Part 12

575 51 10
                                    

"eomma! aku tidak akan pergi" 

chanyeol kesal karena He Ji terus memaksanya untuk pergi berbulan madu dengan rose. dia melirik ke ke depan sekilas, dimana rose tengah tersenyum harap menatap nya. 

chanyeol tentu paham bahwa gadis itu sangat mengingin kan hal ini, bahkan ini lah yang dia idam idam kan. 

chanyeol sendiri bingung, hati nya menolak untuk melakukan ini karena istrinya baekhyun akan terluka. tapi He Ji terus saja memaksa yang mana chanyeol lagi lagi tak bisa memberikan penolakan pada ibunya. 

terlepas chanyeol mau menampung rose dirumahnya, bukan berarti dia menjadi milik rose seperti suami istri pada umumnya. rose hanya untuk menghadirkan anak di keluarganya. 

chanyeol tidak ingin hubungan dan Baekhyun rusak hanya karena rose, dan juga antara nya dan rose itu tidak ada perasaan sedikitpun. 

"chan, tidak apa. pergilah" 

kali ini baekhyun yang bersuara, dia mengizinkan suaminya untuk berbulan madu bersama wanita lain. baekhyun tersenyum mengangguk kecil saat chanyeol melirik ke arahnya. 

"tidak baek, aku tidak akan pergi dengan wanita itu. kecuali kau ikut..." 

"lee chanyeol!" 

He Ji meninggikan suaranya tak terima dengan keputusan konyol chanyeol. "tidak! baekhyun tidak akan ikut, hanya kalian berdua saja! hanya kau dan Rose" He Ji menekan setiap kata yang dia ucapkan. 

"eomma...." 

"chan, sudahlah.. aku tidak apa, pergi lah hmm?" 

Baekhyun tersenyum, meyakinkan suaminya bahwa dia tidak apa apa. Tetapi chanyeol tau lagi lagi dia menyakiti perasaan istrinya.

" Eomma tidak mau tau, kau dan rose harus berangkat besok pagi"

Setelah mengatakan itu, He Ji berdiri dari duduknya. "Eomma harus pulang sekarang, jangan lupa bereskan barang barag kalian. Besok pagi eomma tunggu di Air Port"

Chanyeol benar benar geram karena ibunya yang terus memaksa semua keinginannya, sementara rose? Ah tentunya dia senang sekarang karena dia akan pergi berdua dengan chanyeol.

(❁'◡'❁)

Setelah He Ji pulang dan mereka makan malam, baekhyun sekarang membantu chanyeol membereskan semua keperluannya selama liburan nanti bersama rose.

Kata siapa baekhyun tidak sakit hati, tentunya lagi lagi hati itu remuk untuk kesekian kalinya. Tapi baekhyun bisa apa selain tersenyum dan membiarkan semuanya berjalan sebagaimana mestinya.

Chanyeol hanya menatap sendu ke arah baekhyun yang cekatan menata rapi semua keperluannya di dalam koper. "Sayang... " Chanyeol berdiri dari duduknya dan mendekat ke arah baekhyun

"Iya chan, kau butuh sesuatu?" Baekhyun menjawab tanpa menoleh ke arah chanyeol karena fokus dengan pekerjaan menata pakaian ke dalam koper. "Apa kau yakin tak apa?"

Pertanyaan chanyeol membuat baekhyun menoleh, pertanyaan macam apa itu. Bukan kah chanyeol tau jika hati baekhyun sedang sakit sekarang? Apa dia sedang berpura pura bodoh?

Baekhyun tidak menjawab dan kembali fokus pada pekerjaannya "chan, besok di sana jangan lupakan vitamin mu hmm? Dan juga jangan terlalu lelah"

Chanyeol menarik tangan baekhyun yang terus saja bekerja dengan koper koper sialan itu. Hingga kini baekhyun berdiri tegap di depan chanyeol yang menatap dengan tatapan sulit di artikan.

"Baekhyun!"

Baekhyun mendongak menatap chanyeol dengan mata berkaca kacanya, chanyeol menarik lengan baekhyun dengan kuat. Tapi sungguh dia tidak merasakan sakit sedikit pun.

"Jika kau tidak baik baik saja, kenapa kau membiarkan aku dan dia pergi?"

Lagi lagi baekhyun membuang nafas beratnya, melepas perlahan tangannya dari genggaman chanyeol. Tangan itu beralih mengelus rahang tegang sang suami, kemudian tersenyum

"Aku baik baik saja chan"

chanyeol memejamkan mata erat. bukannya tidak suka, hanya saja dia merasa bersalah karena terus menyakiti perasaan istrinya yang dia cintai itu. 

"baekhyun, berhentilah berbohong. aku tau kau tidak baik baik saja" lagi lagi baekhyun menghela nafas lagi. 

"chan, lantas aku harus apa? apa aku harus melarang mu ikut kemauan ibu mu? chan, jangan seperti ini huh. ini lebih menyakiti ku" 

"baek, kau bisa menolak keinginan eomma jika memang kau tak suka" 

"chan, aku tidak ada artinya di mata eomma, jadi apapun yang aku katakan tidak akan bernilai untuknya" 

mata baekhyun memanas menahan cairan bening yang sudah tergenang di pelupuk matanya sudah siap untuk meluap dari tempat persembunyiannya itu. 

"chan, sekarang istirahatlah. tidak usah membahasnya lagi hmm? aku akan menyelesaikan pekerjaan ku sedikit lagi" 

baekhyun beranjak dari hadapan chanyeol dan kembali ke koper di atas kasurnya. chanyeol terdiam tidak tau harus melakukan apa selain mengikuti perintah baekhyun untuk istirahat. 

chanyeol merebahkan tubuhnya di kasur, dan menghadap ke arah baekhyun yang masih terus fokus dengan koper koper itu. tatapan sendu chanyeol itu menangkap buliran bening itu jatuh dari pelupuk mata istri cantiknya. 

"b-baek.." 

"tidurlah chan, aku tidak apa apa. nanti aku akan menyusul" 

mendengar suara datar dan aura dingin baekhyun membuat chanyeol bungkam. namun tidak lama kemudain baekhyun siap dengan pekerjaannya. "b-baekhyun-ah, mianhe" 

"chan, geumanhe. jangan meminta maaf, kau sudah memulainya jadi tidak ada gunanya kau terus meminta maaf pada ku" 

kesabaran baekhyun mulai habis karena chanyeol terus saja meminta maaf padanya. baekhyun bukannya tidak suka, hanya saja dia tidak ingin membuat suaminya itu merasa bersalah. 

"jika dari awal kau sudah memulai, kau harus menjalani sebagai mana mestinya. dan berhenti bersikap bodoh seakan kau tidak mengerti semuanya" 

"itu semakin membuat ku terluka, karena pada nyata nya kau tau berbagi sesuatu yang kita cintai dengan orang lain itu bukan suatu kebahagiaan. dan aku yakin kau sangat paham itu" 

"kau ingin memiliki anak kan? yasudah besok kau harus pergi dengan rose." 

baekhyun naik perlahan ke atas ranjang, dan merebahkan tubuhnya di sebelah chanyeol menatap langit langit kamarnya dengan tatapan kosong. 

"dan juga argumen ku tak berguna bagi eomma, karena baginya aku hanya menantu yang tidak berguna sama sekali" 

baekhyun memiringkan tubuhnya membelakangi chanyeol yang kini beralih menatapnya. lagi lagi satu aliran bening itu meluap dari tempatnya tanpa permisi. 

lagi lagi baekhyun harus menangis tanpa suara sembari terus membekap mulutnya agar suara isakannya tidak terdengar oleh chanyeol. tapi baekhyun salah karena sekarang chanyeol sedang menatap punggung bergetar itu. 

air bening itu juga ikut meluap dari mata chanyeol, hati nya ikut sakit melihat wanita yang dia cintai menangis dan terluka karena dirinya sendiri, karena ketidak tegasannya sebagai pria yang sudah dewasa. 

chanyeol mengakui bahwa semua berawal memang dari nya yang juga sangat menginginkan anak dan berakhir menyakiti wanita sebaik baekhyun. chanyeol mendekat ke arah baekhyun, dan memeluk wanita itu dari belakang dan mencium pucuk kepala itu lama. 

"selamat malam sayang.." ujar chanyeol mengeratkan pelukannya pada tubuh baekhyun yang tentu saja masih terisak. meskipun baekhyun menahannya, chanyeol tidak tuli untuk tidak mendengar isakan kecil menyakitkan itu. 

To be Continue 

HELLO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang