Pete duduk di bibir tempat tidur setelah membukakan pintu untuk ae.
Ae merenggangkan dasi yang terasa mencekik dan melepaskan jas nya Seraya memperhatikan nana yang tengah tertawa-tawa memperhatikan nya."Hey Gadis daddy... Apa nana senang di sini emmp..? " Ae ikut duduk menghampiri nana dan tiduran di sana berbantalkan paha pete.
"Apa...? Kenapa kau menatap ku emmp..? " Ae mengalihkan perhantian nya dari nana lalu menatap pete lekat karena kekasihnya itu hanya diam.
"Errr.. Ini.. " Pete meraih surat undang yang tergeletak di atas tempat tidur lalu memberikannya pada ae.
"Pesta...? " Pete tidak menjawab saat ae membaca si pemilik acara.
"Kau dah nana harus ikut malam ini.. " Mata pete membulat saat mendengar keinginan ae.
"Hah.. Tapi phi.. " Ae dengan cepat bangkit dari tiduran nya lalu menggendong nana.
"Tidak ada tapi.. " Tegas ae tetap santai menggendong nana yang tengah asik tertawa bercanda dengan nya.
"P'ae.. Tapi... " Pete benar-benar ingin protes tidak ingin ikut ke pesta itu, tapi saat ia ingin mengeluarkan suara lebih jauh kilatan mata ae tidak menunjukkan bahwa ia bersahabat saat ini.
"Tidak ada tapi dan pengecualian pete..! Sekarang bersihkan dirimu kita akan pergi setelah ini.. " Pete menghempaskan nafas dalam lalu beranjak ke kamar mandi, sementara ae menyipakan nana dengan mengganti bajunya.
Setelah mereka siap ae menggendong nana sedangkan pete melangkah ragu saat keluar dari kamar hotel mereka.
"Kita akan kemana p'ae.. " Ae mengunci otomatis dengan key card lalu menatap pete lembut.
"Kita pergi membeli baju untuk ke pesta nanti malam.. " Pete tidak lagi bisa berucap karena percuma saja protes mengingat ae sangat keras.
"Ada yang ingin kau katakan emmp..? " Ulang ae mengusap pipi Pete sayang.
"Tidak ada... " Ae tersenyum lalu menarik dagu pete dan mengecupnya singkat.
"Bagus.. Ayoo.. " Pete mengiringi langkah ae saat tangannya di genggaman kekasihnya.
Saat di dalam lift tangan ae benar-benar nakal karena di dalam sana ae melumat bibir Pete bringas karena hanya ada mereka di sana sementara nana tetap tenang dalam gendongan ae hingga ia tidak terganggu dengan aktivitas kedua orang tuanya."Uuuuhhmm aahh.. Phiihhh... " Pete mendorong lembut bahu ae saat lift berhenti agar lumatan mereka terpisah, pipi Pete masih panas dengan nafas tidak teratur kini harus bertemu kembali dengan pria yang ia anggap gila itu.
"Hayy... N'pete.. Kita bertemu lagi... Tidak ku sangka.. " Pruk dengan cepat menarik tangan Pete hingga pete sedikit terhuyung.
Ae yang memperhatikan mereka berdua di buat heran, sementara pete di buat kaku karena pruk sangat lancang."Errr.. Ya.. Kita bertemu lagi phi.. " Pete tidak bisa menjawab banyak selain keterpaksaan karena ia memang tidak suka saat pruk menatap nya.
"Kau mau pergi nong..? " Pruk seolah-olah tidak menyadari dengan adanya ae dan nana di sana, sementara pete beberapa kali menatap ae karena tatapan pruk begitu menakutkan saat memperhatikan tubuh nya, karena saat ini ia hanya mengenakan celana pendek sebatas lutut dengan kemeja putih longgar seperti biasanya.
"Errr yaa.. " Pete semakin gugup ia berusaha sedikit menggeser jaraknya dari pruk tapi gagal pria itu lagi-lagi menarik lengan Pete cukup kuat membuat ae mulai tidak suka dengan kelakuan pria itu.
"Maaf tuan... Saya kira cukup bersenang-senang nya.. " Ae menghampiri lalu menarik tangan pete hingga cekalan pruk terlepas, pete menghempaskan nafas lega sesaat, tapi hanya sesaat sedetik kemudian rasa khawatir mendera pete saat ae menatap pruk bengis.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕄𝕪 𝕊𝕝𝕒𝕧𝕖 (Mpreg) End
RomanceWARNING ⚠⚠⚠ BACAAN INI MENGANDUNG UNSUR LGBT ATAU BXB dan 1821. YANG BACA TANGGUNG DOSA SENDIRI. BAGI HOMOPHOBIC, TOLONG MENJAUH 😏 MOHON PARA PEMBACA YANG BAIK, JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN KOMENTAR, JANGAN LUPA PULA FOLLOW YA🥰🥰🥰🥰🙏.