10

2.3K 140 19
                                    


Dua minggu berlalu tui dengan bahagia saat bertandang kerumah anaknya, terlebih lagi bertemu cucu barunya yang kini semakin menggemaskan.
Pertumbuhan nana sangat cepat pipinya semakin gembul di setiap harinya membuat bayi manis itu semakin lucu.

"Maaf na sayang mommy terlalu sibuk hingga baru hari ini bisa menyempatkan menjenguk nana... " Sembari tui memangku nana dengan sayang setelah puas menimang cucunya itu.
Pete senang saat wanita cantik itu selalu bersikap baik padanya dari mereka awal bertemu.

"Tidak apa-apa mom, nana tidak pernah rewel selama pulang di rumah... " Tui lega mendengar penjelasan pete.

Karena selama mereka kembali kerumah ae turut serta membantu menjaga dan mengurus nana sebab itu pete sangat terbantu terlebih lagi nana tidak pernah rewel semuanya terasa sangat mudah bagi pete.

"Emm ae mana...? Dari tadi mommy tidak melihat nya.. ?" Tui menatap seluruh sudut kamar karena anaknya tidak ada di sana membuat fikiran buruk tui mulai menghinggapi benak nya.

"Jangan katakan jika dia tetap sama pete..?!!" Pete terkesiap mendengar ucapan tui.

"Err tidak mom.. P'ae baik..dia sedang di ruang kerja nya... "

"Bohong kau pasti di ancam ae agar membelanya seperti ini kan Pete... !" Pete bingung harus menjelaskan bagaimana terlebih lagi tui menerocos terus tidak memberikan kesempatan untuknya berbicara.

"Kau diam di sini... !Anak itu memang harus di beri pelajaran...! " Pete belum sempat mencegah tui telah hilang dari balik pintu kamarnya Setelah menidurkan nana di atas ranjang.

"Tuhan p'ae.." Pete menggaruk kepalanya setelah tui benar-benar pergi.





Brakk!

Ae Menatap ke arah pintu saat sang ibu masuk dengan wajah murkanya.

"Oooo...! Beginikah sikap seorang ayah hemm..?  Menyendiri di ruang kerja dan membiarkan Pete dan nana sendiri di kamar begitu..! " Tunjuk tui sengit kearah anaknya tidak main-main.

Tapi ae tetap santai di tempat nya sembari menutup laptopnya.

"Ooo..! Jangan-jangan kau kembali menyiksa Pete seperti dulu ae..? " Tuduhan tui membuat ae tersenyum kecil lalu bangkit menghampiri nya.

"Tenang mom.. Nanti mommy sakit jika marah-marah seperti ini... " Tui menepis tangan ae saat ingin menggenggam tangan nya.

"Jangan sentuh mommy jika kau tetap seperti itu...! Mommy tidak akan rela jika kau tetap seperti itu ae apa lagi pada ibu dari cucu mommy kau faham...! " Ae semakin tertawa hingga membuat tui heran bercampur kesal dengan sikap anaknya.

"Kenapa kau tertawa...! Ini sama sekali tidak ada yang lucu ae..! " Ae mencoba menghentikan tawanya lalu memeluk tui hingga ia tidak berkutik.

"Aku tidak mungkin membiarkan kekasih dan anak ku sendiri mom.. Aku baru setengah jam meninggalkan mereka di sana,waktu selama itu sudah membuat ku sangat merindukan mereka.. " Pengakuan ae membuat tui mengaga antara percaya dan tidak.

"Kau tidak berbohong kan..!? " Ae tersenyum lembut sembari mengecup pipi tui.

"Mommy tau ae tidak pernah bermain-main kan...apa lagi masalah pribadi seperti ini.. " Tui sangat mengetahui tabiat anaknya ini meski tempramental ia sangat memegang teguh janji dan tidak pernah bermain-main dengan sebuah keputusan.

"Kau serius..? "Tui menatap ae lekat dengan haru, ia baru sadar wajah tampan anaknya memang berbeda kali ini, ae terlihat sangat bahagia.

" Dalam waktu dekat aku akan melamarnya mom.. "Tu benar-benar tidak menyangka dengan niat anaknya.

𝕄𝕪 𝕊𝕝𝕒𝕧𝕖 (Mpreg) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang