chapter 17 time

146 12 2
                                    

Chanyeol mendudukan seulgi di kasurnya.
"oppa apa yang akan kita lakukan" seulgi agak gemetar.

Chanyeol tidak menjawab dia hanya menatap seulgi, membuat seulgi gugup.
Chanyeol segera mendekat dan mulai menciumi leher seulgi, seulgi seakan tidak bisa melawan membiarkan chanyeol menjelajahi dirinya.

Tangan chanyeol mulai mengarah ke dada seulgi.
"oppa aku belum siap" seulgi bersuara.

Chanyeol berhenti.
"kembalilah ke kamar mu" chanyeol
"tapi oppa" seulgi
"ku bilang kembali selagi aku masih bisa menahan" chanyeol

Seulgi segera berdiri membetulkan bajunya dan keluar dari kamar chanyeol.
Alangkah terkejutnya seulgi saat melihat ada jimin yang melihatnya keluar dari kamar chanyeol.

Mata jimin tertuju ke leher seulgi yang terlihat ada bekas ciuman chanyeol, menyadari jimin melihatnya seulgi berusaha menutup lehernya.

"noona aku tidak menyangka kalau kamu ternyata wanita seperti ini" jimin.
"apa maksud mu" seulgi
"kau sendiri pasti paham kan wanita macam apa yang keluar dari kamar pria semalam ini dan ada sebuah bekas dilehernya" jimin.
"jangan ikut campur urusan ku" meninggalkan jimin.

Jimin hanya berdiri mematung.
"begini kah seulgi noona wanita yang ku sukai yang selalu ku bela bahkan karena membelanya kini aku kehilangan teman Rose dan jungkook yang sekarang memusuhi ku" jimin bicara sendiri sambil menggemgam tangannya.

Chanyeol mengetahui ada jimin di luar, dia hanya tersenyum puas.
"bagaimana jimin rasanya patah hati, rose setidaknya hanya ini yang bisa aku lakukan untuk mu" chanyeol tersenyum puas.

Pagi hari lisa dan jungkook berada di rooftop kost, lisa menceritakan semua tentang rose.

"tidak mungkin aku tidak percaya" jungkook
"tapi itu semua benar rose menyukai mu" lisa
"tapi aku hanya menganggapnya sahabat" jungkook
"jungkook apa kamu tidak kasihan dengan rose dia baru saja mengalami patah hati karena jimin oppa, apa kamu mau menyakitinya juga" lisa

"mau mu aku harus bagaimana" jungkook bingung
"berkencanlah dengan rose" lisa
"apa kau sudah gila itu tidak mungkin" jungkook terkejut
"kenapa jadi tidak mungkin" lisa
"karena aku" jungkook tertunduk
"berpura-puralah menyukai rose hanya untuk sementara" lisa

"sampai kapan aku harus berpura-pura" jungkook
"sampai kau menyukainya sungguhan, aku yakin pada akhirnya kalian akan saling menyukai" suara lisa agak berat
"lisa dengarkan aku" jungkook
"cobalah dulu" lisa
"lisa kubilang dengarkan aku dulu" jungkook
"aku yakin kalian akan jadi pasangan yang serasi" lisa
"lisa ku bilang" jungkook mulai tidak sabar
"bukankah rose gadis yang cantik kau beruntung jika berkencan dengannya" lisa

Tiba-tiba jungkook mencium bibir lisa membuat lisa terkejut dan segera melepaskannya.

"apa yang kamu lakukan" lisa
"kau sudah mengerti kan kenapa aku tidak bisa menerima rose" jungkook

Lisa hanya bisa menunduk.
"lisa aku menyukai mu aku serius" jungkook memegang tangan lisa
"kita tidak boleh begini" lisa memalingkan wajah dari jungkook
"kenapa tidak boleh" jungkook
"aku hanya orang baru disini tidak mungkin aku merebut mu dari rose" mata lisa mulai berair.

"lisa aku serius dengan mu, berkencanlah dengan ku"mata jungkook mulai berair.
Seketika lisa memeluk jungkook.

"sejujurnya aku juga menyukai mu, tapi tidak mungkin kita bersama" lisa menangis
"kenapa tidak mungkin" jungkook
"aku kasihan pada rose" lisa
"rose hanya sahabat ku tidak lebih" jungkook
"dia juga sahabat ku, aku tidak mau melihatnya patah hati untuk yang kedua kalinya" lisa menangis
"kalau itu mau mu, kalau memang rose yang menghalangin kita" jungkook melepas lisa dan segera bergegas turun dari rooftop kost, dengan penuh emosi.

"jungkook kamu kemana" lisa mengejar jungkook, dia khawatir jungkook melakukan sesuatu terhadap rose.

Kebetulan hari minggu para penghuni kost sedang bekerja sama membersihkan halaman kost yang sudah banyak ditumbuhi rumput liar.

"lisa dan jungkook kemana sieh enak saja mereka malas-malasan sementara yang lain bekerja" nayeon menghitung setiap kepala dan kesal karna tidak melihat jungkook dan lisa
"unnie kamu juga dari tadi hanya jadi mandor" protes tzuyu.
"aku pemilik tempat ini ya bebas, kamu juga dari tadi hanya duduk saja" nayeon memukul kepala tzuyu.
"aduh sakit bodoh" tzuyu

Sementara irene sedang memperhatikan jin dan jisoo yang sedang membersihkan rumput bersama, mereka tampak sangat dekat membuat irene merasa cemburu.

"wah seperti ada yang sudah berbaikan" tegur nayeon melihat jin dan jisoo.
"ia dong kan kalian tau sendiri kalau jin tidak bisa tanpa jisoo dan jisoo tidak bisa tanpa jin, kalian semua bilang kan kami mirip" jin
"oppa bicara apa sieh" jisoo tampak malu

"benar kalian sangat mirip tapi lebih cocok jadi saudara kembar ketimbang sepasang kekasih" irene ikut bicara
"unnie kami juga tidak ada apa-apa kok hanya berteman" jisoo
"iya tapi akan" jin, kata-kata jin membuat jisoo wajah jisoo memerah karena malu.
"aduh romantisnya aku juga mau dong yang kaya jin oppa" tzuyu

"apa panas" jin melindungi jisoo dari cahaya matahari.
"oppa ah dilihat yang lain" jisoo malu
"heh kalian mau kerja atau pacaran, tolong liat kondisi yang lain lagi kerja bakti kalian sibuk mesra-mesraan" tegur irene dengan nada tinggi membuat jin dan jisoo terdiam.

"irene unnie kenapa sieh" tzuyu aneh melihat irene marah-marah
"kesetanan kali" jawab nayeon asal

Jimin melihat rose, dia ingin berbaikan dengan rose dan jungkook.
"rose jungkook mana kok gak keliatan" jimin menegur rose.
"gak tau" jawab rose singkat tanpa memperhatikan jimin, rose masih sibuk dengan pekerjaannya
"masih tidur kali tu anak ya wkwkwkwkwk" jimin mencoba akrab namun rose mengacuhkannya
"apa perlu ku bantu rose" jimin
Rose tidak menghiraukan jimin membuat jimin hanya diam disamping rose dan menggigit bibirnya.

Tiba-tiba jungkook datang dengan diikuti lisa.
"ini mereka unnie" tzuyu
"heh jungkook ayo bantu noona dan hyung mu enak saja kamu malas-malasan sementara kami disini bekerja panas-panasan" nayeon menegur jungkook.

Namun jungkook mengacuhkannya wajahnya tampak serius, segera dia berjalan ke arah rose.
Rose yang melihat jungkook tersenyum
"akhirnya kamu bangun juga dasar pemalas" tegur rose.

Jungkook berdiri di depan rose, melihat wajah jungkook yang tidak seperti biasanya membuat rose bingung.
"ada apa kamu sakit" tanya rose.
"berkencanlah dengan ku" jungkook menatap rose.
"apa" rose terkejut

Lisa dan para penghuni kost terkejut mendengar perkataan jungkook, semua penghuni kost melihat ke arah rose dan jungkook.
Nayeon hanya bisa terkejut dengan mulut terbuka.

"apa kau tidak mendengar ku bilang berkencalah dengan ku" jungkook
"tapi kenapa tiba-tiba begini" rose bingung
"cukup jawab ya atau tidak" jungkook

Rose tidak bisa menjawab wajahnya mengekspresikan kebingungan.
Tanpa basa basi jungkook mencium bibir rose.
"astaga" nayeon terkejut
Sementara tzuyu hanya bisa menelan salivanya.

Jungkook terus mencium bibir rose, rose yang awalnya diam akhirnya menerima ciuman jungkook, rose bagai kehilangan kesadarannya kalau mereka sedang diperhatikan penghuni kost yang lain.
Jungkook dan rose terus berciuman sementara lisa melihat mereka, jimin hanya bisa terdiam sedang chanyeol hanya bisa mengepalkan tangannya.

Rose melepas ciuman jungkook.
"ku anggap ini sebagai jawaban ia" jungkook
"berjanjilah selalu bersama ku" rose
"aku berjanji" jungkook
Rose segera memeluk jungkook

Tzuyu segera bertepuk tangan diikuti penghuni lain, lisa ikut bertepuk tangan meski hatinya terasa sakit, sementara rose tersenyum malu dan menyembunyikan wajahnya di dada jungkook, rose baru sadar kalau penghuni lain memperhatikan mereka.

Lisa memasuki kamarnya.
"ini cuma masalah waktu sampai aku bisa melupakan jungkook, aku yakin waktu akan menyembuhkan segalanya aku bahagia melihat rose dan jungkook, yah hanya saja mungkin aku perlu waktu untuk menyembuhkan hati ku" lisa bicara sendiri


Boarding House (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang