam benar-benar membuat pete lemas.
Setelah memastikan pete tertidur pulas bersama nana ae dan saraz beranjak keluar dari kamar hotel setelah menutup pintu.

𝕄𝕪 𝕊𝕝𝕒𝕧𝕖 (Mpreg) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang