11

2.1K 142 8
                                    

Pete membeku saat ia  berdiri di airport pattaya setelah mereka sampai di kota itu, ae Lebih dulu menggendong nana tapi pete tetap diam di sana.

"Pete...? " Ae heran karena dari tadi pete tidak banyak bicara selama perjalanan, ia fikir pete lelah sebab itu ia mengambil alih nana darinya agar pete bisa istirahat, tapi sampai di pattaya pete semakin membuat ae bingung dengan sikap kekasihnya itu.

"Hey... Kau Okay...? " Ae menghampiri pete seraya mengusap pipinya lembut agar ia sadar dari lamunan nya.

Karena airport ini selalu mengingat kan Pete pada kejadian beberap bulan yang lalu, saat ia untuk pertama kali keluar dari rumah bersama kedua orang tuanya.

"Errr pete baik-baik saja p'ae... " Ae menggeleng menatap wajah polos pete.

"Ayo kita harus ke hotel sekarang.. Kau seperti nya harus istrahat.. " Pete mengiringi langkah ae saat menarik nya menuju sebuah mobil yang telah menunggu mereka di sana karena ada seorang laki-laki dan perempuan  yang tengah berdiri di samping mobil seraya menyambut kedatangan mereka.

"Kenalkan bunny mereka orang-orang kepercayaan ku kyler dan saraz ,kyler ini driver yang akan membawa kita kemana saja dan saraz sekertaris dan asisten ku yang menguras semuanya selama kita di sini...kenalkan saraz ,kyler..si manis dan si kecil ini adalah kekasih dan anak pertama ku  " Pete tersenyum sembari memeberi Wai  setelah ae mengenalkan mereka.
Ae sengaja memerintahkan saraz sekertarisnya itu berangkat lebih dulu ke pattaya agar bisa mengurus semua keperluan pekerjaan serta hotel untuk mereka agar pekerjaan lebih cepat dan mudah.
Setelah semua barang-barang telah di masukan ke dalam bagasi, driver pribadi ae mengantarkan mereka menuju hotel di mana tempat favoritnya selama ini menginap saat ada urusan bisnis di sana.
Sebab kamar hotel favorit itu berhadapan langsung dengan Laut lepas hingga menyuguhkan pesisir pemandangan pantai putih .

Setelah sampai pete mengganti semua bajunya karena ia telah terbiasa hanya mengenakan pakaian tipis seperti yang selalu ia kenakan di rumah, yang berbeda kini ae membiarkan Pete mengenakan celana ketat pendek sebatas paha tanpa peduli dengan pekerjaan ae dan saraz karena ia fokus menjaga nana yang kini telah mengantuk ingin minta di Nina bobo kan.

"Kau periksa semuanya, aku malas jika harus memeriksa ulang semua itu.. " Titah ae pada saraz sekertaris nya itu setelah mereka sampai di kamar hotel, sementara ae menandatangani beberapa berkas yang saraz bawa agar pekerjaan mereka cepat selesai sebab ae berada di sana hanya sampai besok sore, karena itu pekerjaan mereka harus gol siang ini.

"Sepertinya sudah semuanya tuan.. " Saraz menyusun semua berkas file di atas meja.

"Kau boleh pergi.. Satu jam lagi kita adakan rapat di tempat biasa... Siapkan semuanya.. " Setelah mendengar perintah atasan nya saraz buru-buru keluar dari kamar hotel tersebut.

Ae menghampiri pete yang tengah menyusui nana sembari membelakangi arah di mana ae mengerjakan berkas-berkas nya barusan.

"Apa si kecil telah tidur emmp...? " Ae memeluk pete dari belakang dan mengendus nya.

"Emm... Sedikit lagi.. Dia masih betah mengemut puting pete p'ae.. " Ae gemas melihat setiap nana menghisap puting pete karena terlihat begitu manis.

"Aaahh phii.. " Pete terkejut saat ae ikut menghisap dada kanannya.

"Eemm manis.. " Ae melepaskan hisapanya sesaat dari puting pete lalu memainkan ujung lidahnya hingga menimbulkan rasa nikmat dan geli di sana.

(🤣🤣🤣🤣ajib oby gila bener😁😁 Saraz008 keinginan lu terwujud,gw lupa klo ada adegan gini 🙄)

"Aaahh... Jangan sekarang emmphh.. " Pete membekap bibir nya dengan tangannya sendiri agar desahannya tidak lolos karena ae semakin menghisap puting serta menambah jejak merah yang telah ia buat di sana hingga semakin bertambah bahkan tangan ae semakin nakal bermain-main di daerah-daerah sensitif pete membuat remaja itu harus mati-matian menahan desahannya.

Ae melirik nana yang telah melepaskan hisapanya dari puting pete, dengan sigap ae menarik pete menuju sofa dan memangku nya.

(Bagian nc di skipp 😌🙏)

"Ok.. Kau istrahat na.. Aku harus bersiap... Ingat jangan kemana-mana saat aku tidak ada ok..tetap di kamar...." Pete mengangguk pelan mendengar penjelasan ae  barusan sembari tetap mengatur nafas dan memejamkan mata,Ae gemas  melihat Pete ia mengecup bibir imut kekasihnya itu singkat lalu menghisap puting nya bergantian membuat Pete mengeliat karena air susunya selalu keluar saat ae melakukan itu.
Ae tersenyum kecil setelah menghentikan hisapan nya lalu menyelimuti Pete agar ia tertidur di samping nana.
Sementara ae sendiri segera bersiap karena rapat 15 menit lagi di mulai.






Tok!

Tok!

Tok!

Ketukan pintu kamar membuat tidur Pete terganggu ia melirik pintu tersebut karena seseorang menyelipkan selembar surat di bawah celah pintu.
Pete dengan rasa malas nya bangkit lalu memungut celananya yang tercecer di lantai dan memakainya kembali, sesaat Pete menatap nana yang masih pulas tertidur setelah nya barulah Pete berjalan kearah pintu dan meraih surat tersebut.
Pete membaca dengan teliti karena surat itu adalah undangan pesta untuk ae, sampai Pete memperhatikan nama si pemilik pesta membuat Pete mematung dan buru-buru membuka pintu berharap ia bisa menemukan orang yang mengantarkan surat tersebut.
Tapi sayang saat Pete keluar tidak ada seorangpun di lorong hotel mewah tersebut membuat Pete terdiam memandangi surat itu, cukup lama Pete berniat masuk ke dalam kamar seraya berbalik.

Bruukk!.

"Sattt!" Pekik Pete saat pantatnya harus mendarat di lantai karena benturan yang ia terima dari seseorang yang menabrak nya dari belakangan.

"Shiaa.. Maaf maaf aku tidak sengaja.. " Pria itu mencoba membantu Pete bangkit, karena Pete terburu-buru keluar dari kamar tidak menyadari jika kemejanya belum terkancing sempurna hingga kini terbuka, saat Pete mendongak pria tersebut tengah menelan ludah saat menatap dada berisi serta puting pink nya bahkan di sana tercetak nyata jejak-jejak merah kismrak hasil pergumulan dirinya dan ae.

"Aw.. Trimakasih..tidak perlu phi.. " Pete buru-buru menutupi dadanya lalu berdiri.

"Ini kamar mu..? "Pete mengangguk pelan mendengar pertanyaan pria yang tidak ia kenal itu .

" Oya namaku pruk.. Namamu siapa nong..? " Pete hanya tersenyum kecil, ia risih karena pria bernama pruk itu menatap nya tidak berkedip dari tadi bahkan matanya semakin nakal menyisir tubuh molek Pete karena ia hanya mengenakan celana ketat sebatas paha dan kemeja longgar tipis membuat semuanya terlihat sempurna.

"Errr nama ku Pete... Maaf sebelumnya Pete juga salah karena tidak melihat mu ada di belakang Pete.. " Pruk tanpa segan menepuk pelan pipi Pete membuat nya terkejut.

"Tidak apa-apa nong.. Santai saja na.. " Pete membalas sebisanya dengan senyum terpaksa karena pria itu semakin tidak sopan menatap nya.

"Err jika seperti itu Pete masuk na.. " Pamit Pete terburu-buru.

"Hey kau tidak mau mempersilahkan aku bertemu nong... " Pete membulat kan mata saat mendengar permintaan pruk.

"Ma_maaf phi.. Pete ada pekerjaan.. " Pete buru-buru masuk dan langsung menutup pintu lalu menguncinya tanpa peduli teriakan protes dari pruk di luar sana.

"Pria gila..! " Gerutu Pete kembali tiduran di ranjang menemani nana sembari menatap surat undangan pesta tersebut, hanya satu harapan Pete, ae tidak mengajak nya ke pesta itu agar kejadian kelam di masa lalu tidak lagi terulang.

𝕄𝕪 𝕊𝕝𝕒𝕧𝕖 (Mpreg) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang