Part 6

602 50 13
                                    

"Byun Baekhyun!" 

baekhyun menoleh mendapati sang ibu mertua Lee He Ji di ruang tamu rumahnya saat dia baru kembali dari rumah sakit. disana juga ada chanyeol dan seorang wanita duduk disebelahnya. 

baekhyun terdiam, merasakan sesak dan sakit. baekhyun tidak bodoh untuk tidak paham dengan situasi saat ini. hingga akhirnya baekhyun mengukir senyum tipis di bibir kecilnya. 

"ada apa, eommo.." 

"tidak perlu basa basi baek, lebih baik sekarang kau bersihkan dirimu. Setelah itu kembali kesini, ada yang ingin kami bicarakan dengan mu terkait pernikahan Rose dan chanyeol" 

Baekhyun tersentak di tempatnya berdiri. sementara chanyeol menatap istrinya dengan perasaan tak karuan. Hatinya merasa sesak melihat sang istri dengan tatapan sendunya. 

"Bagaimana pun kau masih istri chanyeol. aku masih menghargai keberadaan mu, dan aku akan membiarkan mu ikut untuk mempersiapkan semuanya" 

baekhyun tersenyum tipis dan mengangguk "baiklah eommonim, kalau begitu aku permisi ke kamar dulu" 

"jangan lama lama, kami membutuhkan saran mu juga" 

lagi lagi baekhyun hanya mengangguk sebelum akhirnya memilih untuk berlalu dari hadapan ketiga orang itu. diikuti chanyeol yang juga bangkit dari duduknya. 

"aku akan menyusul baekhyun sebentar" 

sebelum kemudian chanyeol berjalan cepat menyusul istrinya ke kamar mereka. baekhyun yang sudah di dalam hendak masuk ke kamar mandi untuk mandi sebelum tiba tiba tangan seseorang menghentikan langkahnya 

"baek..." baekhyun menoleh 

"apa yang kau lakukan disini? aku akan mandi sebentar" 

"maafkan aku" 

baekhyun terdiam menatap chanyeol penuh arti sebelum kemudian tersenyum tipis. sangat tipis sehingga tidak bisa di ukir jika itu adalah sebuah senyuman yang ada hanya rasa sakit yang terlihat. 

"wanita itu menjadi pilihan mu?" 

"Dia ... sekretaris sehun, manager di kantor mu kan?" 

"b-baek.." 

"jujur lah chan" baekhyun terdiam memberi jeda sebelum menlanjutkan "apa.. sebelumnya kau sudah berhubungan dengannya di belakangku?" 

"demi tuhan tidak! aku bahkan tidak mencintainya. aku bahkan tidak pernah berinteraksi dengannya. bahkan untuk mengantar berkas, kai yang selalu memberikannya pada ku. eomma  yang akhir akhir ini mendesak ku, dan menyarankan rose sekretaris sehun..''

"kau juga menginginkan seorang anak bukan?" chanyeol terdiam menatap dalam mata indah yang kini penuh luka itu. "bukan hanya eommonim, tapi kau juga menginginkannya. karena itu kau menyetujuinya" 

chanyeol menunduk "maaf.." suaranya terdengar lirih dan bergetar. sungguh, perasaannya sudah tidak berbentuk sekarang dan sangat hancur. 

baekhyun dengan segala kesabarannya tersenyum dan mengangguk, menatap mata sang suami dengan lembut.

"tidak apa chan, aku mengerti... pergilah, jangan membuat eommonim dan calon istrimu menunggu. aku mandi dulu dan menyusul kalian" 

baekhyun hendak berbalik ingin menuju ke kamar mandi di kamar itu, namun lagi lagi langkahnya terhenti karena chanyeol menahannya. 

"yang harus kau tau dan kau yakini adalah aku menikahi rose hanya untuk seorang anak. aku bersumpah, tidak ada wanita lain selain dirimu. aku hanya mencintai mu, dan.." 

chanyeol menghentikan ucapannya saat baekhyun berbalik menatapnya dengan pahatan kekecewaan di wajahnya dan mata yang berkaca kaca itu. 

"jangan katakan bahwa kau mencintaiku, ketika kenyataannya kau sanggup melakukan ini pada ku chan" 

baekhyun terdiam cukup lama sebelum kemudian air mata itu menetes begitu saja "itu menyakiti ku chan" 

chanyeol diam tidak tau harus mengatakan apalagi. baekhyun melangkah pergi sebelum melepas genggaman chanyeol pada tangannya pelan dan meninggalkan chanyeol yang sedang terdiam dengan perasaan kalutnya. 

selama menikah dengan baekhyun, inilah untuk pertama kalinya chanyeol melihat air mata itu jatuh membasahi pipi sang istri yang penyebabnya adalah dia sendiri. chanyeol sudah menyakiti wanita baik yang dia cintai itu. 

saat itu juga dapat chanyeol dengar isak tangis wanita yang berada di dalam kamar mandi itu. perasaan chanyeol semakin merasa sesak melihat sang istri harus melepaskan semuanya sendiri. 

chanyeol ingin memeluk tubuh itu memberi ketenangan, tapi chanyeol sadar jika itu percuma karena dia sudah lebih dulu memberi luka pada hati wanita itu. 

sementara di dalam sana, wanita itu memukul mukul dadanya yang terasa sesak karena sakit yang tidak terlihat. air matanya yang selama ini dia tahan, terluap hari ini tanpa sang suami menenangkannya. 

(^_^)

setelah membersihkan diri dan mengganti pakaiannya, baekhyun menatap dirinya di cerimin besar di kamar itu sembari terus berusaha mengukir senyum. 

setelah beberapa saat berusaha menenangkan dirinya, baekhyun melangkah keluar dari kamarnya untuk menuju ruang tamu menemui ibu mertua, suaminya, dan eerrmm calon madunya. 

"maaf aku lama eommonim" 

ujar baekhyun kemudian mengambil posisi duduk di single sofa tepat di hadapan suami dan calon istri suaminya. baekhyun terus mengukir senyum di bibirnya. 

"kau rose bukan?" 

tanya baekhyun lembut tetap saja terus memamerkan senyuman tipisnya dan di balas anggukan oleh gadis itu, sementara chanyeol hanya menunduk tidak sanggup menatap baekhyun. 

"eoh, eommonim. apa yang perlu aku bantu?" 

kemudian mereka semua membahas tentang konsep pernikahan dan pernak pernik segala hal yang di rasa perlu untuk pernikahan suaminya. 

sepanjang obrolannya tidak ada yang special, baekhyun yang selalu melontar senyum menjawab dan memberi saran kepada ibu mertuanya yang terus menatapnya tidak suka. 

hati baekhyun terus saja terasa tercabik cabik saat pujian terlontar dari ibu mertuanya untuk rose calon istri suaminya dan merasa sakit karena sebentar lagi dia akan berbagi suami dengan wanita lain. 

baekhyun menatap setiap inci 3 orang yang kini duduk di hadapannya, dua wanita yang jelas bahagia dan satu laki laki yang terus menunduk entah kenapa. 

"chan, kau kenapa? apa kau ada saran untuk gaun calon istrimu?" tanya baekhyun mengajak chanyeol berbicara. 

chanyeol menatap baekhyun yang sedang tersenyum kepadanya, membuat hati chanyeol lagi lagi sakit melihat senyum palsu itu. 

"chan, tersenyumlah. sebentar lagi kau akan menikah dan memiliki anak. jangan di tekuk seperti itu" 

bahkan wanita itu masih saja berusaha menghibur suaminya agar tidak merasa bersalah lagi. di lain sisi hatinya yang sakit dia juga akan ikut sedih melihat suaminya terpuruk seperti sekarang ini. 

To be Continue 

HELLO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang