8

2.6K 162 15
                                    




Keringat membasahi pelipis pete, rasa sakit pada perutnya datang tiba-tiba membuat pete tersentak dari tidurnya bahkan bayinya seakan-akan berputar di dalam sana.

"Akkhh..! Perut kuu.. " Pete memegangi pangkal perut yang mengeras membuat ia tidak bisa bergerak, setiap ia mencoba ingin bangkit rasa sakit semakin terasa bahkan Cairan  keruh cukup banyak keluar dari vagina dan analnya secara bersamaan membuat air mata Pete menetes karena rasa sakit yang ia rasakan.

"Hhh.. Hahhh.. Huuuff apa... Aaasshiiaaa... Sakiit.. "Rintih Pete rasanya ingin mati setiap sakit nya datang.
Pete mencoba menarik nafas sembari mengatur posisi setengah duduk agar sakitnya tidak terlalu menyiksa.
Pete membuka lebar pahanya lalu melihat vagina dan analnya karena mengeluarkan cairan keruh dan darah segar saat rasa dari dalam sana ada yang mendesak ingin keluar.
Pete berusaha ingin turun dari tempat tidur tapi lagi-lagi saat ia menggeser duduknya sakit itu semakin parah hingga ia mengurungkan niatnya.

"Hhh.. Hhhh... Hhh.. Apaaahh.. Bayinya akan lahir..? Hhhaahh... Hahh.. " Pete semakin merasa di antara dua lubang nya ingin meloloskan sesuatu.

Pete pernah mempelajari kelahiran normal dari nuk saat ia beberapa kali kontrol kehamilan, ia meremas bantal yang menyangga Kepala nya.

"Uuuugghhhh..hhhh...hhhaahhh..hahhh.."pete mencoba mengejan pendek seperti apa yang pernah ia pelajari saat di rumah sakit.
Tapi rasa sakit semakin parah bahkan dua kali lebih menyiksa dan bagian anal Pete rasanya mengaga lebar seakan-akan ingin mengeluarkan sesuatu.

"Uuuuufff.. Sakith... Hhaahh.. Tolong seseorang .. Hhh.. Hhh... " Tenggorokan pete parau walau sekedar berteriak hingga yang terdengar hanya gumaman halus setiap sakitnya datang.
Pete meremas perutnya karena semakin mengeras siring bayinya mendesak ingin keluar.

Pete berusaha mengatur nafas sesaat sebelum ia mengejan kembali.

"Huuuff huuh.. Huuuff... Uuugggaaaaaaahh! " Sekali tekanan panjang  akhirnya tangisan bayi memenuhi kamar itu.

"nana..."dengan sisa tenaganya pete duduk lalu meraih bayi kecil itu dan memeluknya agar hangat, pete melepaskan kemeja yang melekat pada tubuhnya lalu membungkus bayi kecil tersebut hingga tangis nya terhenti.
setelah bayinya tidur pete membaringkan dirinya seraya mendekap hangat bayi yang ia beri nama nana itu dengan sayang.

" Momma istrahat dulu na... Nana jangan nakal.. "Parau pete karena setelah bayinya lahir tubuhnya seketika lemas dan kepalanya di dera pusing hingga pandangannya kabur bahkan plasenta serta tali pusar bayinya masih berada di dalam sana karena tenaga Pete telah habis,yang bisa ia lakukan hanya memiringkan tubuhnya agar nana selalu berada di pelukan nya, Pete berusaha untuk memejamkan mata karena rasa dingin menyelimuti tubuh Pete sebab setelah melahirkan ia mengalami pendarahan hebat.
Hanya hitungan detik kesadaran pete hilang bersamaan dengan pendaratan yang ia alami.









Jam 6 pagi rutinitas pasiri seperti biasa ia mengantarkan sarapan untuk Pete kekamar nya.
Pasiri membuka pintu yang tidak terkunci berlahan agar tidak mengganggu si pemilik kamar.
Mata pasiri membulat di sertai kepanikan setelah ia berdiri di samping ranjang pete setelah memastikan keadaannya.

"Ya Tuhan nakk...! " Pasiri dengan langkah cepat keluar dari kamar pete lalu menuju lantai atas di mana kamar ae berada.

"Khunn...! Khun ae...! Buka.. Khun..! " Ae mendengar baik teriakan maid nya itu karena ia memang telah bangun tidur lebih awal, ae hanya ingin bermalas-malasan sembari melihat-lihat bisnis yang ia kelola.

"Ada apa bibi.. Ini terlalu pagi untuk mu berteriak-teriak .. " Keluh ae setelah membukakan pintu kamar nya.

"Maaf Khun tapi nak Pete.. " Ae melihat jelas seperti apa kepanikan di wajah maidnya itu hingga ae ikut tegang.

𝕄𝕪 𝕊𝕝𝕒𝕧𝕖 (Mpreg) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang