Curhat

135 21 3
                                    

Hampir sembilan bulan berada di salah satu belahan benua biru dimana salah satu mantan presiden Indonesia pernah menimba ilmu dan merajut tali kasih dengan separuh jiwanya aku mulai merasa aneh dengan diriku delapan setengah bulan lebih aku tak pernah bisa terlelap sempurna . Bukan hanya sisi ranjang disebelahku yang terasa kosong dan sepi tapi hatiku jauh lebih sepi ia Lyra tak ada Lyra disini . Makhluk yang sejak lama selalu ada bahkan beberapa tahun ini mengisi sisi kosong ranjangku dan kini berada jauh dariku.

Lyra dulu selalu bermain denganku waktu kecil ia selalu bilang kita akan terus bermain walau sudah besar . Kita akan main bola kita akan main petak umpet trampolin main ayunan main apapun . Anak itu juga sangat suka buku . Buku apapun dibaca bahkan paling ekstrim ia masuk ruang kerja ayahnya dan membaca semua isi map laporan kerja ayahnya karena buku cerita sudah habis dibaca . Anak itu senang sekali berpuisi . Dulu ketika pertama kali belajar menulis puisi akulah yang dipaksa membaca karyanya ya meski mungkin bagus tapi aku tak suka puisi tapi selalu dijejali puisi olehnya. Aku hanya manggut -manggut dan berkata" bagus -bagus " walau aku tak mengerti .Semuanya ku lakukan agar ia tersenyum dan tak ku sangka anggukanku membawa hasil ia menjadi sangat senang berpuisi dan baru minggu lalu ia bilang bahwa ia akan menelurkan buku antologi puisi pertamanya yang sudah ia mimpikan sejak kami masih berada dibangku SMP.

Bercerita lagi tentang kesepianku disini dan ya aku sangat khawatir pada bayi kecil dalam perut Lyra. Lucu sekali pasti dan sedihnya aku tak bisa pulang dan melihat si Lucu itu. Si Lucu itu adalah hadiah dari Allah untuk kami berdua . Aku sama sekali tak menyangka Lyra yang dulu dengan bandan mungil lalu banyak bicara dan suka bermain itu sekarang membawa makhluk kecil didalam perutnya tentu sangat berat dan lelah . Kata bunda Lyra sering sakit dan gampang lelah rambutnya rontok giginya sering ngilu ia jadi sedikit gemuk dan perutnya semakin besar sekarang ia juga sering ketika videocall mengajaku bicara dengan si Lucu tapi ia tak sedikitpun mengeluh seperti laporan bunda padaku . Ia hanya bercerita kalau si Lucu sering lapar dan membuatnya semakin gemuk saja .

Lyra sekarang berubah ia tak banyak bicara , sangat senang tersenyum tak pernah lagi marah -marah dan sesekali berpesan "jangan lupa shalat"

Dia jadi sosok yang sangat dewasa kalau dulu aku yang sering melarangnya ini itu tapi sekarang terbalik .

Sifat dan perilakunya kini hampir sama seperti bunda dan aku tak pernah berpikir Lyra akan berubah sejauh ini. Dulu ketika masih kecil ia pernah berkata bahwa ia akan terus lompat -lompat di trampolin dan main bola bersamaku sampai kita besar nanti dan ia bohong .

Sejak usia kami mulai remaja ia sudah jarang mau diajak main bola ia lebih suka memasak terutama sejak ikrar pernikahan mendadak malam itu Lyra jadi tak pernah lagi bermain bola dan apapun lagi walaupun aku memaksa ia beralasan sakit perut lah... mager lah.. belajar lah.. pernikahan itu membuatnya benar- benar menjadi seorang wanita tapi aku tetap suka karena ia menjadi cantik sekali ia tak pernah marah dan menyebalkan seperti yang lain ia selalu senyum kalau aku bercerita aku sedang ada masalah ia selalu bilang "udah senyumin aja "
kalau sedang belajar bersama ia selalu membawa susu hangat yang bahkan bunda terakhir kali membuatkannya saat kelas tiga SD selebihnya aku dibuatkan oleh pembantu .

Lyra adalah orang paling menyenangkan jika diajak curhat tapi tidak untuk masalah yang satu ini . Ya Lyra selalu beralasan sibuk jika aku bercerita tentang teman perempuan ku ya pacar bukan sekali dua seperti ini tapi setiap kali dari semenjak pertama kali berpacaran .

Tapi anehnya sekarang saat aku tak ingin dekat dengan siapapun saat pikiranku hanya tentangnya dan si Lucu ia malah bertanya tentang perempuan lain . Aku tau aku pernah bilang bahwa kita tak bisa selamanya dan akan bertemu cinta sejati dan itu salah apa yang ku katakan adalah salah perasaanku untuk Lyra semakin dalam saat berjauhan begini dan aku tak ingin berpisah tapi sepertinya ia berusaha menjauh karena perjanjian itu dan aku belum tau bagaimana caranya bicara aku bingung aku tak mau ia jauh dariku.

Ah.. bodoh kenapa aku harus mengatakan hal itu dulu dan membuatnya menjadi jauh sekarang .

Bahkan aku kini sudah hampir mati rasanya karena seminggu ini ia selalu banyak alasan agar tak usah videocall denganku .

Bersambung....

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
VERMISSE( Ongoing )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang